Romie
memanjangkan kakinya ke depan dan melemaskan tubuhnya. Kiky masih memandangi
Farhan dengan terus berharap agar kakanya cepat kembali seperti semula. “Saya
penasaran bagaimana ada desa dibawah tanah seperti ini? Hal ini sangat unik dan
tidak biasa” ucap Romie membuka pembicaraan. “Kalau kalian tahu tentang Tanaman
Tuhan itu, kalian pasti tahu cerita yang menyelimuti tanaman tersebut” jawab
Pak Krisna mulai bercerita. “Maksud bapak peristiwa racun yang menyebar
disebuah desa dan mengakibatkan seluruh penduduk desanya meninggal?” ucap Romie
menanggapi jawaban pak Krisna. “Iya betul” jawab Pak Krisna. “Tapi sebenarnya
tidak semua penduduknya meninggal. Beberapa penduduk selamat setelah memakan
tanaman tersebut” balas Pak Krisna. “Bukankah pada akhirnya para warga yang
selamat itu meninggal juga setelah dua minggu berlalu?” tanya Kiky yang mulai
tertarik dengan obrolan Romie dan Pak Krisna. “Tidak. Para warga yang selamat
itu tidak meninggal. Para warga itu tetap hidup dan merekalah yang membuat desa
ini” jawab Pak Krisna. Romie dan Kiky terlihat sangat terkejut dengan jawaban
Pak Krisna. “Apa? Jadi desa ini dibuat oleh orang-orang yang selamat tersebut.
Tapi kenapa? Kenapa mereka membuat desa ini?” tanya Kiky penasaran.
“Jadi
ceritanya seminggu setelah kejadian itu, ada kabar angin yang mengatakan kalau
perusahaan tersebut akan menyebarkan racun lagi di desa kami. Namun, Racun yang
akan disebarkan bukanlah racun yang seperti sebelumnya. Racun yang akan
disebarkan lebih kuat dari yang sebelumnya. Para warga pun jadi panik dengan
adanya berita tersebut. Lalu mereka mencari cara untuk menyelamatkan diri
mereka. Akhirnya mereka sepakat untuk pergi meninggalkan desa. Lalu mereka
pergi ke hutan ini. Pada awalnya mereka masih bingung akan tinggal dimana.
Mereka hanya berkemah di hutan ini dengan bahan-bahan seadanya dan mengandalkan
yang ada di hutan ini untuk bertahan hidup. Sampai akhirnya saat mereka sedang
mencari makan, salah seorang dari mereka tidak sengaja menemukan gua ini. Lalu
mereka memeriksa gua ini apakah gua ini bisa digunakan untuk tempat tinggal
atau tidak. Pada saat mereka memeriksa gua ini mereka menemukan Toru dengan
kondisi yang sangat kritis. Tubuhnya terluka dimana-mana. Orang-orang dari desa
kami dari dulu sudah pandai membuat ramuan herbal untuk menyembuhkan berbagai
jenis penyakit. Kemudian para warga itu membuat ramuan untuk mengobati Toru.
Dan akhirnya Toru pun sembuh dengan ramuan yang dibuat oleh para warga. Setelah
itu para warga dan Toru menjadi sahabat dan akhirnya para warga tinggal di
dalam gua yang dihuni oleh Toru” cerita dari Pak Krisna. Romie dan Kiky
mendengarkan cerita Pak Krisna dengan seksama.
