About

Friday, 9 October 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 5 PART 1

Chapter 5
“Pemasangan Chip yang Gagal”

Raka dan Romie mengobrol diperjalanan menuju ke gedung tua tempat dimana Yolland akan memasangkan chip kedalam tubuh anggota polisi yang terpilih. “Rom, apa orang-orang yang membunuh anggota keluargamu itu tertangkap?” tanya Raka membuka pembicaraan. “Tidak. Mereka berhasil melarikan diri” jawab Romie. “Kira-kira kenapa mereka membunuh keluargamu?” tanya Raka lagi. “Aku sendiri tidak tahu. Tapi menurutku orang-orang itu adalah orang-orang yang tidak menyukai ayahku karena ketika sedang bekerja ayahku sangat tegas. Dia akan marah besar kalau melihat anak buahnya tidak bekerja dengan benar. Selama kepolisian dipimpin olehnya kinerja para polisi sangat bagus. Ayahku bahkan mendapat penghargaan langsung dari Bapak Presiden karena gaya kepemimpinannya yang sangat bagus” jelas Romie. “Kalau begitu ayahmu orang yang hebat. Lalu kenapa ada orang yang tidak suka padanya?” tanya Raka penasaran. “Yah kan tidak semua orang akan menanggapi secara positif gaya kepemimpinan ayahku. Mungkin ada saja orang yang sakit hati karena perkataan atau perlakuan ayahku sehingga mereka jadi membenci ayahku” lanjutnya. “Kalau begitu apa …” belum selesai Raka melanjutkan kalimatnya tiba-tiba terdengar suara ribut dari gedung yang hendak mereka datangi. “Kau dengar itu?” tanya Raka. “Seperti suara Yolland. Ayo cepat kesana” ucap Romie.
Mereka pun bergegas menuju ke gedung itu. Dan ketika mereka masuk, mereka melihat Bapak Jendral, Yolland dan Valeno sedang panik. Mereka sibuk memeriksa kelima anggota yang terlihat sedang tertidur. “Ada apa ini pak?” tanya Raka kepada Bapak Jendral. “Sepertinya ada masalah setelah chipnya dimasukan ke dalam tubuh mereka” jawab Jendral panik. “Setelah chipnya dimasukan mereka bereaksi sama sepertimu. Namun setelah itu mereka tidak sadarkan diri sampai sekarang” lanjutnya. Raka mulai khawatir, dia takut terjadi hal yang tidak diinginkan.
Setelah memeriksa kelima anggota yang tidak sadarkan diri Yolland terduduk lemas dan Valeno terlihat bingung sambil memegang kepalanya. “Ada apa?” tanya bapak Jendral. Yolland tidak berbicara apa-apa dia masih terduduk dengan raut wajah yang lesu. “Mereka semua meninggal” jawab Valeno pelan. Bapak Jendral dan Raka terkejut mendengar ucapan Valeno. “apa kamu yakin Valeno?” tanya Bapak Jendral. “Yolland sudah memeriksa denyut nadi mereka saya pun telah memonitor detak jantung mereka dan hasilnya Yolland tidak bisa merasakan denyut nadi mereka dan monitorpun tidak menunjukan kalau jantung mereka masih berfungsi dengan kata lain mereka sudah meninggal” jawab Valeno. Bapak Jendral terdiam mendengar kelima anak buahnya meninggal. Kenapa hal ini bisa terjadi? bagaimana dengan keluarga mereka? Dan pertanyaan lainnya muncul dipikiran Bapak Jendral.
Sementara Raka, setelah mendengar ucapan Valeno dia langsung melihat ke arah Romie. Dilihatnya Romie dengan napas memburu seperti orang yang baru saja berlari kencang. Dengan wajah pucat dan mata terbuka lebar. Tubuhnya menempel ke dinding dan keringat keluar dari seluruh tubuhnya. Terlihat jelas Romie sangat ketakutan. Kemudian Raka berusaha menghampiri Romie namun belum sempat Raka menghampirinya Romie langsung lari keluar gedung itu lagi. Raka ingin mengejarnya namun dia berpikir Romie tidak akan mungkin bisa diajak bicara dengan kondisinya yang seperti itu. Jadi dia memutuskan untuk tidak mengejar Romie dan membiarkan Romie tenang dengan sendirinya.
