About

Sunday, 25 October 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 9 PART 1

Chapter 9
“Pertarungan di Hutan”

Jam menunjukan pukul sebelas siang. Valeno, Romie, Farhan dan Kiky sedang dalam perjalanan menuju markas besar kepolisian untuk menemui Jendral. Di markas besar kepolisian Jendral sedang menunggu mereka dengan perasaan yang campur aduk. Jendral mondar-mandir memikirkan berbagai hal. Dari mulai kekhawatirannya terhadap kondisi Raka sampai perjalanan yang akan ditempuh oleh Romie. Tak lama Valeno dkk sampai di markas besar kepolisian. Valeno memarkirkan mobilnya lalu mereka semua turun dari mobil dan langsung menemui Jendral.
“Bagaimana kondisi Raka?” tanya Jendral setelah bertemu dengan Valeno dan yang lainnya. “Kondisinya masih sama. Tapi kondisinya akan semakin memburuk kalau kita tidak cepat mengobatinya” jawab Valeno. “Sekarang apa rencananya?” tanya Jendral lagi. “Romie, Farhan dan Kiky akan pergi ke hutan untuk mencari tanaman yang kemungkinan bisa menyembuhkan Raka. Kita hanya bisa berharap tanaman tersebut bisa menyembuhkan Raka” jawab Valeno. “Apa kamu yakin mengirim kedua anak kecil itu. Saya tahu mereka hebat tapi apa tidak berbahaya mengirim mereka kehutan seperti itu?” tanya Jendral. “Mereka tidak akan apa-apa. Saya yakin” jawab Valeno meyakinkan. “Baiklah kalau begitu” balas Jendral. Lalu Jendral melihat ke arah Romie, Farhan dan Kiky “Apa kalian tidak apa-apa hanya pergi bertiga? Kalau kalian mau saya bisa mengirimkan anggota polisi yang lain untuk menemani kalian” ucap Jendral menawarkan bantuan. “Tidak perlu pak. Kami bertiga saja sudah cukup” jawab Romie dengan yakin. “Ya sudah kalau begitu ayo kita ke helikopter” ajak Jendral. Lalu mereka semua menuju ke tempat helicopter berada.
Dibelakang kantor polisi itu ternyata terdapat lapangan yang cukup luas. Di tengah-tengah lapangan itu terdapat helikopter  yang akan dipergunakan oleh Romie, Farhan dan Kiky. Ketika sampai disana, helikopternya sudah dinyalakan dan siap untuk berangkat. Sebelum mereka berangkat Valeno memberikan pesan kepada mereka “Kalian harus cepat kita tidak punya waktu lama. Terlambat sedikit saja maka Raka tidak akan bisa diselamatkan. Waktu kalian hanya sampai besok pagi” pesan Valeno. Romie, Farhan dan Kiky mengangguk tanda mengerti. Setelah itu Romie, Kiky dan Farhan masuk ke dalam helikopter. Dan mereka pun berangkat.
Tak banyak yang bisa mereka kerjakan selama tiga jam perjalanan. Romie mengistirahatkan tubuhnya karena dia masih merasa lelah. Sedangkan Farhan memeriksa lagi yoyonya untuk memastikan kalau yoyonya dalam kondisi yang baik dan siap digunakan kapanpun. Kiky yang tidak tahu akan melakukan apa bermain-main dengan boneka beruangnya. Tak terasa tiga jam pun berlalu. Mereka sudah sampai ditempat tujuan. Pilot helicopter itu dengan hati-hati menurunkan helikopternya di sebuah lapangan yang besar. Setelah helikopter tersebut mendarat Romie, Kiky dan Farhan turun dari helikopter. “Kalau kalian sudah selesai dengan urusan kalian segera hubungi Jendral. Aku akan menjemput kalian lagi disini” ucap si pilot. “Oke aku mengerti” balas Romie. Lalu si pilot menerbangkan lagi helikopternya dan dia kembali ke markas besar ke polisian.
“Sekarang kita kemana?” tanya Romie. “Tunggu sebentar” ucap Farhan. Farhan membuka laptopnya lalu menyalakannya. Kemudian dia menyalakan sebuah aplikasi. Dia mengotak-atik aplikasi tersebut “Sekarang kita cukup berjalan lurus saja karena hutan yang kita tuju ada di depan” ucap Farhan. “Baiklah kalau begitu ayo kita segera berangkat” ucap Romie. Lalu mereka bertiga memulai perjalanan mereka mencari Goddes Leaf.
