Chapter 11
“Raka Sadar Kembali”
Sesampainya
di Markas Besar Kepolisian, terlihat Valeno dan Jendral sudah siap menyambut
kedatangan mereka. Setelah helikopter mendarat mereka pun keluar dan langsung
menghampiri Valeno dan Jendral. “Kalian mendapatkan daunnya?” tanya Jendral.
Kemudian Valeno melihat Romie menggendong Farhan. “Farhan kenapa?” tanya
Valeno. “Ceritanya panjang” jawab Romie. “Nanti saja saya ceritanya lebih baik
sekarang kita kembali ke markas dan cepat mengobati Raka” tambahnya lagi.
Valeno dan Jendral pun mengerti lalu mereka segera ke mobil dan langsung
meluncur menuju markas SS.
Setelah
sampai di markas pertanyaan yang sama dilontarkan pula oleh Yolland ketika
melihat Romie dan Kiky datang. Tapi Romie menjawab persis sama saat Jendral dan
Valeno bertanya sebelumnya. Lalu Romie membawa Farhan ke kamarnya dan
menidurkan Farhan dikasurnya. Kemudian dia keluar kamar. “Bagaimana keadaan
Raka?” tanya Romie setelah dia berada di luar kamar Farhan. “Dia semakin parah
kalau tidak cepat-cepat ditangani bisa berbahaya” jawab Yolland. Mereka pun
langsung menuju lab tempat Raka berada. Romie melihat setengah tubuh Raka sudah
berwarna ungu dengan nafas yang sangat tidak beraturan. “Kami tidak mendapatkan
daunnya karena kami diserang” ucap Romie. Semua orang diruangan itu kaget
“Kalian diserang oleh siapa?” tanya Yolland. “Ricky dan satu orang yang tidak
kami kenal” jawab Romie. Tapi sebagai gantinya kami membawa ini” ucap Romie
sambil menunjukan botol kecil yang berisi ramuan. “Apa ini?” tanya Yolland.
“Ini adalah ramuan yang mempunyai khasiat yang sama seperti Goddes Leaf. Kami mendapatkannya di desa
yang ada di sekitar hutan itu” ucap Romie. “Apa kamu yakin ramuan itu aman?”
tanya Yolland lagi. “Sebenarnya cara kerja ramuan ini tidak sama persis dengan Goddes Leaf. Ramuan ini memang bisa
menyembuhkan beberap jenis racun tapi kalau racun didalam tubuh Raka lebih kuat
daripada ramuan ini maka ramuan ini bukannya menyembuhkan Raka melainkan akan
mempercepat racun tersebut untuk menyebar” jelas Romie. Semua orang disitu langsung
tercengang dengan penjelasan Romie. Lalu mereka pun terdiam. “Tidak apa-apa
minumkan saja” ucap Valeno tiba-tiba. “Lebih baik kita mencoba meminumkan
ramuan itu daripada tidak sama sekali. Lagipula kalian mendapatkannya dengan
susah payah kan? tidak mungkin kalau sekarang ramuan itu tidak jadi digunakan
kan?” tambahnya lagi. “Kalau begitu segera minumkan air itu kepada Raka” ucap
Yolland. Romie mengangguk kemudian dia meminumkan ramuan tersebut kepada Raka.
Setelah
diminumkan ramuan tersebut, Raka menunjukan gejala yang sama seperti saat
ramuan tersebut diminumkan kepada Farhan. Suhu tubuhnya mendadak naik, lalu tak
lama normal lagi. Semua orang yang ada diruangan itu melihat Raka dengan
perasaan berdebar-debar dan sangat cemas. Setelah itu raut wajah Raka berubah
seperti sedang menahan rasa sakit. Setengah jam kemudian Romie dan Kiky merasa
lega ketika melihat nafas Raka mulai teratur dan Warna ungu di tubuhnya mulai berkurang
secara perlahan. “Apa Raka sudah tidak apa-apa?” tanya Yolland heran melihat
Romie dan Kiky nampak lega. “Iya kakak. Racun di tubuh Kakak Raka sudah
dinetralisir oleh ramuan itu” jawab Kiky sambil tersenyum. Kemudian seluruh
orang di ruangan tersebut langsung bernafas lega setelah mendengar jawaban Kiky.
“Sekarang yang perlu kita lakukan adalah menunggu Raka sampai dia sadar” ucap
Romie.
Setelah
itu semua orang keluar dari lab, membiarkan Raka beristirahat agar dia cepat
pulih. “Jadi sebenarnya apa yang terjadi disana? Apa yang terjadi dengan
Farhan? Bagaimana kau bisa mendapatkan ramuan itu? Lalu apa Goddes Leaf itu memang tidak ada?”
rentetan pertanyaan yang diajukan oleh Yolland yang sangat penasaran dengan apa
yang terjadi di hutan itu. “Yolland” sela Valeno sebelum Romie sempat menjawab.
“Sepertinya Romie dan Kiky sangat kelelahan. Lagipula ini sudah sangat larut, biarkan
mereka beristirahat terlebih dahulu. Besok barulah kamu minta mereka bercerita”
ucap Valeno. Yolland langsung terdiam setelah mendengar ucapan Valeno “Baiklah
aku mengerti” balasnya. “Kalau begitu saya pulang dulu” ucap Romie berpamitan.
“Sekarang sudah jam dua pagi. Lebih baik malam ini kamu tidur disini saja.
