Setengah
jam kemudian suara jeritan kesakitan Romie mulai mereda secara perlahan-lahan.
Kemudian Yolland dan Valeno memperhatikan Romie secara seksama. Mereka menarik nafas
lega setelah melihat Romie membuka matanya dan dia masih bernafas walaupun nafasnya
tidak teratur. Yolland langsung memeriksa keadaan Romie. Seluruh tubuh Romie di
periksa dan dia merasa tenang saat mengetahui kalau keadaan Romie semuanya
normal. Perasaan leganya itu sama seperti saat beban yang sangat berat sudah
terlepas.
Kemudian
Romie yang sudah hampir sadar mencoba untuk membangkitkan tubuhnya. “Kamu tidak
apa-apa? Apa ada bagian yang sakit?” tanya Yolland kepada Romie. “Tidak. Tidak
ada bagian yang terasa sakit. Aku baik-baik saja” jawab Romie yang masih
mengumpulkan kesadarannya. “Istirahat lah dulu sebentar. Kamu masih perlu
beristirahat, jangan memaksakan” ucap Yolland. “Tidak. Aku harus segera
berangkat. Aku tidak bisa membuang-buang waktu” ucap Romie. “Beristirahatlah”
ucap Valeno tiba-tiba. “Kamu tidak berpikir untuk kesana dengan berenang kan?”
tambahnya. “Saya sudah menelepon Jendral dan menjelaskan situasinya. Lalu saya
juga sudah meminta bantuannya menyiapkan pesawat atau helikopter untuk membawa
kita kesana. Dan untuk menyiapkan itu Jendral butuh waktu. Jadi kau bisa
beristirahat memulihkan kondisimu terlebih dahulu sambil menunggu kabar dari
Jendral. Jadi kamu tidak perlu tergesa-gesa” ucap Valeno lagi dengan tenang.
Romie pun akhirnya mengerti. Dia merebahkan kembali tubuhnya. Dia memalingkan
wajahnya ke arah Raka yang ada di dalam ruang kaca. Kemudian dalam hatinya dia
berkata “Raka bertahanlah. Aku tidak mau melihat orang terdekatku meninggal lagi. Jadi aku pasti akan menyelamatkanmu walaupun nyawaku taruhannya” ucapnya dalam hati penuh keyakinan.
Satu
jam kemudian Jendral menelepon Valeno, memberikan kabar kalau helikopternya
sudah siap. Valeno langsung menyuruh seluruh anggota untuk berkumpul. “Jendral
sudah mengabari kalau helikopternya sudah siap” ucap Valeno membuka
pembicaraan. “Yang sudah pasti berangkat adalah Romie. Lalu Kiky dan Farhan
kalian berdua temani Romie. Bisa?” lanjut Valeno. “Apa anda yakin? Saya ditemani
dua orang anak kecil. Apa tidak sebaiknya saya sendiri saja yang kesana? Atau mungkin
dengan anggota yang lain?” sela Romie kaget karena Valeno mengutus Kiky dan
Farhan untuk menemaninya. “Apa kamu tahu bagaimana bentuk dari tanaman itu? dan
dimana tanaman itu biasa tumbuh?” tanya Valeno kepada Romie. “Saya tidak tahu”
jawab Romie. “Kalau begitu kamu tidak bisa pergi sendirian. Diantara kita yang
mengetahui pasti tentang tanaman itu hanyalah Yolland dan Kiky. Saya tidak bisa
mengirim Yolland karena dia harus mengawasi tempat ini. Jadi saya hanya bisa
mengirim Kiky. Dan kalau saya mengirim Kiky, Farhan pasti harus ikut karena dia
tidak akan membiarkan adiknya dalam bahaya. Dan saya yakin dia tidak akan
mengijinkan saya mengirim Kiky kalau dia tidak ikut. Jadi Farhan sudah pasti
akan pergi. Saya tidak bisa mengirim orang lagi untuk menemani karena kita
memang masih kekurangan anggota. Saya membutuhkan Darma disini kalau-kalau
Ricky atau musuh yang lain menyerang lagi. Apa kamu paham?” Tanya Valeno kepada
Romie. Romie tidak menjawab dia masih merasa ragu.