Suasana digedung itu menjadi sunyi senyap semua orang terdiam. Sampai akhirnya Yolland bergumam “Bagaimana ini? penelitianku membunuh mereka. Aku telah membunuh mereka” ucapnya dan setelah itu dia menangis. Di depan monitor Valeno masih bingung memikirkan bagaimana hal itu bisa terjadi. Sedangkan Bapak Jendral masih terdiam menyandarkan tubuhnya ke dinding. Raka yang bingung dengan suasana yang aneh itu mencoba menghampiri teman satu profesinya yang sedang tertidur satu persatu. Dilihatnya wajah teman-temannya yang sudah menutup matanya untuk selama-lamanya.
“Bagaimana bisa? Kenapa bisa? Apa yang salah?” ucap Valeno tiba-tiba dengan nada kesal. Dia berpikir keras kenapa pemasangan chip tersebut bisa gagal. “Kalau dilihat dari hasil test seharusnya mereka bisa bertahan” gumamnya. “Karena hasil test mereka…… lebih…… baik……daripada…… Raka……” ucapnya lagi tapi kali ini dia sambil berpikir. Otaknya berputar mengingat kembali kejadian yang sudah berlalu. Kejadian saat dilakukan percobaan terhadap Raka. Dan setelah berpikir cukup lama dia menyadari sesuatu. “Aku mengerti sekarang” ucapnya. Mendengar ucapan Valeno, Bapak Jendral terbangun dari lamunannya. “apa yang kamu mengerti?” tanya Bapak Jendral kepada Valeno. “Sepertinya kita melakukan kesalahan yang fatal” jawabnya. “Kesalahan apa?” tanya Bapak Jendral lagi. “Kesalahan karena sudah menyimpulkan kalau mereka lebih baik daripada Raka” jawabnya lagi. “Maksudmu?” tanya Bapak Jendral penasaran. “Kita menyimpulkan kalau mereka lebih baik daripada Raka karena hasil test mereka mengatakan seperti itu. Tapi kita melupakan sesuatu. Sesuatu yang terjadi pada saat kita melakukan percobaan terhadap Raka” jelasnya. Raka dan Bapak Jendral mendengarkan dengan seksama penjelasan Valeno. Yolland yang sedari tadi menangis pun sedikit demi sedikit tangisannya mereda dan mulai mendengarkan penjelasan Valeno.
“Kalian pasti ingat kejadian saat Raka mengamuk setelah kita memasangkan chip di tangannya. Saat dia mengamuk saya dan Bapak Jendral kesulitan untuk menenangkan dia” tambahnya. “Memang apa hubungannya hal itu dengan kejadian ini?” tanya Bapak Jendral. “Kemungkinan Raka mempunyai kekuatan yang tersembunyi dan pada saat dia melakukan test dia tidak mengeluarkan seluruh kekuatannya karena itu hasil testnya rendah. Namun, pada saat dia mengamuk seluruh kekuatannya keluar tanpa dia sadari karena itulah saya dan anda sampai kewalahan saat memeganginya” jelasnya lagi. “Dan kalau dilihat sepertinya kekuatan Raka saat dia mengamuk memenuhi standar pemasangan chip ini karena itu dia bisa bertahan saat chip itu dipasangkan. Hal ini lah yang luput dari pertimbangan kita waktu itu sehingga kita salah membuat kesimpulan dan menyebabkan kejadian ini terjadi. Kita menyimpulkan kalau mereka lebih baik daripada Raka namun pada kenyataanya malah sebaliknya Raka lah yang lebih baik daripada mereka” tambahnya mengakhiri penjelasannya.


0 comments:

Post a Comment