Kebetulan saya sudah menyiapkan kamar untuk Raka. Tapi karena Raka sedang di
lab, ruangan itu tidak terpakai. Jadi kamu bisa gunakan ruangan itu untuk
tidur. Bagaimana?” ucap Valeno. “Baiklah kalau begitu saya akan tidur disini
malam ini” balas Romie. “Darma pinjamkan Romie bajumu untuk ganti” perintah
Valeno kepada Darma. Darma pun mengerti kemudian dia masuk ke kamarnya. Tak
lama dia keluar dari kamar dengan membawa celana pendek dan kaos. Lalu dia
memberikan celana dan kaos itu kepada Romie.
Romie
mengambil kaos dan celana pendek tersebut lalu dia masuk kamar mandi untuk
membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Setelah itu dia masuk ke ruangan
yang Valeno sediakan untuk Raka. Lalu dia merebahkan tubuhnya di kasur. Dia
mengingat kembali segala hal yang terjadi hari itu. Dia tidak pernah menyangka
kalau dia akan mengalami hal seperti itu di dalam hidupnya. Dari mulai memasang
chip yang sebelumnya sangat tidak diinginkannya. Lalu pergi kehutan dan
bertarung melawan Ricky dan sosok tak dikenal yang membuatnya kehilangan
satu-satunya daun yang bisa menyembuhkan sahabatnya. Lalu bertemu Toru, seekor
beruang yang berwajah seram dengan bulu hitam diseluruh tubuhnya membuat
dirinya semakin terlihat seram. Namun dibalik keseramannya itu dia adalah hewan
yang sangat baik karena Torulah dia bisa mendapatkan jalan lain untuk
menyembuhkan Raka. Dan yang paling membuatnya takjub adalah sebuah desa yang
berada dibawah tanah. Desa yang tak mungkin terpikirkan oleh siapapun. Desa
yang benar-benar unik menurutnya. Hari itu benar-benar melelahkan baginya.
Tubuhnya terasa sangat pegal. Tak lama Romie pun tertidur karena dia
benar-benar sangat kelelahan.
Keesokan
harinya Romie terbangun dari tidurnya. Dia mengambil handphonenya, dilihatnya
jam sudah menunjukan pukul 08.00 pagi. Lalu Dia membangkitkan tubuhnya dan
duduk dipinggiran kasur. Tubuhnya masih sedikit terasa pegal-pegal akibat
perjalanan yang kemarin dilakukannya. Kemudian dia diam sejenak untuk
mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya. Setelah itu dia keluar kamar. Dia tidak
melihat siapapun diruang utama. Lalu dia menuju kamar mandi untuk membasuh
wajahnya agar membuatnya merasa lebih segar. Setelah itu dia menuju ke dapur
mengambil minum. Diteguknya beberapa gelas air putih. Kemudian dia bingung mau
melakukan apa. Dia heran rumah ini sangat sepi sekali “Kemana penghuni rumah
ini” pikirnya. Setelah itu dia menuju lab untuk melihat kondisi Raka.
“Kau
sudah bangun” ucap Yolland ketika dia melihat Romie masuk ke dalam lab. “Kamu
ada disini rupanya” balas Romie. “Kau mencariku? Ada apa?” tanya Yolland. “Oh
tidak, aku hanya heran rumah ini begitu sepi seperti tidak ada penghuninya”
jawab Romie. “Oh itu. Jam segini biasanya Valeno sedang duduk didepan rumah
sambil membaca Koran. Kalau Darma pasti sedang lari pagi. Kalau Kiky dan Farhan
sepertinya mereka masih tertidur dikamarnya” balas Yolland. “Hmm… lalu kau
sendiri sedang apa?” tanya Romie penasaran. “Aku sedang memeriksa kondisi Raka”
jawab Yolland. “Bagaimana keadaannya?” tanya Romie. “Kondisinya semakin
membaik. Nafasnya sudah semakin normal begitupula dengan detak jantungnya. Dan
kau bisa lihat sendiri warna ungu ditubuhnya sudah semakin berkurang” jelas
Yolland. Romie sangat senang mendengar berita bagus tersebut. Kemudian dia
menghampiri ruangan kaca dimana terdapat Raka didalamnya. Dilihatnya Raka dari
luar kemudian dia tersenyum “Kau ini benar-benar, senang sekali membuat orang
khawatir. Cepat sembuh sahabatku” ucapnya dalam hati. Tiba-tiba pintu lab
terbuka. Ternyata Valeno yang muncul dari balik pintu tersebut.
“Kamu
sudah bangun Rom” sapa Valeno. “Bagaimana? Sudah lebih enakan?” tanyanya.
“Masih terasa pegal sedikit sih tapi sudah tidak apa-apa” jawab Romie. “Bagus
kalau begitu. Bagaimana keadaan Raka, Yolland?” tanya Valeno kepada Yolland.
“Kondisinya semakin membaik kapten” jawab Yolland. “Syukurlah” ucap Valeno
lega. “Setidaknya masa-masa sulit sudah kita lewati” tambahnya. “Oh iya aku
masih penasaran sebenarnya apa yang terjadi kemarin di hutan?” tanya Yolland
kepada Romie. Romie pun mulai bercerita untuk menjawab pertanyaan Yolland.
Valeno dan Yolland mendengarkan cerita Romie dengan seksama.






0 comments:
Post a Comment