About

Sunday, 18 October 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 7 PART 1

Chapter 7
“Musuh yang Tak Terduga”

Keesokan harinya Raka terbangun dari pingsannya sejak kemarin. Ketika bangun dia kebingungan karena dia tidak tahu sedang berada dimana. Tak lama Valeno masuk membawa segelas air putih. “Bagaimana keadaanmu?” tanyanya kepada Raka. “Aku baik-baik saja” jawab Raka. “Aku ada dimana?” tanyanya. “Kamu ada di kamarku. Kemarin kamu tidak sadarkan diri setelah mencoba membuat bola es. Lalu kami membawamu ke kesini” jawab Valeno. “Minumlah dulu” ucap Valeno sambil menyodorkan gelas air putih yang dibawanya tadi kepada Raka. Raka pun meminum air putih yang diberikan oleh Valeno. “Kalau kamu baik-baik saja ayo kita keluar akan aku perkenalkan dengan semua anggota SS” ucap Valeno. Raka mengangguk tanda setuju. Lalu mereka berdua keluar kamar.
Diluar kamar seluruh anggota sudah menunggu Valeno dan Raka. “Teman-teman ini anggota baru kita namanya Raka” ucap Valeno memperkenalkan Raka kepada seluruh anggota. Kiky langsung mendatangi Raka “Halo, namaku Kiky dan ini boneka beruangku namanya Teddy, salam kenal” sapa Kiky sambil tersenyum. “Salam kenal Kiky” balas Raka. “Aku Farhan kakaknya Kiky” ucap Farhan datar. Raka hanya tersenyum melihat sikap Farhan. “Mereka berdua anggota SS juga?” tanya Raka kepada Valeno. “Benar” jawab Valeno. “Kenapa setiap orang selalu mempertanyakan hal yang sama? Apa anak-anak tidak boleh jadi anggota SS?” gerutu Farhan. “Ah tidak-tidak. Saya hanya penasaran… haha” balas Raka merasa tidak enak. “Dia memang begitu jangan diambil hati ya” ucap Darma tersenyum. “Namaku Darma. Senang berkenalan denganmu. Semoga kita bisa bekerjasama” tambahnya “Iya. Senang berkenalan dengan anda” jawab Raka singkat. “Ah tidak usah terlalu formal kalau berbicara dengan kami. Santai saja” ucap Darma lagi. “Baik” Balas Raka singkat. “Kamu sudah kenal saya dan Yolland kan. Jadi kita tidak perlu memperkenalkan diri lagi” ucap Valeno. Raka mengangguk. Kemudian Valeno mengajak Raka berjabat tangan. “Kami sangat senang menerimamu sebagai salah satu dari kami dan mulai dari sekarang kamu menjadi salah satu anggota SS. Selamat bergabung Raka” ucapnya sambil tersenyum. “Iya terima kasih” balas Raka. Dan Raka pun dengan resmi menjadi anggota Special Squad.
“Saya dapat pesan dari Jendral hari ini kamu tidak perlu masuk kerja dulu. Dia mengkhawatirkan keadaanmu jadi dia ingin kamu beristirahat dulu hari ini” ucap Valeno. “Oh begitu. Baik saya mengerti” jawab Raka. “Lalu rumah ini adalah markas kita jadi kamu bisa kesini kapan saja” ucap Valeno lagi. Raka menganggukan kepalanya tanda dia mengerti. “Kalau begitu perkenalannya kita sudahi saja lanjutkan kegiatan masing-masing” ucap Valeno. Farhan dan Kiky kembali ke kamar mereka. Valeno melanjutkan kegiatannya. Darma menghampiri Raka. “Kau ada acara hari ini?” tanyanya. “Sepertinya tidak” jawab Raka. “Kalau begitu bagaimana kalau kita jalan-jalan sambil mengakrabkan diri. Setuju?” tanya Darma antusias. “Emm…” Raka sedang berpikir tiba-tiba “Tidak boleh” sela Yolland. “Dia akan ikut denganku ke laboratorium” tambahnya. Darma ingin membalas tapi belum sempat dia berbicara Yolland membentak “SEKARANG!!!” tegas Yolland. Darma pun tidak bisa berbicara apa-apa. Dia langsung pergi meninggalkan Raka dan Yolland. “Ayo kita ke lab” ajak Yolland. Raka pun hanya mengangguk tidak berani menolak.
