About

Friday, 9 October 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 6 PART 1

Chapter 6
“Raka Menjadi Anggota Special Squad”

Kicauan burung di pagi hari yang cerah membuat hari itu menjadi indah. Alarm di HP Raka berbunyi memperingatkan Raka untuk segera bangun dan bersiap-siap. Raka yang terbangun karena bunyi alarm segera bangkit dari tempat tidurnya dan memulai ritual setiap paginya. Dia bangun dari tempat tidurnya kemudian keluar kamarnya dan segera ke ruang makan dan memakan masakan yang sudah disediakan oleh ibunya. Selesai makan dia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Selesai mandi dia mengenakan seragamnya dan dia siap untuk berangkat bekerja. Disalaminnya ibunya untuk berpamitan kemudian dia berangkat ke kantornya.
Sesampainya ditempatnya bekerja Raka langsung mencari Romie. Dia penasaran apakah Romie akan masuk kerja atau tidak? Apakah keadaannya sudah membaik atau belum? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Namun dia tidak melihat Romie pagi itu. Kemudian dia langsung menuju ruangannya. Ketika dia sampai di ruangannya dia melihat Romie yang sedang duduk dibangkunya seperti sedang menunggunya. “Kemana saja kau ini? sudah lama aku menunggumu” tanyanya. Raka tersenyum dan merasa lega melihat temannya itu masuk kerja dan terlihat baik-baik saja. “Ternyata kau ada disini. Aku mencarimu dari tadi. Ku pikir kau tidak akan masuk kerja” balas Raka. “Aku tidak masuk kerja? Tidak mungkin lah. Aku belum ijin untuk cuti ke Jendral. Kalau langsung tidak masuk begitu saja tanpa pemberitahuan bisa-bisa aku dipecat” balas Romie sambil bergurau. Raka hanya tersenyum mendengar ucapan temannya itu. Lalu dia bersiap-siap untuk memulai bekerja.
“Ka” sahut Romie. “Ada apa Rom?” balas Raka. “Terima kasih” ucap Romie dengan nada malu. “Terima kasih untuk apa?” tanya Raka bingung. “Terima kasih karena kemarin sudah membuatku merasa baikan. Kalau kau tidak datang kemarin dan mengajakku keluar mungkin aku masih stress sampai hari ini dan tidak akan masuk kerja. Jadi sekali lagi terima kasih” ucap Romie. “Kau ini ngomong apa sih. Kita kan teman sudah sewajar sesama teman saling membantu kan? selain itu kau sendiri sudah banyak membantuku jadi sudah sepatutnya aku membantumu juga” balas Raka. “Benar juga. Haha…” balas Romie tersenyum malu.
“Kau menungguku Cuma untuk mengatakan itu?” tanya Raka. “Oh iya Jendral memanggilmu. Kau disuruh langsung ke ruangannya” ucap Romie. “Ada apa lagi sekarang?” balas Raka malas. “Aku sendiri tidak tahu. cepat sana kau keruangannya” balas Romie lagi.  Dengan rasa malas akhirnya Raka menuju ke ruangan Bapak Jendral. Sesampainya di ruangan Jendral Raka mengetuk pintunya, dari dalam terdengar suara Jendral yang menyuruhnya untuk masuk. Raka pun masuk, Jendral yang melihat Raka mempersilahkan Raka untuk duduk. “Ada apa bapak memanggil saya?” tanya Raka setelah dia duduk. “Saya hanya ingin memberitahu setelah kamu selesai bertugas kamu ikut saya” kata Jendral. “Ikut bapak kemana pak?” tanya Raka penasaran. “Ke rumah Valeno, untuk lebih jelasnya nanti saja di rumah Valeno” jawab Jendral. “Baik pak kalau begitu, ada lagi pak?” tanyanya. “Oh tidak ada hanya itu saja kau bisa melanjutkan pekerjaanmu” jawab Jendral. “Kalau begitu saya permisi dulu” pamit Raka kepada Jendral. Raka kembali ke ruangannya dan melanjutkannya pekerjaannya.