“Seminggu
kemudian mereka mendengar ribut-ribut di dalam hutan. Salah seorang dari warga
mencoba memeriksa keributan tersebut. Ternyata keributan itu berasal dari
orang-orang perusahaan yang mencari para warga yang selamat. Para warga pun
panik karena takut mereka akan ditemukan. Akhirnya mereka bersembunyi dibagian
paling dalam gua ini dan berharap kalau orang-orang itu tidak akan menemukan
mereka. Ternyata orang-orang itu menemukan gua ini. Lalu mereka mencoba
memeriksa gua ini. Namun ketika akan memasuki gua ini, Toru menghadang mereka
dan menyerang mereka. Orang-orang dari perusahaan itu pun langsung kabur karena
ketakutan dan para warga pun selamat. Mereka sangat berterima kasih kepada Toru
karena Torulah hidup mereka terselamatkan. Tak berapa lama setelah kejadian
itu, mereka berpikir kalau tidak mungkin mereka terus hidup didalam gua seperti
itu. Mereka membutuhkan rumah masing-masing. Akan tetapi tidak mungkin kalau
harus kembali ke desa. Lalu salah seorang dari mereka mempunyai ide untuk
membuat desa bawah tanah ini. Pada awalnya mereka berpikir itu adalah hal yang
mustahil. Tetapi karena tidak ada pilihan lain akhirnya mereka tetap mencoba
dan ternyata mereka berhasil membuat desa bawah tanah ini. Kemudian mereka memelihara
Toru agar gua ini ada yang menjaga dan tidak ada yang mencurigai keberadaan desa
ini” ucap Pak Krisna menyelesaikan ceritanya.
“Jadi
begitu ceritanya. Orang-orang yang selamat itu ternyata tidak meninggal dan
malah membuat desa ini” ucap Kiky dengan penuh kekaguman. “Jadi itu juga
alasannya, ketua dengan yakin mengatakan kalau tanaman itu bisa menetralkan
berbagai jenis racun tanpa terkecuali” ujar Romie. “Bukan hanya itu saja. Tapi
ketua adalah salah satu dari orang-orang yang selamat itu dan dia juga orang
yang tanpa sengaja memakan tanaman itu” ucap Pak Krisna. “Apa?” ucap Kiky
kaget. “Kakek itu salah satu orang yang selamat. Kejadian itu kalau tidak salah
terjadi sekitar lima puluh tahun yang lalu. Umur Kakek itu berapa tahun?” tanya
Kiky. “Ketua berumur delapan puluh tahun” balas Pak Krisna. Kiky pun terdiam
dengan pikiran-pikirannya. “Lalu apa jumlah warga yang ada didesa ini memang
hanya sedikit?” tanya Romie. “Pada awalnya tidak. Ada sekitar dua puluh
keluarga di desa ini sebelumnya. Akan tetapi banyak para remaja yang pergi ke
kota untuk meraih cita-cita mereka jadi mereka meninggalkan desa ini. Dan
akhirnya warga di desa ini hanya tersisa sembilan keluarga saja” jawab Pak
Krisna. “Oh begitu” sahut Romie.
Mereka
pun terus berbincang-bincang banyak hal. Satu jam kemudian kakek yang ternyata
ketua desa itu masuk ke dalam rumah dengan membawa sebuah botol. “Sepertinya
kalian asik sekali” ucap kakek itu dengan suara pelan. “haha… begitulah” jawab
Romie. “Apakah ramuanya sudah selesai?” tanya Romie. “Sudah… ramuannya sudah
jadi, ada didalam botol ini” jawab ketua desa itu. Romie senang mendengar hal
itu. Kemudian ketua desa itu memberikan botol tersebut kepada Romie. “Terima
kasih banyak pak. Saya tidak tahu harus membalas kebaikan kalian bagaimana”
ucap Romie. “Ah tidak perlu. Saya senang kalau ramuan saya bisa menolong orang.
Jadi kemampuan saya tidak sia-sia” balas ketua desa sambil tersenyum. “Saya
juga ingin mengucapkan terima kasih karena kakek sudah menolong kaka saya. Saya
tidak tahu harus bagaimana kalau sampai kakak saya meninggalkan saya” ucap
Kiky. “Itu sudah menjadi kewajiban kakek untuk menolong gadis cantik, baik,
pintar dan juga pemberani sepertimu” balas kakek itu tersenyum.
