About

Sunday, 25 October 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 9 PART 2

Lalu Kiky berlari kearah Farhan dengan ketakutan “Kaka, kenapa dia tidak mau mengikuti perintahku?” tanya Kiky panik. “Kaka juga tidak tahu” jawab Farhan sambil mulai memainkan yoyonya. “Kaka jangan katakan kaka akan mengahajarnya dengan yoyo kaka? Tolong jangan sakiti harimau itu. kasian” ucap Kiky. “Tak ada jalan lain Kiky” jawab Farhan. “Kamu mau kita jadi santapan dia? Aku tidak akan melukainya sampai parah. Jadi tenang saja” tambahnya. Akan tetapi harimau itu sudah semakin dekat sedangkan Farhan sedikit kesulitan mempersiapkan yoyonya karena terlalu banyak tanaman dan pohon yang menghalangi pergerakan yoyonya. Ketika Harimau itu sudah semakin dekat tiba-tiba Romie berdiri didepan mereka dengan membawa sebuah tongkat yang sudah dibungkus dengan baju dalamnya. Kemudian dia mengambil sebuah pematik yang ada di dalam kantung celananya. Lalu dibakarnya baju dalamnya dengan menggunakan pematik tadi. Setelah terbakar dia mengarahkannya ke harimau tersebut dan mengayun-ayunkan tongkat itu. Harimau tersebut menghentikan langkahnya dan mulai mundur. Romie terus menerus mengayunkan tongkatnya sampai akhirnya harimau tersebut pergi. “Mengandalkan teknologi itu boleh. Tapi akan lebih baik kalau sekali-kali kamu menggerakan tubuhmu dan mendapatkan pengalaman yang mungkin akan lebih berguna di saat seperti ini” gurau Romie membalas kata-kata Farhan tadi setelah dia berhasil mengusir harimau itu. “Cih…” ucap Farhan kesal.
Setelah kejadian itu mereka pun melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan beberapa kali mereka menemui hewan-hewan penghuni hutan tersebut yang berniat memangsa mereka. Namun dengan kekuatan yang dimiliki oleh Kiky semua bisa teratasi. “Kaka kenapa hanya harimau tadi yang tidak mau menuruti perintahku? Aku masih penasaran” ucap Kiky setelah dia mengusir beberapa serigala. “Menurut kaka mungkin harimau itu terlalu lapar sampai dia tidak mau menuruti perintahmu” jawab Farhan sambil berpikir. “Oh begitu” balas Kiky.
Dua jam lamanya mereka menyusuri hutan tersebut. Sampai pada akhirnya mereka sampai ditempat tujuan mereka. “Itu guanya” ucap Kiky senang setelah melihat gua tujuan mereka yang jaraknya sudah dekat. Ternyata benar di dalam hutan tersebut terdapat gua yang letaknya agak susah dilihat karena gua itu tertutup pepohonan yang tinngi. Gua tersebut baru akan terlihat kalau kita sudah agak dekat dengan gua itu. Setelah mereka berada di depan gua ternyata gua itu lumayan besar dan disekitar gua itu tidak terlalu banyak pepohonan.
“Tanaman itu seharusnya ada di dalam gua ini” ucap Kiky. Wajah Romie terlihat senang. “Kalau begitu ayo kita masuk” ajak Romie. Kiky mengambil senter dari dalam tasnya lalu mereka memasuki gua tersebut. Gua itu sangat besar dan terasa hawa dingin menyelimuti berada didalamnya. Kiky mengarahkan senternya kekanan dan kekiri mencari Goddes Leaf. Tiba-tiba terdengar suara raungan sangat keras sekali dari dalam. Dan karena mereka sedang berada di dalam gua, raungan itu menggema membuat Romie, Farhan dan Kiky kaget. Kemudian datang seekor beruang besar berwarna hitam dihadapan mereka. Beruang itu meraung dengan keras lagi, kali ini tepat dihadapan mereka. Suara raungan beruang itu membuat telinga mereka sakit.
