Chapter 7
“Musuh yang Tak Terduga”
Keesokan
harinya Raka terbangun dari pingsannya sejak kemarin. Ketika bangun dia
kebingungan karena dia tidak tahu sedang berada dimana. Tak lama Valeno masuk membawa
segelas air putih. “Bagaimana keadaanmu?” tanyanya kepada Raka. “Aku baik-baik
saja” jawab Raka. “Aku ada dimana?” tanyanya. “Kamu ada di kamarku. Kemarin
kamu tidak sadarkan diri setelah mencoba membuat bola es. Lalu kami membawamu
ke kesini” jawab Valeno. “Minumlah dulu” ucap Valeno sambil menyodorkan gelas
air putih yang dibawanya tadi kepada Raka. Raka pun meminum air putih yang
diberikan oleh Valeno. “Kalau kamu baik-baik saja ayo kita keluar akan aku
perkenalkan dengan semua anggota SS” ucap Valeno. Raka mengangguk tanda setuju.
Lalu mereka berdua keluar kamar.
Diluar
kamar seluruh anggota sudah menunggu Valeno dan Raka. “Teman-teman ini anggota
baru kita namanya Raka” ucap Valeno memperkenalkan Raka kepada seluruh anggota.
Kiky langsung mendatangi Raka “Halo, namaku Kiky dan ini boneka beruangku
namanya Teddy, salam kenal” sapa Kiky sambil tersenyum. “Salam kenal Kiky”
balas Raka. “Aku Farhan kakaknya Kiky” ucap Farhan datar. Raka hanya tersenyum
melihat sikap Farhan. “Mereka berdua anggota SS juga?” tanya Raka kepada
Valeno. “Benar” jawab Valeno. “Kenapa setiap orang selalu mempertanyakan hal
yang sama? Apa anak-anak tidak boleh jadi anggota SS?” gerutu Farhan. “Ah
tidak-tidak. Saya hanya penasaran… haha” balas Raka merasa tidak enak. “Dia
memang begitu jangan diambil hati ya” ucap Darma tersenyum. “Namaku Darma.
Senang berkenalan denganmu. Semoga kita bisa bekerjasama” tambahnya “Iya. Senang
berkenalan dengan anda” jawab Raka singkat. “Ah tidak usah terlalu formal kalau
berbicara dengan kami. Santai saja” ucap Darma lagi. “Baik” Balas Raka singkat.
“Kamu sudah kenal saya dan Yolland kan. Jadi kita tidak perlu memperkenalkan
diri lagi” ucap Valeno. Raka mengangguk. Kemudian Valeno mengajak Raka berjabat
tangan. “Kami sangat senang menerimamu sebagai salah satu dari kami dan mulai
dari sekarang kamu menjadi salah satu anggota SS. Selamat bergabung Raka”
ucapnya sambil tersenyum. “Iya terima kasih” balas Raka. Dan Raka pun dengan
resmi menjadi anggota Special Squad.
“Saya
dapat pesan dari Jendral hari ini kamu tidak perlu masuk kerja dulu. Dia
mengkhawatirkan keadaanmu jadi dia ingin kamu beristirahat dulu hari ini” ucap
Valeno. “Oh begitu. Baik saya mengerti” jawab Raka. “Lalu rumah ini adalah
markas kita jadi kamu bisa kesini kapan saja” ucap Valeno lagi. Raka
menganggukan kepalanya tanda dia mengerti. “Kalau begitu perkenalannya kita
sudahi saja lanjutkan kegiatan masing-masing” ucap Valeno. Farhan dan Kiky
kembali ke kamar mereka. Valeno melanjutkan kegiatannya. Darma menghampiri
Raka. “Kau ada acara hari ini?” tanyanya. “Sepertinya tidak” jawab Raka. “Kalau
begitu bagaimana kalau kita jalan-jalan sambil mengakrabkan diri. Setuju?”
tanya Darma antusias. “Emm…” Raka sedang berpikir tiba-tiba “Tidak boleh” sela
Yolland. “Dia akan ikut denganku ke laboratorium” tambahnya. Darma ingin
membalas tapi belum sempat dia berbicara Yolland membentak “SEKARANG!!!” tegas
Yolland. Darma pun tidak bisa berbicara apa-apa. Dia langsung pergi
meninggalkan Raka dan Yolland. “Ayo kita ke lab” ajak Yolland. Raka pun hanya
mengangguk tidak berani menolak.