Jam makan siang pun tiba, Romie menghampiri Raka untuk mengajaknya makan siang. Raka setuju dan mereka langsung menuju tempat makan yang ada di sekitar situ. Sambil menunggu pesanan diantar mereka mengobrol. “Tadi Jendral menyuruhmu apa Ka?” tanya Romie membuka pembicaraan. “Ah tidak aku hanya disuruhnya untuk ikut dia ke rumah Valeno” jawab Raka. “Ada urusan apa kau disuruh kesana?” tanya Romie lagi. “Aku sendiri tidak tahu. kalau menurutku kemungkinan ada hubungannya dengan chip yang ada di dalam tanganku” jelas Raka. “Oh iya di dalam tanganmu sudah tertanam chip itu. Mungkin kau akan dijadikan anggota mereka” ungkap Romie. “Mungkin begitu. Tapi kalau menurutku karena kegagalan kemarin sepertinya proyek tersebut dibatalkan dan ada kemungkinan aku diajak kesana untuk mengeluarkan chip ini” ungkap Raka. “Mungkin juga begitu” balas Romie sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Makanan yang mereka pesan pun datang. Mereka mulai memakan pesanan mereka setelah itu kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan mereka.
Tak banyak yang dikerjakan oleh Raka hari itu karena tidak banyak kasus yang masuk pada hari itu. Jadi Raka hanya mengecek berkas-berkas kasus yang terjadi kemarin-kemarin. Waktu bergulir dengan cepat, jam sudah menunjukan waktunnya untuk pulang. Raka mulai membereskan kerjaannya, menyimpan berkas-berkas di lemarinya dengan rapih dan bersiap-siap untuk pulang. Tak lama Jendral masuk ke ruangan Raka “Pekerjaanmu sudah selesai Raka?” tanyanya. “Sudah pak” jawab Raka. “Kalau begitu ayo kita ke rumah Valeno” ajak Jendral. “Baik pak” jawab Raka. Dan mereka pun jalan menuju parkiran mobil untuk naik mobil jendral.
Saat sedang berjalan Jendral bertanya “Keadaan Romie bagaimana Ka?” tnnyanya. “Dia baik-baik saja pak. Kemarin dia memang sangat shock pak namun saya sudah mengajaknya bicara dan hari dia sudah terlihat normal kembali” jawab Raka. “Begitu ya. Tapi aneh” ucap jendral. “Aneh kenapa pak?” tanya Raka heran. “Tadi saya memberi dia tugas untuk menangkap pelaku curanmor tapi dia menolak. Kenapa begitu ya? Biasanya dia pasti menerima ketika diberi tugas penangkapan. ” jelas Bapak Jendral. “Oh begitu pak. Saya sendiri kurang tahu. Sewaktu bertemu saya tadi dia terlihat normal-normal saja” balas Raka. “Begitu ya. Mungkin dia belum sepenuhnya pulih” ucap Bapak Jendral. Raka pun hanya menganggukan kepalanya sambil berpikir apa lagi yang terjadi dengan sahabatnya itu. Dia terlihat normal-normal saja seharian itu. Tapi Raka mengesampingkan pikiran itu mungkin apa yang dikatakan oleh Jendral ada benarnya pikirnya karena kejadian kemarin benar-benar membuatnya shock berat. Jadi mungkin dia belum sepenuhnya normal kembali.
Kemudian Bapak Jendral dan Raka berpapasan dengan Romie saat menuju parkiran. Kemudian Bapak Jendral berpikir untuk mengajak Romie ke rumah Valeno. Romie menundukan kepalanya ketika melihat Bapak Jendral. “Romie” panggil Jendral. “Iya pak ada apa?” jawab Romie sopan. “Kamu akan pulang kan?” tanya Jendral. “Iya pak” jawab Romie. “Bagaimana kalau kamu ikut saya dan Raka ke rumah Valeno?” ajak Jendral. Romie kebingungan dengan ajakan Jendral. “Tapi untuk apa saya ikut Bapak dan Raka ke rumah Valeno?” tanyanya. “Tidak apa-apa ikut saja. Anggap saja jalan-jalan daripada kamu langsung pulang dan tidak mengerjakan apapun” jawab Jendral. Romie bingung apa dia harus ikut dengan Jendral atau langsung pulang. Kemudian dia melihat ke arah Raka. Raka memberinya sebuah kode untuk mengiyakan ajakan Bapak Jendral. Akhirnya Romie setuju untuk ikut Jendral ke rumah Valeno. Dan mereka bertiga pun langsung menuju rumah Valeno.

0 comments:

Post a Comment