About

Friday, 30 October 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 10 PART 3

Romie memanjangkan kakinya ke depan dan melemaskan tubuhnya. Kiky masih memandangi Farhan dengan terus berharap agar kakanya cepat kembali seperti semula. “Saya penasaran bagaimana ada desa dibawah tanah seperti ini? Hal ini sangat unik dan tidak biasa” ucap Romie membuka pembicaraan. “Kalau kalian tahu tentang Tanaman Tuhan itu, kalian pasti tahu cerita yang menyelimuti tanaman tersebut” jawab Pak Krisna mulai bercerita. “Maksud bapak peristiwa racun yang menyebar disebuah desa dan mengakibatkan seluruh penduduk desanya meninggal?” ucap Romie menanggapi jawaban pak Krisna. “Iya betul” jawab Pak Krisna. “Tapi sebenarnya tidak semua penduduknya meninggal. Beberapa penduduk selamat setelah memakan tanaman tersebut” balas Pak Krisna. “Bukankah pada akhirnya para warga yang selamat itu meninggal juga setelah dua minggu berlalu?” tanya Kiky yang mulai tertarik dengan obrolan Romie dan Pak Krisna. “Tidak. Para warga yang selamat itu tidak meninggal. Para warga itu tetap hidup dan merekalah yang membuat desa ini” jawab Pak Krisna. Romie dan Kiky terlihat sangat terkejut dengan jawaban Pak Krisna. “Apa? Jadi desa ini dibuat oleh orang-orang yang selamat tersebut. Tapi kenapa? Kenapa mereka membuat desa ini?” tanya Kiky penasaran.
“Jadi ceritanya seminggu setelah kejadian itu, ada kabar angin yang mengatakan kalau perusahaan tersebut akan menyebarkan racun lagi di desa kami. Namun, Racun yang akan disebarkan bukanlah racun yang seperti sebelumnya. Racun yang akan disebarkan lebih kuat dari yang sebelumnya. Para warga pun jadi panik dengan adanya berita tersebut. Lalu mereka mencari cara untuk menyelamatkan diri mereka. Akhirnya mereka sepakat untuk pergi meninggalkan desa. Lalu mereka pergi ke hutan ini. Pada awalnya mereka masih bingung akan tinggal dimana. Mereka hanya berkemah di hutan ini dengan bahan-bahan seadanya dan mengandalkan yang ada di hutan ini untuk bertahan hidup. Sampai akhirnya saat mereka sedang mencari makan, salah seorang dari mereka tidak sengaja menemukan gua ini. Lalu mereka memeriksa gua ini apakah gua ini bisa digunakan untuk tempat tinggal atau tidak. Pada saat mereka memeriksa gua ini mereka menemukan Toru dengan kondisi yang sangat kritis. Tubuhnya terluka dimana-mana. Orang-orang dari desa kami dari dulu sudah pandai membuat ramuan herbal untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Kemudian para warga itu membuat ramuan untuk mengobati Toru. Dan akhirnya Toru pun sembuh dengan ramuan yang dibuat oleh para warga. Setelah itu para warga dan Toru menjadi sahabat dan akhirnya para warga tinggal di dalam gua yang dihuni oleh Toru” cerita dari Pak Krisna. Romie dan Kiky mendengarkan cerita Pak Krisna dengan seksama.
“Seminggu kemudian mereka mendengar ribut-ribut di dalam hutan. Salah seorang dari warga mencoba memeriksa keributan tersebut. Ternyata keributan itu berasal dari orang-orang perusahaan yang mencari para warga yang selamat. Para warga pun panik karena takut mereka akan ditemukan. Akhirnya mereka bersembunyi dibagian paling dalam gua ini dan berharap kalau orang-orang itu tidak akan menemukan mereka. Ternyata orang-orang itu menemukan gua ini. Lalu mereka mencoba memeriksa gua ini. Namun ketika akan memasuki gua ini, Toru menghadang mereka dan menyerang