“Kalau
begitu kami harus segera kembali” ucap Romie. “Loh… kalian beristirahat dulu
saja disini. Besok pagi baru kembali” ucap Pak Krisna. “Kami sangat ingin
sekali tapi kami tidak bisa karena teman kami kondisinya sudah sangat kritis
dan kalau sampai terlambat disembuhkan dia akan meninggal. Kami hanya mempunyai
waktu sampai besok pagi karena itu kami harus segera kembali” balas Romie. “Oh
begitu. Bagaimana cara kalian kembali?” tanya Pak Krisna lagi. “Kami harus ke
lapangan luas yang ada didekat hutan ini. Nanti kami akan menghubungi teman
kami untuk menjemput kami dengan helikopter” jawab Romie. “Oh begitu. Kalau
begitu akan saya antarkan karena sekarang sudah sangat gelap dan akan berbahaya
kalau kalian jalan sendirian di dalam hutan itu” ucap Pak Krisna. “Terimakasih
sekali pak” ucap Romie. “Oh iya adik ini tidak boleh bergerak dahulu sampai
besok karena tubuhnya sangat lemah sekali. Dia akan kembali normal esok hari”
ucap ketua desa. “Baik. Saya mengerti” balas Romie.
Mereka
pun bersiap-siap pulang. Setelah seluruh persiapan selesai mereka berpamitan
kepada Ketua Desa itu dan berangkat. Ketika berjalan menuju gua warga sekitar
masih saja berbisik-bisik saat mereka melihat Romie, Kiky dan Farhan. Namun
Romie dan Kiky tidak terlalu memperdulikan bisikan para warga. Mereka terus
berjalan menuju pintu keluar. Setelah keluar dari pintu terlihat Toru masih
berada di depan pintu menunggu kedatangan mereka. Kiky pun menghampiri Toru. “Terimakasih
banyak Toru. Karena kamulah kakaku jadi tertolong. Kalau kamu tidak membawaku
kemari aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kakaku. Aku sangat
berterimakasih” ucap Kiky sambil memeluk Toru. Toru hanya meraung lalu
menjilati wajah Kiky. “Semoga kita akan bertemu lagi. Aku sangat menyayangimu”
ucap Kiky. Kemudian Kiky melepaskan pelukannya dan berjalan pergi meninggalkan
Toru sambil melambaikan tangannya kepada Toru. Toru hanya diam melihat lambaian
tangan Kiky.
“Tapi
bagaimana bisa Toru membawa kita kesana ya?” tanya Romie heran. “Mungkin karena
alat ini” jawab Kiky sambil menunjuk boneka beruangnya. “Maksudmu?” tanya Romie
lagi. “Saat aku ingin berbicara dengan Toru ketika dia meraung-raung terus, aku
lihat kalau alatku ini ternyata masih aktif. Jadi sepertinya Toru mendengar
semua yang aku ucapkan karena itulah dia membawa kita ke desa itu” jawab Kiky.
“Aku semakin senang dengan alat ini dan merasa sangat beruntung karena kakaku
membuatkan alat ini. Kakaku memang hebat” ucap Kiky lagi. Romie hanya tersenyum
mendengar ucapan Kiky. “Kalian sedang membicarakan apa?” tanya Pak Krisna yang
tidak mengerti dengan obrolan Romie dan Kiky. “Ah tidak pak. Bukan apa-apa.
haha” jawab Romie. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju lapangan
luas yang berada dekat hutan tersebut.
Satu
jam lamanya mereka menempuh perjalanan tersebut. Lebih cepat daripada saat
mereka datang. Akhirnya mereka sampai di lapangan luas yang mereka tuju.
“Akhirnya sampai juga” ucap Kiky lega. Romie segera menelpon Jendral. Setelah
itu dia menghampiri Pak Krisna. “Bapak kembali saja pak. Kami sudah tidak
apa-apa. Lagi pula ini sudah sangat malam” ucap Romie. “Baiklah kalau begitu
saya langsung kembali saja” balas Pak Krisna. “Sekali lagi saya ucapkan terima
kasih atas seluruh bantuan bapak. Maaf kami tidak bisa memberikan apa-apa” ucap
Romie. “Tidak apa-apa. Saya juga senang bisa membantu. Semoga adik itu dan
teman kamu cepat sembuh” balas Pak Krisna. “Iya pak terima kasih” balas Romie.
Kemudian Pak Krisna pun meninggalkan Romie dan Kiky kembali ke desanya. Tiga
jam kemudian helikopter yang menjemput mereka datang. Romie dan Kiky langsung
masuk ke dalam helikopter dan mereka langsung kembali menuju Markas Besar
Kepolisian.





