About

Monday, 19 October 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 8 PART 3

Setengah jam kemudian suara jeritan kesakitan Romie mulai mereda secara perlahan-lahan. Kemudian Yolland dan Valeno memperhatikan Romie secara seksama. Mereka menarik nafas lega setelah melihat Romie membuka matanya dan dia masih bernafas walaupun nafasnya tidak teratur. Yolland langsung memeriksa keadaan Romie. Seluruh tubuh Romie di periksa dan dia merasa tenang saat mengetahui kalau keadaan Romie semuanya normal. Perasaan leganya itu sama seperti saat beban yang sangat berat sudah terlepas.
Kemudian Romie yang sudah hampir sadar mencoba untuk membangkitkan tubuhnya. “Kamu tidak apa-apa? Apa ada bagian yang sakit?” tanya Yolland kepada Romie. “Tidak. Tidak ada bagian yang terasa sakit. Aku baik-baik saja” jawab Romie yang masih mengumpulkan kesadarannya. “Istirahat lah dulu sebentar. Kamu masih perlu beristirahat, jangan memaksakan” ucap Yolland. “Tidak. Aku harus segera berangkat. Aku tidak bisa membuang-buang waktu” ucap Romie. “Beristirahatlah” ucap Valeno tiba-tiba. “Kamu tidak berpikir untuk kesana dengan berenang kan?” tambahnya. “Saya sudah menelepon Jendral dan menjelaskan situasinya. Lalu saya juga sudah meminta bantuannya menyiapkan pesawat atau helikopter untuk membawa kita kesana. Dan untuk menyiapkan itu Jendral butuh waktu. Jadi kau bisa beristirahat memulihkan kondisimu terlebih dahulu sambil menunggu kabar dari Jendral. Jadi kamu tidak perlu tergesa-gesa” ucap Valeno lagi dengan tenang. Romie pun akhirnya mengerti. Dia merebahkan kembali tubuhnya. Dia memalingkan wajahnya ke arah Raka yang ada di dalam ruang kaca. Kemudian dalam hatinya dia berkata “Raka bertahanlah. Aku tidak mau melihat orang terdekatku meninggal lagi. Jadi aku pasti akan menyelamatkanmu walaupun nyawaku taruhannya” ucapnya dalam hati penuh keyakinan.
Satu jam kemudian Jendral menelepon Valeno, memberikan kabar kalau helikopternya sudah siap. Valeno langsung menyuruh seluruh anggota untuk berkumpul. “Jendral sudah mengabari kalau helikopternya sudah siap” ucap Valeno membuka pembicaraan. “Yang sudah pasti berangkat adalah Romie. Lalu Kiky dan Farhan kalian berdua temani Romie. Bisa?” lanjut Valeno. “Apa anda yakin? Saya ditemani dua orang anak kecil. Apa tidak sebaiknya saya sendiri saja yang kesana? Atau mungkin dengan anggota yang lain?” sela Romie kaget karena Valeno mengutus Kiky dan Farhan untuk menemaninya. “Apa kamu tahu bagaimana bentuk dari tanaman itu? dan dimana tanaman itu biasa tumbuh?” tanya Valeno kepada Romie. “Saya tidak tahu” jawab Romie. “Kalau begitu kamu tidak bisa pergi sendirian. Diantara kita yang mengetahui pasti tentang tanaman itu hanyalah Yolland dan Kiky. Saya tidak bisa mengirim Yolland karena dia harus mengawasi tempat ini. Jadi saya hanya bisa mengirim Kiky. Dan kalau saya mengirim Kiky, Farhan pasti harus ikut karena dia tidak akan membiarkan adiknya dalam bahaya. Dan saya yakin dia tidak akan mengijinkan saya mengirim Kiky kalau dia tidak ikut. Jadi Farhan sudah pasti akan pergi. Saya tidak bisa mengirim orang lagi untuk menemani karena kita memang masih kekurangan anggota. Saya membutuhkan Darma disini kalau-kalau Ricky atau musuh yang lain menyerang lagi. Apa kamu paham?” Tanya Valeno kepada Romie. Romie tidak menjawab dia masih merasa ragu.
