Lalu
Kiky berlari kearah Farhan dengan ketakutan “Kaka, kenapa dia tidak mau
mengikuti perintahku?” tanya Kiky panik. “Kaka juga tidak tahu” jawab Farhan
sambil mulai memainkan yoyonya. “Kaka jangan katakan kaka akan mengahajarnya
dengan yoyo kaka? Tolong jangan sakiti harimau itu. kasian” ucap Kiky. “Tak ada
jalan lain Kiky” jawab Farhan. “Kamu mau kita jadi santapan dia? Aku tidak akan
melukainya sampai parah. Jadi tenang saja” tambahnya. Akan tetapi harimau itu
sudah semakin dekat sedangkan Farhan sedikit kesulitan mempersiapkan yoyonya
karena terlalu banyak tanaman dan pohon yang menghalangi pergerakan yoyonya.
Ketika Harimau itu sudah semakin dekat tiba-tiba Romie berdiri didepan mereka
dengan membawa sebuah tongkat yang sudah dibungkus dengan baju dalamnya.
Kemudian dia mengambil sebuah pematik yang ada di dalam kantung celananya. Lalu
dibakarnya baju dalamnya dengan menggunakan pematik tadi. Setelah terbakar dia
mengarahkannya ke harimau tersebut dan mengayun-ayunkan tongkat itu. Harimau
tersebut menghentikan langkahnya dan mulai mundur. Romie terus menerus
mengayunkan tongkatnya sampai akhirnya harimau tersebut pergi. “Mengandalkan
teknologi itu boleh. Tapi akan lebih baik kalau sekali-kali kamu menggerakan
tubuhmu dan mendapatkan pengalaman yang mungkin akan lebih berguna di saat
seperti ini” gurau Romie membalas kata-kata Farhan tadi setelah dia berhasil
mengusir harimau itu. “Cih…” ucap Farhan kesal.
Setelah
kejadian itu mereka pun melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan beberapa kali
mereka menemui hewan-hewan penghuni hutan tersebut yang berniat memangsa
mereka. Namun dengan kekuatan yang dimiliki oleh Kiky semua bisa teratasi.
“Kaka kenapa hanya harimau tadi yang tidak mau menuruti perintahku? Aku masih
penasaran” ucap Kiky setelah dia mengusir beberapa serigala. “Menurut kaka
mungkin harimau itu terlalu lapar sampai dia tidak mau menuruti perintahmu” jawab
Farhan sambil berpikir. “Oh begitu” balas Kiky.
Dua
jam lamanya mereka menyusuri hutan tersebut. Sampai pada akhirnya mereka sampai
ditempat tujuan mereka. “Itu guanya” ucap Kiky senang setelah melihat gua
tujuan mereka yang jaraknya sudah dekat. Ternyata benar di dalam hutan tersebut
terdapat gua yang letaknya agak susah dilihat karena gua itu tertutup pepohonan
yang tinngi. Gua tersebut baru akan terlihat kalau kita sudah agak dekat dengan
gua itu. Setelah mereka berada di depan gua ternyata gua itu lumayan besar dan
disekitar gua itu tidak terlalu banyak pepohonan.
“Tanaman
itu seharusnya ada di dalam gua ini” ucap Kiky. Wajah Romie terlihat senang.
“Kalau begitu ayo kita masuk” ajak Romie. Kiky mengambil senter dari dalam
tasnya lalu mereka memasuki gua tersebut. Gua itu sangat besar dan terasa hawa
dingin menyelimuti berada didalamnya. Kiky mengarahkan senternya kekanan dan
kekiri mencari Goddes Leaf. Tiba-tiba
terdengar suara raungan sangat keras sekali dari dalam. Dan karena mereka
sedang berada di dalam gua, raungan itu menggema membuat Romie, Farhan dan Kiky
kaget. Kemudian datang seekor beruang besar berwarna hitam dihadapan mereka.
Beruang itu meraung dengan keras lagi, kali ini tepat dihadapan mereka. Suara
raungan beruang itu membuat telinga mereka sakit.
“Ayo
kita lari” ucap Romie. Romie dan Farhan sudah mulai berlari tapi Kiky tidak
berlari. “Kiky ayo” ucap Romie. Tetapi Kiky tidak mendengarkan ucapan Romie,
dia malah mengaktifkan alatnya dan mendekati beruang tersebut. “Tenang sayang
tenang” ucap Kiky pelan. Beruang itu meraung lagi didepan Kiky tetapi beruang itu
tidak melakukan apapun terhadap Kiky. “Kiky apa yang kau lakukan? Perintahmu
tidak dihiraukannya cepat lari. Kau bisa diserangnya” ucap Farhan yang mulai
khawatir. “Tidak, dia tidak akan menyerang” balas Kiky dengan yakin. “Beruang
ini seperti sedang memberitahukan sesuatu. Kalau dia ingin menyerang dari tadi
aku pasti sudah diserangnya tapi beruang ini hanya meraung-raung saja dari
tadi” jelas Kiky. Farhan dan Romie hanya bisa melihat Kiky kebingungan tanpa
bisa melakukan apa-apa lagi. “Kamu kenapa beruang manis?” ucap Kiky kepada
beruang itu. Beruang itu tiba-tiba duduk dan memperlihatkan kakinya. Terlihat
kaki kanan beruang tersebut berdarah karena tertusuk sesuatu. “Ya ampun kakimu
berdarah” ucap Kiky panik. “Tenang ya sayang aku akan mengobatinya. Jangan
bergerak” ucapnya lagi.