“Apa
yang akan kita lakukan?” tanya Raka sesampainya di lab. “Apa kamu lupa? Kemarin
kan kamu sudah berjanji kalau bersedia aku periksa setiap hari. Dan itu dimulai
dari hari ini” jelas Yolland. “Oh begitu” balas Raka. “Aku sudah menyiapkan
alat untuk melakukan pemeriksaan otakmu” ucap Yolland lagi. Kemudian dia
mengajak Raka ke ruang yang tertutup dengan kaca. “Tidur disini” perintahnya
sambil menunjuk ke arah kasur. Raka pun mengikuti perintahnya. Lalu Yolland
mengambil empat buah kabel, yang terhubung ke komputer yang ada diluar ruang
kaca itu, dan menempelkannya dikepala Raka. Kemudian dia keluar ruangan itu dan
menuju ke komputer yang berada di tengah. Dia memindai otak Raka dan mulai memeriksanya.
Lalu dia masuk kembali ke ruang kaca dan melepaskan kabel-kabel yang menempel
di kepala Raka. “Apa kamu merasakan sesuatu dikepalamu?” tanyanya. “Tidak aku
tidak merasakan apa-apa” jawab Raka. “Baiklah kalau begitu. Dari hasil
pemeriksaan pun otakmu normal tidak ada gangguan. Kalau begitu aku
mengijinkanmu menggunakan Sarung Tangan itu” ucapnya. Mendengar hal tersebut
Raka merasa senang. “Tapi ingat kamu harus tetap diperiksa setiap hari.
Mengerti?” ucap Yolland mengingatkan. “Baik. Aku mengerti” jawab Raka. “Kalau
begitu kau boleh keluar” ucap Yolland lagi. Raka pun keluar dari lab lalu dia
mengambil barang-barangnya, mencari Valeno dan berpamitan untuk pulang.
Sesampainya
dirumah dia dihujani berbagai pertanyaan oleh ibunya yang khawatir karena tidak
pulang dari kemarin dan tidak bisa dihubungi. Karena dia harus merahasiakan
keberadaan SS, dia terpaksa berbohong kepada ibunya. Dia mengatakan kalau
kemarin terjadi sebuah incident yang membuatnya pingsan lalu dia dibawa kerumah
temannya dan kemarin dia tidur dirumah temannya itu. Baterai HPnya habis karena
itu HPnya mati. Beruntung ibunya percaya dengan cerita Raka. Setelah itu Raka
ke kamarnya menaruh barang-barangnya lalu dia mandi.
Selesai
mandi Raka tidak tahu mau melakukan apa karena hari itu Jendral meliburkan dia.
Dia melihat Sarung Tangannya yang tegeletak di atas meja kamarnya. Lalu dia
berpikir untuk memulai latihan menggunakan Sarung Tangan tersebut. Diambilnya
Sarung Tangan tersebut kemudian dipakainya sarung tangan itu. Lalu dia mencoba
untuk membuat bola es seperti kemarin. “Arrrgghhh…” teriaknya. Rasa sakit itu
masih terasa walaupun sakitnya sudah lebih berkurang dibandingkan dengan
kemarin. Ibu Raka kaget mendengar jeritan Raka. Dia langsung lari menuju kamar
Raka untuk mengecek keadaan Raka. “Kamu kenapa Ka? Barusan ibu mendengar kamu
menjerit” tanya ibunya khawatir. Raka kaget melihat ibunya yang langsung masuk
kamarnya. Dia langsung berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa. “Aku tidak
apa-apa bu. Ibu salah dengar sepertinya. Aku tidak menjerit” jawabnya gugup.
Dengan perasaan bingung ibunya keluar dari kamar. Raka berpikir tidak mungkin kalau
dia melanjutkan latihan dikamarnya karena terlalu berbahaya. Dia mencari tempat
yang aman untuk berlatih. Kemudian dia berpikir kalau di rumah Valeno adalah
tempat yang paling tepat untuk latihan. Jadi dia putuskan untuk latihan di
rumah Valeno. Dia pun langsung bersiap-siap untuk ke rumah Valeno. Setelah itu
dia pamit kepada ibunya dan mengatakan kalau dia akan ke rumah temannya dan
tidak perlu khawatir kalau nanti dia tidak pulang ke rumah lagi. Setelah itu
Raka langsung berangkat ke rumah Valeno.
Sesampainya
di rumah Valeno, Raka disambut oleh Valeno. “Kamu kembali lagi. Apa ada yang
tertinggal?” tanya Valeno. “Tidak ada. Saya kesini mau minta ijin untuk latihan
disini. Karena kalau latihan dirumah resiko ketahuan ibuku besar. Apa boleh
saya latihan disini?” tanya Raka balik. “Tentu saja. Saya sudah bilang ini
adalah markas SS. Markas SS artinya markas kamu juga jadi kamu bisa latihan
disini kapan pun yang kamu mau” jawab Valeno. Raka sangat senang mendengar
jawaban Valeno “Terima kasih banyak” balasnya. Valeno menganggukan kepalanya
sambil tersenyum. “Kamu bisa latihan di halaman belakang” ucapnya. Raka
mengagukan kepalanya tanda mengerti. Lalu dia langsung ke halaman belakang
untuk memulai latihannya.






0 comments:
Post a Comment