Chapter 1
“Kedatangan Dua Orang
Asing”
Tahun
2017 sebuah benda aneh dengan ukuran yang sangat besar muncul dikota Bandung. Benda
tersebut berbentuk bundar dan terbuat dari logam yang sepertinya sangat keras
sekali. Warga sekitar mengerumuni benda tersebut untuk melihat benda itu.
Namun, tak ada satu pun warga yang berani untuk mendekati benda itu. Polisi
setempat datang dan mulai memberikan batas polisi disekitar benda itu. Tak lama
seorang Polisi dengan pangkat Iptu bernama Rudi dan kedua rekannya mendekati
benda aneh itu untuk menyelidiki benda tersebut.
Sekitar
satu jam Iptu Rudi dan kedua rekannya menyelidiki benda tersebut. Namun, mereka
tetap tidak bisa mengidentifikasi apa sebenarnya benda aneh itu. Akhirnya Iptu
Rudi memutuskan untuk menyudahi penyelidikannya dan menyuruh anggota polisinya
untuk membubarkan masa dan menyegel tempat disekitar benda tersebut agar tidak
ada orang yang mendekatinya.
Seminggu
berlalu setelah kejadian itu. Di markas besar kepolisian, ada dua orang datang untuk
menemui Bapak Jendral Kepolisian. Seorang pria yang berwajah tampan dengan muka
yang terlihat kalem. Rambutnya pirang dengan potongan rambut yang rapih.
Tubuhnya tidak terlalu tinggi namun padat berisi. Satu lagi seorang wanita dengan
paras yang cantik. Rambut panjang sebahu yang diikat kebelakang. Kulitnya putih
dan tingginya standar tinggi perempuan Indonesia. Dia juga menggunakan kacamata.
Kebetulan Bapak Jendral sedang ada di ruangannya sehingga mereka berdua langsung
diantar ke ruangan Bapak Jendral.
Sesampainya
diruangan Bapak Jendral, beliau menanyakan maksud dari kedatangan kedua orang
itu. Salah satu dari kedua orang itu menjawab “Sebelumnya saya ingin
memperkenalkan diri.Nnama saya Valeno dan ini teman saya Yolland. Maksud dari
kedatangan kami berdua adalah untuk menawarkan diri kepada Bapak beserta
seluruh pihak kepolisian untuk membantu dalam menjalankan tugas kepolisian
yaitu mengamankan Negara ini” jawabnya. Bapak Jendral sedikit terkejut dengan
jawaban Valeno kemudian beliau bertanya “Bagaimana kalian dapat membantu
kepolisian?”. Lalu Valeno menjawab “Kami mengembangkan sebuah alat yang kami
beri nama WWT-2037. Alat ini dapat membuat orang yang menggunakannya dapat
melakukan hal di luar kemampuan mereka” jelasnya. Raut wajah Bapak Jendral
terlihat kebingungan dengan penjelasan Valeno. Melihat raut wajah Bapak Jendral
yang kebingungan Valeno menyuruh Yolland untuk mendemonstrasikan alat tersebut
kepada Bapak Jendral.
Yolland
maju lalu dia terlihat sedang melakukan sesuatu pada kacamatanya. Kemudian dia
menengok ke kanan dan ke kiri seperti sedang mencari sesuatu. Lalu dia melihat ada
sebuah kursi dan setelah itu dia menekan gagang kacamata disebelah kiri dan tak
lama kemudian keluar cahaya laser dari kacamata tersebut yang menghancurkan kursi
tadi tanpa bekas.
Bapak
Jendral terlihat kaget dan juga kebingungan dengan yang baru saja terjadi.
Kemudian Yolland menjelaskan bagaimana kacamatanya dapat mengeluarkan Cahaya
Laser. Kcamata yang dia gunakan bukanlah kacamata biasa itu kacamata
berteknologi tinggi yang dapat menyimpan cahaya matahari. Kemudian dengan teknologi
kacamata tersebut cahaya matahari tadi dirubah menjadi cahaya laser yang bisa
mengahancurkan baja sekalipun. Mendengar penjelasan yang dikatakan oleh Yolland,
Bapak Jendral masih terlihat bingung. Beliau masih tidak percaya kalau ada sebuah
alat yang dapat melakukan hal tersebut.
