Chapter 9
“Pertarungan di Hutan”
Jam
menunjukan pukul sebelas siang. Valeno, Romie, Farhan dan Kiky sedang dalam
perjalanan menuju markas besar kepolisian untuk menemui Jendral. Di markas
besar kepolisian Jendral sedang menunggu mereka dengan perasaan yang campur
aduk. Jendral mondar-mandir memikirkan berbagai hal. Dari mulai kekhawatirannya
terhadap kondisi Raka sampai perjalanan yang akan ditempuh oleh Romie. Tak lama
Valeno dkk sampai di markas besar kepolisian. Valeno memarkirkan mobilnya lalu mereka
semua turun dari mobil dan langsung menemui Jendral.
“Bagaimana
kondisi Raka?” tanya Jendral setelah bertemu dengan Valeno dan yang lainnya.
“Kondisinya masih sama. Tapi kondisinya akan semakin memburuk kalau kita tidak
cepat mengobatinya” jawab Valeno. “Sekarang apa rencananya?” tanya Jendral
lagi. “Romie, Farhan dan Kiky akan pergi ke hutan untuk mencari tanaman yang kemungkinan
bisa menyembuhkan Raka. Kita hanya
bisa berharap tanaman tersebut bisa menyembuhkan Raka” jawab Valeno. “Apa kamu
yakin mengirim kedua anak kecil itu. Saya tahu mereka hebat tapi apa tidak
berbahaya mengirim mereka kehutan seperti itu?” tanya Jendral. “Mereka tidak
akan apa-apa. Saya yakin” jawab Valeno meyakinkan. “Baiklah kalau begitu” balas
Jendral. Lalu Jendral melihat ke arah Romie, Farhan dan Kiky “Apa kalian tidak
apa-apa hanya pergi bertiga? Kalau kalian mau saya bisa mengirimkan anggota
polisi yang lain untuk menemani kalian” ucap Jendral menawarkan bantuan. “Tidak
perlu pak. Kami bertiga saja sudah cukup” jawab Romie dengan yakin. “Ya sudah
kalau begitu ayo kita ke helikopter” ajak Jendral. Lalu mereka semua menuju ke
tempat helicopter berada.
Dibelakang
kantor polisi itu ternyata terdapat lapangan yang cukup luas. Di tengah-tengah
lapangan itu terdapat helikopter yang
akan dipergunakan oleh Romie, Farhan dan Kiky. Ketika sampai disana, helikopternya
sudah dinyalakan dan siap untuk berangkat. Sebelum mereka berangkat Valeno
memberikan pesan kepada mereka “Kalian harus cepat kita tidak punya waktu lama.
Terlambat sedikit saja maka Raka tidak akan bisa diselamatkan. Waktu kalian
hanya sampai besok pagi” pesan Valeno. Romie, Farhan dan Kiky mengangguk tanda
mengerti. Setelah itu Romie, Kiky dan Farhan masuk ke dalam helikopter. Dan
mereka pun berangkat.
Tak
banyak yang bisa mereka kerjakan selama tiga jam perjalanan. Romie
mengistirahatkan tubuhnya karena dia masih merasa lelah. Sedangkan Farhan
memeriksa lagi yoyonya untuk memastikan kalau yoyonya dalam kondisi yang baik
dan siap digunakan kapanpun. Kiky yang tidak tahu akan melakukan apa
bermain-main dengan boneka beruangnya. Tak terasa tiga jam pun berlalu. Mereka
sudah sampai ditempat tujuan. Pilot helicopter itu dengan hati-hati menurunkan
helikopternya di sebuah lapangan yang besar. Setelah helikopter tersebut
mendarat Romie, Kiky dan Farhan turun dari helikopter. “Kalau kalian sudah
selesai dengan urusan kalian segera hubungi Jendral. Aku akan menjemput kalian
lagi disini” ucap si pilot. “Oke aku mengerti” balas Romie. Lalu si pilot
menerbangkan lagi helikopternya dan dia kembali ke markas besar ke polisian.
“Sekarang
kita kemana?” tanya Romie. “Tunggu sebentar” ucap Farhan. Farhan membuka laptopnya
lalu menyalakannya. Kemudian dia menyalakan sebuah aplikasi. Dia mengotak-atik
aplikasi tersebut “Sekarang kita cukup berjalan lurus saja karena hutan yang
kita tuju ada di depan” ucap Farhan. “Baiklah kalau begitu ayo kita segera berangkat”
ucap Romie. Lalu mereka bertiga memulai perjalanan mereka mencari Goddes Leaf.
