Chapter 5
“Pemasangan Chip
yang Gagal”
Raka dan Romie mengobrol diperjalanan menuju
ke gedung tua tempat dimana Yolland akan memasangkan chip kedalam tubuh anggota
polisi yang terpilih. “Rom, apa orang-orang yang membunuh anggota keluargamu
itu tertangkap?” tanya Raka membuka pembicaraan. “Tidak. Mereka berhasil
melarikan diri” jawab Romie. “Kira-kira kenapa mereka membunuh keluargamu?”
tanya Raka lagi. “Aku sendiri tidak tahu. Tapi menurutku orang-orang itu adalah
orang-orang yang tidak menyukai ayahku karena ketika sedang bekerja ayahku
sangat tegas. Dia akan marah besar kalau melihat anak buahnya tidak bekerja
dengan benar. Selama kepolisian dipimpin olehnya kinerja para polisi sangat
bagus. Ayahku bahkan mendapat penghargaan langsung dari Bapak Presiden karena
gaya kepemimpinannya yang sangat bagus” jelas Romie. “Kalau begitu ayahmu orang
yang hebat. Lalu kenapa ada orang yang tidak suka padanya?” tanya Raka
penasaran. “Yah kan tidak semua orang akan menanggapi secara positif gaya kepemimpinan
ayahku. Mungkin ada saja orang yang sakit hati karena perkataan atau perlakuan
ayahku sehingga mereka jadi membenci ayahku” lanjutnya. “Kalau begitu apa …”
belum selesai Raka melanjutkan kalimatnya tiba-tiba terdengar suara ribut dari
gedung yang hendak mereka datangi. “Kau dengar itu?” tanya Raka. “Seperti suara
Yolland. Ayo cepat kesana” ucap Romie.
Mereka pun bergegas menuju ke gedung itu. Dan ketika
mereka masuk, mereka melihat Bapak Jendral, Yolland dan Valeno sedang panik.
Mereka sibuk memeriksa kelima anggota yang terlihat sedang tertidur. “Ada apa
ini pak?” tanya Raka kepada Bapak Jendral. “Sepertinya ada masalah setelah
chipnya dimasukan ke dalam tubuh mereka” jawab Jendral panik. “Setelah chipnya
dimasukan mereka bereaksi sama sepertimu. Namun setelah itu mereka tidak
sadarkan diri sampai sekarang” lanjutnya. Raka mulai khawatir, dia takut
terjadi hal yang tidak diinginkan.
Setelah memeriksa kelima anggota yang tidak sadarkan
diri Yolland terduduk lemas dan Valeno terlihat bingung sambil memegang
kepalanya. “Ada apa?” tanya bapak Jendral. Yolland tidak berbicara apa-apa dia
masih terduduk dengan raut wajah yang lesu. “Mereka semua meninggal” jawab
Valeno pelan. Bapak Jendral dan Raka terkejut mendengar ucapan Valeno. “apa
kamu yakin Valeno?” tanya Bapak Jendral. “Yolland sudah memeriksa denyut nadi
mereka saya pun telah memonitor detak jantung mereka dan hasilnya Yolland tidak
bisa merasakan denyut nadi mereka dan monitorpun tidak menunjukan kalau jantung
mereka masih berfungsi dengan kata lain mereka sudah meninggal” jawab Valeno.
Bapak Jendral terdiam mendengar kelima anak buahnya meninggal. Kenapa hal ini
bisa terjadi? bagaimana dengan keluarga mereka? Dan pertanyaan lainnya muncul
dipikiran Bapak Jendral.
Sementara Raka, setelah mendengar ucapan Valeno dia
langsung melihat ke arah Romie. Dilihatnya Romie dengan napas memburu seperti
orang yang baru saja berlari kencang. Dengan wajah pucat dan mata terbuka lebar.
Tubuhnya menempel ke dinding dan keringat keluar dari seluruh tubuhnya.