“Ayo kita lari” ucap Romie. Romie dan Farhan sudah mulai berlari tapi Kiky tidak berlari. “Kiky ayo” ucap Romie. Tetapi Kiky tidak mendengarkan ucapan Romie, dia malah mengaktifkan alatnya dan mendekati beruang tersebut. “Tenang sayang tenang” ucap Kiky pelan. Beruang itu meraung lagi didepan Kiky tetapi beruang itu tidak melakukan apapun terhadap Kiky. “Kiky apa yang kau lakukan? Perintahmu tidak dihiraukannya cepat lari. Kau bisa diserangnya” ucap Farhan yang mulai khawatir. “Tidak, dia tidak akan menyerang” balas Kiky dengan yakin. “Beruang ini seperti sedang memberitahukan sesuatu. Kalau dia ingin menyerang dari tadi aku pasti sudah diserangnya tapi beruang ini hanya meraung-raung saja dari tadi” jelas Kiky. Farhan dan Romie hanya bisa melihat Kiky kebingungan tanpa bisa melakukan apa-apa lagi. “Kamu kenapa beruang manis?” ucap Kiky kepada beruang itu. Beruang itu tiba-tiba duduk dan memperlihatkan kakinya. Terlihat kaki kanan beruang tersebut berdarah karena tertusuk sesuatu. “Ya ampun kakimu berdarah” ucap Kiky panik. “Tenang ya sayang aku akan mengobatinya. Jangan bergerak” ucapnya lagi.
Kiky mengambil perban yang ada didalam tasnya. Lalu dia mendekati beruang itu dan mencabut sebuah kayu lancip yang menusuk kaki beruang itu. Kemudian dia memperban kaki beruang itu. Romie hanya bisa diam terpukau melihat apa yang dilakukan oleh Kiky. “Adikmu benar-benar hebat dan juga pemberani” puji Romie. “Dia memang begitu. Kalau sudah menyangkut masalah hewan, dia tidak pernah takut. Sewaktu berumur tujuh tahun saja dia pernah digigit oleh anjing. Tapi dia tidak menangis, dia malah mengelus-elus kepala anjing tersebut dengan tersenyum dan anehnya setelah itu anjing itu melepaskan gigitannya” jelas Farhan. “Wow… aku semakin kagum dengan adikmu” ucap Romie. “Jangankan kau, aku sendiri kakanya selalu terkagum-kagum kalau melihat adikku sedang berurusan dengan hewan karena itulah aku membuatkan alat itu untuknya. Agar dia bisa bertarung dengan sesuatu yang sangat disukainya.” balas Farhan sambil melihat ke arah Kiky dengan tersenyum. “Ternyata kamu bisa tersenyum juga. Aku kira kamu hanya bisa cemberut saja” goda Romie. Farhan memalingkan mukanya karena malu.
“Kalian berdua sini” ucap Kiky setelah dia selesai memperban beruang tersebut. Romie dan Farhan pun mendekati Kiky. “Sudah tidak apa-apa” ucap Kiky dengan senyuman. “Apa kamu yakin?” tanya Romie masih ragu-ragu. “Iya. Beruang ini dari tadi meraung kesakitan karena kakinya tertusuk kayu ini” jawab Kiky sambil menunjukan kayu yang dimaksud. “Aku sudah mengobatinya jadi sekarang sudah aman” ucapnya lagi dengan yakin. “Kalau begitu kita bisa lanjut mencari Goddes Leaf? Beruang itu tidak akan marah kan?” tanya Romie lagi. “iya kita bisa melanjutkan mencari Goddes Leaf dan beruang ini tidak akan marah” jawab Kiky. “Ya sudah kalau begitu kita lanjut mencari Goddes Leaf” ucap Romie. “Tunggu sebentar aku punya ide bagus” ucap Kiky. “Ide apa?” tanya Romie penasaran. “Sebentar” balas Kiky. Lalu Kiky menghampiri beruang tadi. “Beruang manis bisa tunjukan kepada kami tanaman yang ada disini?” ucap Kiky. Beruang itu tiba-tiba berdiri lalu dia mulai jalan. “Ayo kita ikuti” ucap Kiky. “Apa kamu yakin?” tanya Romie lagi. “Iya” jawab Kiky. Akhirnya mereka bertiga mengikuti beruang tersebut masuk lebih dalam gua itu.
Sampai akhirnya beruang tersebut berhenti lalu dia meraung tapi kali ini raungannya tidak terlalu keras. Kiky mengarahkan senternya ke dinding gua tersebut lalu “Itu dia tanamannya” ucapnya senang sambil mengarahkan senternya ke arah tanaman yang merambat di dinding gua itu. “Apa kamu yakin?” tanya Romie senang. “Yap… 100% yakin” jawab Kiky. Dengan cepat Romie menuju tanaman tersebut untuk mengambilnya. Tanaman itu berwarna ungu dengan bentuk yang benar-benar sangat mirip dengan telapak kaki kucing. Tanaman tersebut tumbuh merambat di sekitar dinding gua tapi tidak banyak. Romie mengambil semua daun Goddes Leaf yang ada disitu. Lalu dia kembali kepada Kiky dan memberikan semua daun itu agar Kiky menyimpannya didalam tas ranselnya. Lalu setelah itu mereka keluar dari gua. Sebelum keluar Kiky menghampiri si beruang “Terimakasih ya beruang manis. Semoga kita bisa bertemu lagi” ucap Kiky sambil mengelus-elus kepala beruang tersebut. Beruang itu membalas dengan menjilati muka Kiky tanda kalau dia senang. Dan setelah itu Kiky pun keluar dari gua.

0 comments:

Post a Comment