Hutan
itu sangat lebat. Mereka bertiga bersusah payah untuk melewatinya karena banyak
tanaman liar yang menghalangi jalan. “Sebenarnya bagaimana bentuk tanaman itu?”
tanya Romie kepada Kiky. “Bentuk Goddes
Leaf berbeda dengan tanaman lain. Beberapa orang menyebutnya sebagai Paw Leaf “ jawab Kiky. “Paw Leaf? kenapa disebut dengan Paw Leaf?” tanya Romie. “Tanaman itu
daunnya berbentuk seperti kaki kucing karena itu beberapa orang menyebutnya
sebagai Paw Leaf”jelas Kiky. “Oh
begitu. Lalu dimana biasanya tanaman itu tumbuh?” tanya Romie lagi. “Tanaman
itu biasa tumbuh didalam gua” jawab Kiky. “Gua? Memang dihutan ini ada gua?
Setauku tidak ada gua di hutan ini” balas Romie. “Ada. Tapi tempatnya memang
sedikit susah ditemukan tapi ada” balas Kiky lagi. “Kaka penasaran bagaimana
Kiky bisa tahu banyak hal yang bahkan kaka sendiri tidak tahu” tanya Romie
lagi. “Dari kecil aku sudah tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan
alam dan hewan. Karena itu aku suka sekali membaca buku-buku yang berhubungan
dengan alam dan hewan. Mungkin karena itu aku jadi tahu banyak hal” jawab Kiky.
“Maaf memotong pembicaraan kalian tapi apa kalian tidak mendegar langkah kaki?”
sela Farhan. Romie dan Kiky langsung menghentikan langkah mereka saat Farhan
mengatakan itu. Mereka langsung memperhatikan sekitar mereka dan memasang
telinga lebar-lebar.
Farhan
langsung mengaktifkan yoyonya untuk berjaga-jaga. Mereka mendengar suara
langkah kaki yang berjalan pelan-pelan. Kemudian mereka meningkatkan
kewaspadaan mereka. Lalu mereka berdiri membentuk segitiga dan saling
membelakangi satu sama lain. Keadaan hutan itu benar-benar tidak menolong mereka
karena daun-daun yang besar dan lebat dan juga pepohonan yang cukup banyak
sehingga menghalangi pandangan mereka. Sampai akhirnya Romie terkejut ketika
melihat dua ekor harimau. “Sssttt… menunduk dan jangan ribut” ucap Romie dengan
suara pelan. “Ada apa?” tanya Kiky dengan suara pelan juga. “Aku melihat dua
harimau disana. Jangan banyak bergerak agar tidak menarik perhatiannya” jelas
Romie. Kemudian Kiky dan Farhan diam mengikuti perintah Romie. Tapi ternyata
kedua harimau itu sudah mencium keberadaan Romie, Kiky dan Farhan dari tadi.
Salah satu harimau itu berlari dengan kencang ke arah mereka. Romie panik,
Farhan mulai memainkan yoyonya untuk menghajar harimau tersebut. Tiba-tiba Kiky
berteriak “Berhentiiii!!!” teriaknya. Romie kaget dia langsung melihat ke arah
Kiky. Farhan menghentikan permainan yoyonya. Dan seketika harimau tadi berhenti
berlari. Lalu Kiky menghampiri harimau tersebut. “Kiky kamu mau apa? Jangan
mendekati harimau itu. Berbahaya” ujar Romie. “Tenang saja” balas Kiky dengan
tenang. Kiky mendekati kucing besar itu dan mengelus-elus kepalanya. “Manis
tolong jangan mengejar kami ya. Kamu cari makanan lain saja” ucap Kiky
perlahan. Lalu harimau tersebut berbalik dan pergi meninggalkan mereka.
Romie
tercengang dengan apa yang baru saja dilihatnya. “Bagaimana bisa?” tanya Romie
keheranan. “Oh iya kaka baru pertama kali melihatnya ya” ucap Kiky. Teddy ini
bukan boneka biasa. Dengan bantuan Teddy aku bisa membuat semua hewan agar
menuruti perintahku” jelas Kiky. “Wow” balas Romie kagum. “Bagaimana caranya boneka
itu bisa melakukan hal itu?” tanya Romie lagi. “Kalau itu aku tidak terlalu
bisa menjelaskannya. Tanya saja pada kakaku dia bisa menjelaskannya karena dia
yang membuatnya” jawab Kiky. “Apa? Farhan kamu yang membuat boneka itu?” tanya
Romie kepada Farhan. “Kenapa? Tidak percaya? Jaman sekarang kita harus pandai
teknologi. Kalau tidak, bisa-bisa kita tertinggal” ucap Farhan dengan nada sombong.
Tiba-tiba harimau yang satunya lagi meraung lalu berlari ke arah mereka. “Kiky
lakukan sesuatu dengan harimau itu” perintah Farhan. Kiky mengangguk. “Harimau
manis berhenti” ucap Kiky. Tetapi kali ini harimau tersebut tidak berhenti dia
tetap berlari ke arah mereka. “Eh…” ucap Kiky panik. “Harimau manis berhenti
sayang” ucap Kiky mencoba menghentikan harimau itu lagi. Tetapi harimau
tersebut tidak berhenti dan tetap berlari ke arah mereka. Kiky panik karena
bingung kenapa harimau itu tidak mengikuti perintahnya.






0 comments:
Post a Comment