“Tenang saja kami tidak akan merepotkanmu. Tapi pastikan kalau kamu juga tidak akan merepotkan kami” ucap Farhan ketus. “Kaka jangan begitu” ucap Kiky kepada Farhan. Farhan memalingkan mukanya. “Tenang saja, kami berjanji tidak akan merepotkan. Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu kaka menyelamatkan sahabat kaka” ucap Kiky dengan ramah dibarengi dengan senyuman. Romie pun akhirnya mengerti “Baiklah kalau begitu” ucapnya. “Bagus. Kalau begitu Kiky dan Farhan segera lakukan persiapan. Romie sepertinya masih ada yang harus kamu lakukan” ucap Valeno. Romie kebingungan maksud ucapan Valeno. “Kamu belum menggunakan alatnya” ucap Yolland. “Oh iya benar” ucapnya sambil tersenyum. “Akhirnya kau bisa tersenyum juga” ucap Yolland meledek. “Ayo kita ke lab” ajaknya. Romie mengangguk dan mereka berdua pun berjalan ke lab.
Sesampainya di lab Yolland menyuruh Romie untuk memilih alat yang mana yang dia inginkan. “Sepertinya aku menggunakan Handband ini saja. Alat ini yang tadinya akan diberikan kepada Raka namun tidak jadi” ucapnya sambil memegang Handbandnya. “Baiklah kalau begitu. Sekarang aku akan sesuaikan Handband ini dengan chipmu” ucap Yolland. Chip itu pun mulai disesuaikan dengan Handband tersebut. Dan kali ini proses penyesuaian berhasil. Yolland memberikan Handband yang sudah disesuaikan itu kepada Romie. Romie pun menerima Handband tersebut kemudian dia gunakan Handband itu. “Lalu bagaimana cara menggunakan Handband ini?” tanyanya. “Sekarang ayo kita ke halaman belakang terlebih dahulu” ucap Yolland. Mereka berdua pun pergi ke halaman belakang.
Setelah mereka sampai di halaman belakang Yolland mulai menjelaskan “Kekuatan Handband ini adalah mengendalikan udara yang ada disekitarmu dengan radius sama seperti Raka sepuluh meter. Dan untuk melakukan itu kamu harus melakukan pergerakan tangan. Nanti handband itu akan membaca gerakan tanganmu kemudian akan mengumpulkan udara yang ada disekitarmu yang akan dirubahnya menjadi sebuah serangan. Jenis serangannya akan berbeda-beda tergantung dari gerakan tanganmu” jelas Yolland. Romie kebingungan dengan penjelasan Yolland. “Maksudnya bagaimana?” tanyanya. “Kita lakukan percobaan saja. Sekarang coba kamu pasang kuda-kuda” perintahnya. Kemudian Romie memasang kuda-kuda. Kaki kananya berada didepan dan kaki kirinya berada di belakang. Tangan kanannya ditekuk 90° di depan tubuhnya sedangkan tangan kirinya berada dibelakang ditekuk sehingga telapak tangannya berada tepat didepan dadanya. “Begini?” tanyanya kepada Yolland. “Nah karena handbandnya kamu gunakan di sebelah kiri. Coba sekarang tarik kebelakang tangan kirimu lalu dorong kedepan” perintah Yolland. “Seperti ini?” tanya Romie sambil memprakterkannya. Setelah itu Romie kaget karena mendadak dari depan telapak tangannya menyembur angin yang besar. “Wow” ucapnya terkagum-kagum. “Apa kau sudah mengerti sekarang?” tanya Yolland. “Aku mengerti” jawab Romie masih tidak percaya. Kemudian Valeno datang menghampiri mereka “Bagaimana? apa semuanya sudah selesai?” tanyanya. “Iya kapten” jawab Yolland. “Kalau begitu segera ke ruang tengah” perintah Valeno. Romie dan Yolland pun mengikuti Valeno masuk dan menuju ruang tengah.
Di ruang tengah Kiky sudah siap dengan tas ransel kecilnya sedangkan Farhan membawa laptopnya. Valeno, Romie dan Yolland masuk ke ruang tengah. “Farhan, Kiky apa persiapannya sudah selesai?” tanya Valeno. Kiky menganggukan kepalanya. “Sudah” ucap Farhan. “Romie apa ada yang perlu kamu bawa lagi?” tanya Valeno kepada Romie. “Sepertinya tidak” jawab Romie. Kalau begitu ayo kita berangkat menemui Jendral di markas kepolisian. Kemudian Valeno, Romie, Farhan dan Kiky langsung berangkat untuk menemui Jendral.


0 comments:

Post a Comment