“Tenang
saja kami tidak akan merepotkanmu. Tapi pastikan kalau kamu juga tidak akan merepotkan
kami” ucap Farhan ketus. “Kaka jangan begitu” ucap Kiky kepada Farhan. Farhan memalingkan
mukanya. “Tenang saja, kami berjanji tidak akan merepotkan. Kami akan berusaha
sekuat tenaga untuk membantu kaka menyelamatkan sahabat kaka” ucap Kiky dengan
ramah dibarengi dengan senyuman. Romie pun akhirnya mengerti “Baiklah kalau
begitu” ucapnya. “Bagus. Kalau begitu Kiky dan Farhan segera lakukan persiapan.
Romie sepertinya masih ada yang harus kamu lakukan” ucap Valeno. Romie
kebingungan maksud ucapan Valeno. “Kamu belum menggunakan alatnya” ucap
Yolland. “Oh iya benar” ucapnya sambil tersenyum. “Akhirnya kau bisa tersenyum
juga” ucap Yolland meledek. “Ayo kita ke lab” ajaknya. Romie mengangguk dan mereka
berdua pun berjalan ke lab.
Sesampainya
di lab Yolland menyuruh Romie untuk memilih alat yang mana yang dia inginkan. “Sepertinya
aku menggunakan Handband ini saja. Alat ini yang tadinya akan diberikan kepada
Raka namun tidak jadi” ucapnya sambil memegang Handbandnya. “Baiklah
kalau begitu. Sekarang aku akan sesuaikan Handband ini dengan chipmu” ucap
Yolland. Chip itu pun mulai disesuaikan dengan Handband tersebut. Dan kali ini
proses penyesuaian berhasil. Yolland memberikan Handband yang sudah disesuaikan
itu kepada Romie. Romie pun menerima Handband tersebut kemudian dia gunakan
Handband itu. “Lalu bagaimana cara menggunakan Handband ini?” tanyanya. “Sekarang
ayo kita ke halaman belakang terlebih dahulu” ucap Yolland. Mereka berdua pun
pergi ke halaman belakang.
Setelah
mereka sampai di halaman belakang Yolland mulai menjelaskan “Kekuatan Handband
ini adalah mengendalikan udara yang ada disekitarmu dengan radius sama seperti
Raka sepuluh meter. Dan untuk melakukan itu kamu harus melakukan pergerakan
tangan. Nanti handband itu akan membaca gerakan tanganmu kemudian akan mengumpulkan
udara yang ada disekitarmu yang akan dirubahnya menjadi sebuah serangan. Jenis serangannya
akan berbeda-beda tergantung dari gerakan tanganmu” jelas Yolland. Romie
kebingungan dengan penjelasan Yolland. “Maksudnya bagaimana?” tanyanya. “Kita
lakukan percobaan saja. Sekarang coba kamu pasang kuda-kuda” perintahnya. Kemudian
Romie memasang kuda-kuda. Kaki kananya berada didepan dan kaki kirinya berada
di belakang. Tangan kanannya ditekuk 90° di depan tubuhnya sedangkan tangan
kirinya berada dibelakang ditekuk sehingga telapak tangannya berada tepat
didepan dadanya. “Begini?” tanyanya kepada Yolland. “Nah karena handbandnya
kamu gunakan di sebelah kiri. Coba sekarang tarik kebelakang tangan kirimu lalu
dorong kedepan” perintah Yolland. “Seperti ini?” tanya Romie sambil
memprakterkannya. Setelah itu Romie kaget karena mendadak dari depan telapak
tangannya menyembur angin yang besar. “Wow” ucapnya terkagum-kagum. “Apa kau
sudah mengerti sekarang?” tanya Yolland. “Aku mengerti” jawab Romie masih tidak
percaya. Kemudian Valeno datang menghampiri mereka “Bagaimana? apa semuanya
sudah selesai?” tanyanya. “Iya kapten” jawab Yolland. “Kalau begitu segera ke
ruang tengah” perintah Valeno. Romie dan Yolland pun mengikuti Valeno masuk dan
menuju ruang tengah.
Di
ruang tengah Kiky sudah siap dengan tas ransel kecilnya sedangkan Farhan
membawa laptopnya. Valeno, Romie dan Yolland masuk ke ruang tengah. “Farhan,
Kiky apa persiapannya sudah selesai?” tanya Valeno. Kiky menganggukan
kepalanya. “Sudah” ucap Farhan. “Romie apa ada yang perlu kamu bawa lagi?”
tanya Valeno kepada Romie. “Sepertinya tidak” jawab Romie. Kalau begitu ayo
kita berangkat menemui Jendral di markas kepolisian. Kemudian Valeno, Romie,
Farhan dan Kiky langsung berangkat untuk menemui Jendral.






0 comments:
Post a Comment