Kiky
mengambil perban yang ada didalam tasnya. Lalu dia mendekati beruang itu dan
mencabut sebuah kayu lancip yang menusuk kaki beruang itu. Kemudian dia
memperban kaki beruang itu. Romie hanya bisa diam terpukau melihat apa yang
dilakukan oleh Kiky. “Adikmu benar-benar hebat dan juga pemberani” puji Romie.
“Dia memang begitu. Kalau sudah menyangkut masalah hewan, dia tidak pernah
takut. Sewaktu berumur tujuh tahun saja dia pernah digigit oleh anjing. Tapi
dia tidak menangis, dia malah mengelus-elus kepala anjing tersebut dengan
tersenyum dan anehnya setelah itu anjing itu melepaskan gigitannya” jelas
Farhan. “Wow… aku semakin kagum dengan adikmu” ucap Romie. “Jangankan kau, aku
sendiri kakanya selalu terkagum-kagum kalau melihat adikku sedang berurusan dengan
hewan karena itulah aku membuatkan alat itu untuknya. Agar dia bisa bertarung
dengan sesuatu yang sangat disukainya.” balas Farhan sambil melihat ke arah
Kiky dengan tersenyum. “Ternyata kamu bisa tersenyum juga. Aku kira kamu hanya
bisa cemberut saja” goda Romie. Farhan memalingkan mukanya karena malu.
“Kalian
berdua sini” ucap Kiky setelah dia selesai memperban beruang tersebut. Romie
dan Farhan pun mendekati Kiky. “Sudah tidak apa-apa” ucap Kiky dengan senyuman.
“Apa kamu yakin?” tanya Romie masih ragu-ragu. “Iya. Beruang ini dari tadi
meraung kesakitan karena kakinya tertusuk kayu ini” jawab Kiky sambil menunjukan
kayu yang dimaksud. “Aku sudah mengobatinya jadi sekarang sudah aman” ucapnya
lagi dengan yakin. “Kalau begitu kita bisa lanjut mencari Goddes Leaf? Beruang itu tidak akan marah kan?” tanya Romie lagi. “iya
kita bisa melanjutkan mencari Goddes Leaf
dan beruang ini tidak akan marah” jawab Kiky. “Ya sudah kalau begitu kita
lanjut mencari Goddes Leaf” ucap
Romie. “Tunggu sebentar aku punya ide bagus” ucap Kiky. “Ide apa?” tanya Romie
penasaran. “Sebentar” balas Kiky. Lalu Kiky menghampiri beruang tadi. “Beruang
manis bisa tunjukan kepada kami tanaman yang ada disini?” ucap Kiky. Beruang
itu tiba-tiba berdiri lalu dia mulai jalan. “Ayo kita ikuti” ucap Kiky. “Apa
kamu yakin?” tanya Romie lagi. “Iya” jawab Kiky. Akhirnya mereka bertiga
mengikuti beruang tersebut masuk lebih dalam gua itu.
Sampai
akhirnya beruang tersebut berhenti lalu dia meraung tapi kali ini raungannya
tidak terlalu keras. Kiky mengarahkan senternya ke dinding gua tersebut lalu
“Itu dia tanamannya” ucapnya senang sambil mengarahkan senternya ke arah
tanaman yang merambat di dinding gua itu. “Apa kamu yakin?” tanya Romie senang.
“Yap… 100% yakin” jawab Kiky. Dengan cepat Romie menuju tanaman tersebut untuk
mengambilnya. Tanaman itu berwarna ungu dengan bentuk yang benar-benar sangat mirip
dengan telapak kaki kucing. Tanaman tersebut tumbuh merambat di sekitar dinding
gua tapi tidak banyak. Romie mengambil semua daun Goddes Leaf yang ada disitu. Lalu dia kembali kepada Kiky dan
memberikan semua daun itu agar Kiky menyimpannya didalam tas ranselnya. Lalu setelah
itu mereka keluar dari gua. Sebelum keluar Kiky menghampiri si beruang “Terimakasih
ya beruang manis. Semoga kita bisa bertemu lagi” ucap Kiky sambil mengelus-elus
kepala beruang tersebut. Beruang itu membalas dengan menjilati muka Kiky tanda kalau
dia senang. Dan setelah itu Kiky pun keluar dari gua.






0 comments:
Post a Comment