Terlihat jelas Romie sangat ketakutan. Kemudian Raka berusaha menghampiri Romie
namun belum sempat Raka menghampirinya Romie langsung lari keluar gedung itu
lagi. Raka ingin mengejarnya namun dia berpikir Romie tidak akan mungkin bisa
diajak bicara dengan kondisinya yang seperti itu. Jadi dia memutuskan untuk
tidak mengejar Romie dan membiarkan Romie tenang dengan sendirinya.
Suasana digedung itu menjadi sunyi senyap semua
orang terdiam. Sampai akhirnya Yolland bergumam “Bagaimana ini? penelitianku
membunuh mereka. Aku telah membunuh mereka” ucapnya dan setelah itu dia
menangis. Di depan monitor Valeno masih bingung memikirkan bagaimana hal itu
bisa terjadi. Sedangkan Bapak Jendral masih terdiam menyandarkan tubuhnya ke
dinding. Raka yang bingung dengan suasana yang aneh itu mencoba menghampiri teman
satu profesinya yang sedang tertidur satu persatu. Dilihatnya wajah
teman-temannya yang sudah menutup matanya untuk selama-lamanya.
“Bagaimana bisa? Kenapa bisa? Apa yang salah?” ucap
Valeno tiba-tiba dengan nada kesal. Dia berpikir keras kenapa pemasangan chip
tersebut bisa gagal. “Kalau dilihat dari hasil test seharusnya mereka bisa
bertahan” gumamnya. “Karena hasil test mereka…… lebih…… baik……daripada…… Raka……”
ucapnya lagi tapi kali ini dia sambil berpikir. Otaknya berputar mengingat
kembali kejadian yang sudah berlalu. Kejadian saat dilakukan percobaan terhadap
Raka. Dan setelah berpikir cukup lama dia menyadari sesuatu. “Aku mengerti
sekarang” ucapnya. Mendengar ucapan Valeno, Bapak Jendral terbangun dari
lamunannya. “apa yang kamu mengerti?” tanya Bapak Jendral kepada Valeno.
“Sepertinya kita melakukan kesalahan yang fatal” jawabnya. “Kesalahan apa?”
tanya Bapak Jendral lagi. “Kesalahan karena sudah menyimpulkan kalau mereka
lebih baik daripada Raka” jawabnya lagi. “Maksudmu?” tanya Bapak Jendral penasaran.
“Kita menyimpulkan kalau mereka lebih baik daripada Raka karena hasil test
mereka mengatakan seperti itu. Tapi kita melupakan sesuatu. Sesuatu yang
terjadi pada saat kita melakukan percobaan terhadap Raka” jelasnya. Raka dan
Bapak Jendral mendengarkan dengan seksama penjelasan Valeno. Yolland yang
sedari tadi menangis pun sedikit demi sedikit tangisannya mereda dan mulai mendengarkan
penjelasan Valeno.
“Kalian pasti ingat kejadian saat Raka mengamuk
setelah kita memasangkan chip di tangannya. Saat dia mengamuk saya dan Bapak Jendral
kesulitan untuk menenangkan dia” tambahnya. “Memang apa hubungannya hal itu dengan
kejadian ini?” tanya Bapak Jendral. “Kemungkinan Raka mempunyai kekuatan yang
tersembunyi dan pada saat dia melakukan test dia tidak mengeluarkan seluruh
kekuatannya karena itu hasil testnya rendah. Namun, pada saat dia mengamuk
seluruh kekuatannya keluar tanpa dia sadari karena itulah saya dan anda sampai
kewalahan saat memeganginya” jelasnya lagi. “Dan kalau dilihat sepertinya
kekuatan Raka saat dia mengamuk memenuhi standar pemasangan chip ini karena itu
dia bisa bertahan saat chip itu dipasangkan. Hal ini lah yang luput dari
pertimbangan kita waktu itu sehingga kita salah membuat kesimpulan dan
menyebabkan kejadian ini terjadi. Kita menyimpulkan kalau mereka lebih baik
daripada Raka namun pada kenyataanya malah sebaliknya Raka lah yang lebih baik
daripada mereka” tambahnya mengakhiri penjelasannya.






0 comments:
Post a Comment