“Apa yang akan kita lakukan?” tanya Raka sesampainya di lab. “Apa kamu lupa? Kemarin kan kamu sudah berjanji kalau bersedia aku periksa setiap hari. Dan itu dimulai dari hari ini” jelas Yolland. “Oh begitu” balas Raka. “Aku sudah menyiapkan alat untuk melakukan pemeriksaan otakmu” ucap Yolland lagi. Kemudian dia mengajak Raka ke ruang yang tertutup dengan kaca. “Tidur disini” perintahnya sambil menunjuk ke arah kasur. Raka pun mengikuti perintahnya. Lalu Yolland mengambil empat buah kabel, yang terhubung ke komputer yang ada diluar ruang kaca itu, dan menempelkannya dikepala Raka. Kemudian dia keluar ruangan itu dan menuju ke komputer yang berada di tengah. Dia memindai otak Raka dan mulai memeriksanya. Lalu dia masuk kembali ke ruang kaca dan melepaskan kabel-kabel yang menempel di kepala Raka. “Apa kamu merasakan sesuatu dikepalamu?” tanyanya. “Tidak aku tidak merasakan apa-apa” jawab Raka. “Baiklah kalau begitu. Dari hasil pemeriksaan pun otakmu normal tidak ada gangguan. Kalau begitu aku mengijinkanmu menggunakan Sarung Tangan itu” ucapnya. Mendengar hal tersebut Raka merasa senang. “Tapi ingat kamu harus tetap diperiksa setiap hari. Mengerti?” ucap Yolland mengingatkan. “Baik. Aku mengerti” jawab Raka. “Kalau begitu kau boleh keluar” ucap Yolland lagi. Raka pun keluar dari lab lalu dia mengambil barang-barangnya, mencari Valeno dan berpamitan untuk pulang.
Sesampainya dirumah dia dihujani berbagai pertanyaan oleh ibunya yang khawatir karena tidak pulang dari kemarin dan tidak bisa dihubungi. Karena dia harus merahasiakan keberadaan SS, dia terpaksa berbohong kepada ibunya. Dia mengatakan kalau kemarin terjadi sebuah incident yang membuatnya pingsan lalu dia dibawa kerumah temannya dan kemarin dia tidur dirumah temannya itu. Baterai HPnya habis karena itu HPnya mati. Beruntung ibunya percaya dengan cerita Raka. Setelah itu Raka ke kamarnya menaruh barang-barangnya lalu dia mandi.
Selesai mandi Raka tidak tahu mau melakukan apa karena hari itu Jendral meliburkan dia. Dia melihat Sarung Tangannya yang tegeletak di atas meja kamarnya. Lalu dia berpikir untuk memulai latihan menggunakan Sarung Tangan tersebut. Diambilnya Sarung Tangan tersebut kemudian dipakainya sarung tangan itu. Lalu dia mencoba untuk membuat bola es seperti kemarin. “Arrrgghhh…” teriaknya. Rasa sakit itu masih terasa walaupun sakitnya sudah lebih berkurang dibandingkan dengan kemarin. Ibu Raka kaget mendengar jeritan Raka. Dia langsung lari menuju kamar Raka untuk mengecek keadaan Raka. “Kamu kenapa Ka? Barusan ibu mendengar kamu menjerit” tanya ibunya khawatir. Raka kaget melihat ibunya yang langsung masuk kamarnya. Dia langsung berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa. “Aku tidak apa-apa bu. Ibu salah dengar sepertinya. Aku tidak menjerit” jawabnya gugup. Dengan perasaan bingung ibunya keluar dari kamar. Raka berpikir tidak mungkin kalau dia melanjutkan latihan dikamarnya karena terlalu berbahaya. Dia mencari tempat yang aman untuk berlatih. Kemudian dia berpikir kalau di rumah Valeno adalah tempat yang paling tepat untuk latihan. Jadi dia putuskan untuk latihan di rumah Valeno. Dia pun langsung bersiap-siap untuk ke rumah Valeno. Setelah itu dia pamit kepada ibunya dan mengatakan kalau dia akan ke rumah temannya dan tidak perlu khawatir kalau nanti dia tidak pulang ke rumah lagi. Setelah itu Raka langsung berangkat ke rumah Valeno.
Sesampainya di rumah Valeno, Raka disambut oleh Valeno. “Kamu kembali lagi. Apa ada yang tertinggal?” tanya Valeno. “Tidak ada. Saya kesini mau minta ijin untuk latihan disini. Karena kalau latihan dirumah resiko ketahuan ibuku besar. Apa boleh saya latihan disini?” tanya Raka balik. “Tentu saja. Saya sudah bilang ini adalah markas SS. Markas SS artinya markas kamu juga jadi kamu bisa latihan disini kapan pun yang kamu mau” jawab Valeno. Raka sangat senang mendengar jawaban Valeno “Terima kasih banyak” balasnya. Valeno menganggukan kepalanya sambil tersenyum. “Kamu bisa latihan di halaman belakang” ucapnya. Raka mengagukan kepalanya tanda mengerti. Lalu dia langsung ke halaman belakang untuk memulai latihannya.

0 comments:

Post a Comment