Masih
dengan rasa tidak percaya beliau menanyakan alasan mengapa dia memberikan
penawaran ini dan berapa harga yang harus dibayar untuk alat tersebut. Valeno
menjawab kalau mereka menawarkan ini semata-mata hanya ingin membantu keamanan
dinegara ini. Kemudian dia melanjutkan, dia tidak menginginkan uang yang dia
inginkan hanyalah sebuah tempat tinggal yang cukup untuk dia dan teman-temannya
beserta kebutuhan sehari-harinya selama dia tinggal disini. Dia bercerita kalau
dia tidak berasal dari negara ini, dia dan teman-temannya baru saja datang
kesini dan mereka tidak mempunyai tempat tinggal. Kemudian dia melanjutkan
kalau mereka hanya akan tinggal disini selama tiga tahun saja setelah itu dia dan
teman-temannya akan kembali ke tempat asalnya.
Setelah
berbincang-bincang cukup lama akhinya Bapak Jendral menyetujui penawaran yang
diberikan oleh Valeno. Kemudian Valeno memberikan tiga syarat untuk menggunkan
alatnya ini. Persyaratan yang pertama yaitu alat ini mempunyai beberapa jenis.
Setiap jenisnya mempunyai kemampuan yang berbeda-beda tetapi alatnya ini tidak
bisa dibuatnya secara massal karena komponen yang sangat rumit dan susah untuk
ditemukan jadi satu jenis alat hanya dibuat satu unit saja. Bapak Jendral kaget
dengan yang baru saja diucapkan oleh Valeno. Beliau menanyakan bagaimana
caranya alat ini bisa membantu mengamankan negaranya kalau hanya bisa
diproduksi satu unit saja. Namun Valeno meyakinkan Bapak Jendral kalau satu
unit disetiap jenis alatnya ini sudah lebih dari cukup untuk membantu
pengamanan negara ini. Melihat raut wajahnya yang meyakinkan Bapak Jendral pun akhirnya
percaya.
Persyaratan
kedua yaitu alat ini hanya bisa digunakan oleh orang-orang dengan kualifikasi
tertentu saja jadi tidak sembarangan orang bisa menggunakannya. Karena itu dia
ingin membuat sebuah acara untuk mencari orang-orang yang kualifikasinya
sesuai. Kemudian dia juga ingin membuat sebuah organisasi dimana didalamnya hanyalah
orang-orang yang sudah memenuhi kualifikasi untuk menggunakan alat ini. Untuk persyaratan
kedua ini Bapak Jendral tidak mempunyai masalah jadi beliau setuju saja.
Dan
yang terakhir dia tidak ingin alat ciptaannya ini dipublikasikan karena takut
akan mengundang hal-hal yang tidak diinginkan. Dia tidak tahu apa yang akan
terjadi kedepannya jadi menurutnya lebih baik kalau alat ini dirahasiakan saja.
Dan Bapak Jendral pun setuju dengan persyaratan ketiga ini karena menurutnya
alasannya itu masuk akal.
Akhirnya
kesepakatan antara Bapak Jendral dan Valeno pun dibuat. Setelah itu Bapak
Jendral berjanji secepatnya beliaua akan mengurus tempat tinggal untuk mereka
tinggali. Setelah mereka berbincang-bincang cukup lama membicarakan tentang
rumah seperti apa yang akan mereka inginkan mereka berdua pun pamit undur diri
kepada Jendral. Sebelumnya Bapak Jendral menyuruh mereka untuk datang ke markas
besar kepolisian tiga hari lagi agar mereka dapat diantar kerumah mereka.






0 comments:
Post a Comment