Hutan itu sangat lebat. Mereka bertiga bersusah payah untuk melewatinya karena banyak tanaman liar yang menghalangi jalan. “Sebenarnya bagaimana bentuk tanaman itu?” tanya Romie kepada Kiky. “Bentuk Goddes Leaf berbeda dengan tanaman lain. Beberapa orang menyebutnya sebagai Paw Leaf “ jawab Kiky. “Paw Leaf? kenapa disebut dengan Paw Leaf?” tanya Romie. “Tanaman itu daunnya berbentuk seperti kaki kucing karena itu beberapa orang menyebutnya sebagai Paw Leaf”jelas Kiky. “Oh begitu. Lalu dimana biasanya tanaman itu tumbuh?” tanya Romie lagi. “Tanaman itu biasa tumbuh didalam gua” jawab Kiky. “Gua? Memang dihutan ini ada gua? Setauku tidak ada gua di hutan ini” balas Romie. “Ada. Tapi tempatnya memang sedikit susah ditemukan tapi ada” balas Kiky lagi. “Kaka penasaran bagaimana Kiky bisa tahu banyak hal yang bahkan kaka sendiri tidak tahu” tanya Romie lagi. “Dari kecil aku sudah tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan alam dan hewan. Karena itu aku suka sekali membaca buku-buku yang berhubungan dengan alam dan hewan. Mungkin karena itu aku jadi tahu banyak hal” jawab Kiky. “Maaf memotong pembicaraan kalian tapi apa kalian tidak mendegar langkah kaki?” sela Farhan. Romie dan Kiky langsung menghentikan langkah mereka saat Farhan mengatakan itu. Mereka langsung memperhatikan sekitar mereka dan memasang telinga lebar-lebar.
Farhan langsung mengaktifkan yoyonya untuk berjaga-jaga. Mereka mendengar suara langkah kaki yang berjalan pelan-pelan. Kemudian mereka meningkatkan kewaspadaan mereka. Lalu mereka berdiri membentuk segitiga dan saling membelakangi satu sama lain. Keadaan hutan itu benar-benar tidak menolong mereka karena daun-daun yang besar dan lebat dan juga pepohonan yang cukup banyak sehingga menghalangi pandangan mereka. Sampai akhirnya Romie terkejut ketika melihat dua ekor harimau. “Sssttt… menunduk dan jangan ribut” ucap Romie dengan suara pelan. “Ada apa?” tanya Kiky dengan suara pelan juga. “Aku melihat dua harimau disana. Jangan banyak bergerak agar tidak menarik perhatiannya” jelas Romie. Kemudian Kiky dan Farhan diam mengikuti perintah Romie. Tapi ternyata kedua harimau itu sudah mencium keberadaan Romie, Kiky dan Farhan dari tadi. Salah satu harimau itu berlari dengan kencang ke arah mereka. Romie panik, Farhan mulai memainkan yoyonya untuk menghajar harimau tersebut. Tiba-tiba Kiky berteriak “Berhentiiii!!!” teriaknya. Romie kaget dia langsung melihat ke arah Kiky. Farhan menghentikan permainan yoyonya. Dan seketika harimau tadi berhenti berlari. Lalu Kiky menghampiri harimau tersebut. “Kiky kamu mau apa? Jangan mendekati harimau itu. Berbahaya” ujar Romie. “Tenang saja” balas Kiky dengan tenang. Kiky mendekati kucing besar itu dan mengelus-elus kepalanya. “Manis tolong jangan mengejar kami ya. Kamu cari makanan lain saja” ucap Kiky perlahan. Lalu harimau tersebut berbalik dan pergi meninggalkan mereka.
Romie tercengang dengan apa yang baru saja dilihatnya. “Bagaimana bisa?” tanya Romie keheranan. “Oh iya kaka baru pertama kali melihatnya ya” ucap Kiky. Teddy ini bukan boneka biasa. Dengan bantuan Teddy aku bisa membuat semua hewan agar menuruti perintahku” jelas Kiky. “Wow” balas Romie kagum. “Bagaimana caranya boneka itu bisa melakukan hal itu?” tanya Romie lagi. “Kalau itu aku tidak terlalu bisa menjelaskannya. Tanya saja pada kakaku dia bisa menjelaskannya karena dia yang membuatnya” jawab Kiky. “Apa? Farhan kamu yang membuat boneka itu?” tanya Romie kepada Farhan. “Kenapa? Tidak percaya? Jaman sekarang kita harus pandai teknologi. Kalau tidak, bisa-bisa kita tertinggal” ucap Farhan dengan nada sombong. Tiba-tiba harimau yang satunya lagi meraung lalu berlari ke arah mereka. “Kiky lakukan sesuatu dengan harimau itu” perintah Farhan. Kiky mengangguk. “Harimau manis berhenti” ucap Kiky. Tetapi kali ini harimau tersebut tidak berhenti dia tetap berlari ke arah mereka. “Eh…” ucap Kiky panik. “Harimau manis berhenti sayang” ucap Kiky mencoba menghentikan harimau itu lagi. Tetapi harimau tersebut tidak berhenti dan tetap berlari ke arah mereka. Kiky panik karena bingung kenapa harimau itu tidak mengikuti perintahnya.

0 comments:

Post a Comment