About

Friday, 9 October 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 5 PART 3

Raka mengajak Romie ke sebuah taman yang sama seperti pada saat Romie membawanya ketaman tersebut beberapa hari yang lalu. Suasana ditaman itu masih sama seperti saat Romie membawanya ke situ. Suasana yang teduh, tenang dengan udara yang sangat segar membuat pikiran menjadi tenang. Raka pun membawa Romie duduk di tempat yang sama saat Romie membawa Raka waktu itu.
“Udara disini memang segar” ucap Raka sambil berdiri meregangkan tangannya keatas. Romie tidak menghiraukannya dan dia langsung duduk. Wajahnya mencerminkan kalau dia masih kesal. “Bagaimana? apa perasaanmu sudah tenang?” tanyanya kepada Romie. Romie tidak menjawab. “Apa kau ingat tempat ini?” tanyanya lagi kepada Romie. “Tentu aku ingat. Aku sering melewati taman ini. Bagaimana mungkin aku lupa” jawab Romie ketus. “Maksudku, apa kau ingat ditempat inilah kau merubah cara berpikirku yang dahulu” jelas Raka. Romie tidak menjawab dan hanya diam. “Aku ingin melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan waktu itu. Aku tidak ingin melihatmu terus menerus murung seperti itu Rom” jelasnya lagi. “Cobalah untuk melawan rasa takutmu itu Rom. Aku yakin kau pasti bisa” pinta Raka. “Tidak bisa Ka. Kau tidak tahu seberapa mengerikannya hal itu bagiku” balas Romie tubuhnya mulai menggigil kembali mengingat kejadian kemarin. “Aku hanya ingin kau tahu Rom. Sekalipun seluruh keluargamu telah meninggal bukan berarti kau sendirian. Kau masih mempunyai teman yaitu aku. Aku hanya ingin kau berbagi kesedihanmu denganku. Jangan kau pendam sendiri. Aku ingin sekali membantumu Rom agar kau bisa kembali seperti dirimu yang dulu” ucap Raka.
“Aku takut Ka. Kejadian itu terlalu mengerikan buatku. Aku tidak tahu bagaimana caranya menghilangkan rasa takutku ini” ucap Romie. “Rasa takut itu menandakan kalau kau adalah seorang manusia biasa sama seperti yang lainnya. Rasa takutmu itu adalah sebuah kenangan yang berharga dimasa lalumu. Jadi mempunyai rasa takut itu adalah hal yang wajar sebagai seorang manusia. Kau tidak perlu menghilangkan rasa takutmu itu Rom. Yang perlu kau lakukan adalah melawannya. Cobalah untuk melawan rasa takutmu itu agar kau menjadi orang yang lebih kuat dan biarkan rasa takutmu itu hanya menjadi sebuah kenangan dan bukan untuk ditakuti” ucap Raka menasehati Romie. “Maksudmu aku harus merubah ketakutanku akan kematian menjadi sebuah kenangan? Apa kau gila?” balas Raka sedikit emosi. “Bukan begitu, maksudku rasa takutmu akan kematian, melihat mayat dan yang lainnya disebabkan oleh kejadian pembantaian keluargamu. Kau berpikir kalau kejadian pembantaian itu adalah hal yang sangat mengerikan. Jadi menurutku kalau kau bisa merubah pola berpikirmu dengan menganggap kejadian itu hanya sebuah kenangan pahit dimasa lalu dan tidak berpikir kalau kejadian itu adalah sebuah kejadian buruk yang mengerikan. Aku rasa ketakutanmu akan kematian akan hilang dengan sendirinya” jelas Raka lagi. “Mudah untukmu berbicara tapi aku yang melakukannya tidak semudah itu” balas Romie. “Aku tidak menyuruhmu untuk langsung merubah pola pikirmu Rom. Semua ada prosesnya aku tahu itu. Yang terpenting adalah kau mau mencobanya Rom. Jadi cobalah pelan-pelan merubah cara berpikirmu itu. Dan suatu hari aku yakin kau pasti bisa merubah cara berpikirmu itu walaupun butuh waktu lama” ucap Raka lagi sambil tersenyum. “Bagaimana?” tanyanya kepada Romie.
Romie mulai memikirkan kata-kata temannya itu, dia diam beberapa menit mencerna ucapan Raka tadi. Tak lama dia menarik napasnya dalam-dalam kemudian membuangnya secara perlahan. Tubuhnya terlihat normal sudah tidak menggigil lagi. Wajah pucatnya pun mulai menghilang. Kondisinya secara perlahan mulai normal seperti sedia kala. “Ucapanmu ada benarnya juga Ka. Baiklah aku akan mencoba” ucap Romie dengan tenang. Raka pun tersenyum lega mendengar ucapan sahabatnya itu.
“Nah sekarang masalah pemasangan chip…” Raka belum menyelesaikan kalimatnya namun Romie memotong. “Tidak mau Ka. Aku belum siap untuk dipasangkan chip itu” selanya. “Kau ini senang sekali memotong pembicaraan orang” ucapnya. “Tadi aku khan sudah bilang berkali-kali tidak akan ada orang yang memaksamu untuk memasangakan chip itu ditubuhmu Rom. Jendral malah mengkhwatirkan keadaanmu karena kau terlihat sangat shock kemarin dan tidak datang dipemakaman tadi. Dia mengatakan kalau dia tidak akan memaksamu untuk memasangkan chip itu ditubuhmu. Jadi kau bisa tenang” jelasnya. “Oh begitu” balas Romie lega.
Setelah itu Romie dan Raka terus berbincang-bincang membahas berbagai macam hal. hingga petang menjelang. Setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing. Raka sangat senang dan lega melihat kondisi Romie yang sudah mulai kembali seperti Romie yang dikenalnya.

0 comments:

Post a Comment