mereka. Orang-orang dari perusahaan itu pun langsung kabur karena ketakutan dan para warga pun selamat. Mereka sangat berterima kasih kepada Toru karena Torulah hidup mereka terselamatkan. Tak berapa lama setelah kejadian itu, mereka berpikir kalau tidak mungkin mereka terus hidup didalam gua seperti itu. Mereka membutuhkan rumah masing-masing. Akan tetapi tidak mungkin kalau harus kembali ke desa. Lalu salah seorang dari mereka mempunyai ide untuk membuat desa bawah tanah ini. Pada awalnya mereka berpikir itu adalah hal yang mustahil. Tetapi karena tidak ada pilihan lain akhirnya mereka tetap mencoba dan ternyata mereka berhasil membuat desa bawah tanah ini. Kemudian mereka memelihara Toru agar gua ini ada yang menjaga dan tidak ada yang mencurigai keberadaan desa ini” ucap Pak Krisna menyelesaikan ceritanya.
“Jadi begitu ceritanya. Orang-orang yang selamat itu ternyata tidak meninggal dan malah membuat desa ini” ucap Kiky dengan penuh kekaguman. “Jadi itu juga alasannya, ketua dengan yakin mengatakan kalau tanaman itu bisa menetralkan berbagai jenis racun tanpa terkecuali” ujar Romie. “Bukan hanya itu saja. Tapi ketua adalah salah satu dari orang-orang yang selamat itu dan dia juga orang yang tanpa sengaja memakan tanaman itu” ucap Pak Krisna. “Apa?” ucap Kiky kaget. “Kakek itu salah satu orang yang selamat. Kejadian itu kalau tidak salah terjadi sekitar lima puluh tahun yang lalu. Umur Kakek itu berapa tahun?” tanya Kiky. “Ketua berumur delapan puluh tahun” balas Pak Krisna. Kiky pun terdiam dengan pikiran-pikirannya. “Lalu apa jumlah warga yang ada didesa ini memang hanya sedikit?” tanya Romie. “Pada awalnya tidak. Ada sekitar dua puluh keluarga di desa ini sebelumnya. Akan tetapi banyak para remaja yang pergi ke kota untuk meraih cita-cita mereka jadi mereka meninggalkan desa ini. Dan akhirnya warga di desa ini hanya tersisa sembilan keluarga saja” jawab Pak Krisna. “Oh begitu” sahut Romie.
Mereka pun terus berbincang-bincang banyak hal. Satu jam kemudian kakek yang ternyata ketua desa itu masuk ke dalam rumah dengan membawa sebuah botol. “Sepertinya kalian asik sekali” ucap kakek itu dengan suara pelan. “haha… begitulah” jawab Romie. “Apakah ramuanya sudah selesai?” tanya Romie. “Sudah… ramuannya sudah jadi, ada didalam botol ini” jawab ketua desa itu. Romie senang mendengar hal itu. Kemudian ketua desa itu memberikan botol tersebut kepada Romie. “Terima kasih banyak pak. Saya tidak tahu harus membalas kebaikan kalian bagaimana” ucap Romie. “Ah tidak perlu. Saya senang kalau ramuan saya bisa menolong orang. Jadi kemampuan saya tidak sia-sia” balas ketua desa sambil tersenyum. “Saya juga ingin mengucapkan terima kasih karena kakek sudah menolong kaka saya. Saya tidak tahu harus bagaimana kalau sampai kakak saya meninggalkan saya” ucap Kiky. “Itu sudah menjadi kewajiban kakek untuk menolong gadis cantik, baik, pintar dan juga pemberani sepertimu” balas kakek itu tersenyum.
“Kalau begitu kami harus segera kembali” ucap Romie. “Loh… kalian beristirahat dulu saja disini. Besok pagi baru kembali” ucap Pak Krisna. “Kami sangat ingin sekali tapi kami tidak bisa karena teman kami kondisinya sudah sangat kritis dan kalau sampai terlambat disembuhkan dia akan meninggal. Kami hanya mempunyai waktu sampai besok pagi karena itu kami harus segera kembali” balas Romie. “Oh begitu. Bagaimana cara kalian kembali?” tanya Pak Krisna lagi. “Kami harus ke lapangan luas yang ada didekat hutan ini. Nanti kami akan menghubungi teman kami untuk menjemput kami dengan helikopter” jawab Romie. “Oh begitu. Kalau begitu akan saya antarkan karena sekarang sudah sangat gelap dan akan berbahaya kalau kalian jalan sendirian di dalam hutan itu” ucap Pak Krisna. “Terimakasih sekali pak” ucap Romie. “Oh iya adik ini tidak boleh bergerak dahulu sampai besok karena tubuhnya sangat lemah sekali. Dia akan kembali normal esok hari” ucap ketua desa. “Baik. Saya mengerti” balas Romie.
Mereka pun bersiap-siap pulang. Setelah seluruh persiapan selesai mereka berpamitan kepada Ketua Desa itu dan berangkat. Ketika berjalan menuju gua warga sekitar masih saja berbisik-bisik saat mereka melihat Romie, Kiky dan Farhan. Namun Romie dan Kiky tidak terlalu memperdulikan bisikan para warga. Mereka terus berjalan menuju pintu keluar. Setelah keluar dari pintu terlihat Toru masih berada di depan pintu menunggu kedatangan mereka. Kiky pun menghampiri Toru. “Terimakasih banyak Toru. Karena kamulah kakaku jadi tertolong. Kalau kamu tidak membawaku kemari aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kakaku. Aku sangat berterimakasih” ucap Kiky sambil memeluk Toru. Toru hanya meraung lalu menjilati wajah Kiky. “Semoga kita akan bertemu lagi. Aku sangat menyayangimu” ucap Kiky. Kemudian Kiky melepaskan pelukannya dan berjalan pergi meninggalkan Toru sambil melambaikan tangannya kepada Toru. Toru hanya diam melihat lambaian tangan Kiky.
“Tapi bagaimana bisa Toru membawa kita kesana ya?” tanya Romie heran. “Mungkin karena alat ini” jawab Kiky sambil menunjuk boneka beruangnya. “Maksudmu?” tanya Romie lagi. “Saat aku ingin berbicara dengan Toru ketika dia meraung-raung terus, aku lihat kalau alatku ini ternyata masih aktif. Jadi sepertinya Toru mendengar semua yang aku ucapkan karena itulah dia membawa kita ke desa itu” jawab Kiky. “Aku semakin senang dengan alat ini dan merasa sangat beruntung karena kakaku membuatkan alat ini. Kakaku memang hebat” ucap Kiky lagi. Romie hanya tersenyum mendengar ucapan Kiky. “Kalian sedang membicarakan apa?” tanya Pak Krisna yang tidak mengerti dengan obrolan Romie dan Kiky. “Ah tidak pak. Bukan apa-apa. haha” jawab Romie. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju lapangan luas yang berada dekat hutan tersebut.

Satu jam lamanya mereka menempuh perjalanan tersebut. Lebih cepat daripada saat mereka datang. Akhirnya mereka sampai di lapangan luas yang mereka tuju. “Akhirnya sampai juga” ucap Kiky lega. Romie segera menelpon Jendral. Setelah itu dia menghampiri Pak Krisna. “Bapak kembali saja pak. Kami sudah tidak apa-apa. Lagi pula ini sudah sangat malam” ucap Romie. “Baiklah kalau begitu saya langsung kembali saja” balas Pak Krisna. “Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas seluruh bantuan bapak. Maaf kami tidak bisa memberikan apa-apa” ucap Romie. “Tidak apa-apa. Saya juga senang bisa membantu. Semoga adik itu dan teman kamu cepat sembuh” balas Pak Krisna. “Iya pak terima kasih” balas Romie. Kemudian Pak Krisna pun meninggalkan Romie dan Kiky kembali ke desanya. Tiga jam kemudian helikopter yang menjemput mereka datang. Romie dan Kiky langsung masuk ke dalam helikopter dan mereka langsung kembali menuju Markas Besar Kepolisian.

0 comments:

Post a Comment