About

Friday, 30 October 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 10 PART 3

Romie memanjangkan kakinya ke depan dan melemaskan tubuhnya. Kiky masih memandangi Farhan dengan terus berharap agar kakanya cepat kembali seperti semula. “Saya penasaran bagaimana ada desa dibawah tanah seperti ini? Hal ini sangat unik dan tidak biasa” ucap Romie membuka pembicaraan. “Kalau kalian tahu tentang Tanaman Tuhan itu, kalian pasti tahu cerita yang menyelimuti tanaman tersebut” jawab Pak Krisna mulai bercerita. “Maksud bapak peristiwa racun yang menyebar disebuah desa dan mengakibatkan seluruh penduduk desanya meninggal?” ucap Romie menanggapi jawaban pak Krisna. “Iya betul” jawab Pak Krisna. “Tapi sebenarnya tidak semua penduduknya meninggal. Beberapa penduduk selamat setelah memakan tanaman tersebut” balas Pak Krisna. “Bukankah pada akhirnya para warga yang selamat itu meninggal juga setelah dua minggu berlalu?” tanya Kiky yang mulai tertarik dengan obrolan Romie dan Pak Krisna. “Tidak. Para warga yang selamat itu tidak meninggal. Para warga itu tetap hidup dan merekalah yang membuat desa ini” jawab Pak Krisna. Romie dan Kiky terlihat sangat terkejut dengan jawaban Pak Krisna. “Apa? Jadi desa ini dibuat oleh orang-orang yang selamat tersebut. Tapi kenapa? Kenapa mereka membuat desa ini?” tanya Kiky penasaran.
“Jadi ceritanya seminggu setelah kejadian itu, ada kabar angin yang mengatakan kalau perusahaan tersebut akan menyebarkan racun lagi di desa kami. Namun, Racun yang akan disebarkan bukanlah racun yang seperti sebelumnya. Racun yang akan disebarkan lebih kuat dari yang sebelumnya. Para warga pun jadi panik dengan adanya berita tersebut. Lalu mereka mencari cara untuk menyelamatkan diri mereka. Akhirnya mereka sepakat untuk pergi meninggalkan desa. Lalu mereka pergi ke hutan ini. Pada awalnya mereka masih bingung akan tinggal dimana. Mereka hanya berkemah di hutan ini dengan bahan-bahan seadanya dan mengandalkan yang ada di hutan ini untuk bertahan hidup. Sampai akhirnya saat mereka sedang mencari makan, salah seorang dari mereka tidak sengaja menemukan gua ini. Lalu mereka memeriksa gua ini apakah gua ini bisa digunakan untuk tempat tinggal atau tidak. Pada saat mereka memeriksa gua ini mereka menemukan Toru dengan kondisi yang sangat kritis. Tubuhnya terluka dimana-mana. Orang-orang dari desa kami dari dulu sudah pandai membuat ramuan herbal untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Kemudian para warga itu membuat ramuan untuk mengobati Toru. Dan akhirnya Toru pun sembuh dengan ramuan yang dibuat oleh para warga. Setelah itu para warga dan Toru menjadi sahabat dan akhirnya para warga tinggal di dalam gua yang dihuni oleh Toru” cerita dari Pak Krisna. Romie dan Kiky mendengarkan cerita Pak Krisna dengan seksama.
“Seminggu kemudian mereka mendengar ribut-ribut di dalam hutan. Salah seorang dari warga mencoba memeriksa keributan tersebut. Ternyata keributan itu berasal dari orang-orang perusahaan yang mencari para warga yang selamat. Para warga pun panik karena takut mereka akan ditemukan. Akhirnya mereka bersembunyi dibagian paling dalam gua ini dan berharap kalau orang-orang itu tidak akan menemukan mereka. Ternyata orang-orang itu menemukan gua ini. Lalu mereka mencoba memeriksa gua ini. Namun ketika akan memasuki gua ini, Toru menghadang mereka dan menyerang mereka. Orang-orang dari perusahaan itu pun langsung kabur karena ketakutan dan para warga pun selamat. Mereka sangat berterima kasih kepada Toru karena Torulah hidup mereka terselamatkan. Tak berapa lama setelah kejadian itu, mereka berpikir kalau tidak mungkin mereka terus hidup didalam gua seperti itu. Mereka membutuhkan rumah masing-masing. Akan tetapi tidak mungkin kalau harus kembali ke desa. Lalu salah seorang dari mereka mempunyai ide untuk membuat desa bawah tanah ini. Pada awalnya mereka berpikir itu adalah hal yang mustahil. Tetapi karena tidak ada pilihan lain akhirnya mereka tetap mencoba dan ternyata mereka berhasil membuat desa bawah tanah ini. Kemudian mereka memelihara Toru agar gua ini ada yang menjaga dan tidak ada yang mencurigai keberadaan desa ini” ucap Pak Krisna menyelesaikan ceritanya.
“Jadi begitu ceritanya. Orang-orang yang selamat itu ternyata tidak meninggal dan malah membuat desa ini” ucap Kiky dengan penuh kekaguman. “Jadi itu juga alasannya, ketua dengan yakin mengatakan kalau tanaman itu bisa menetralkan berbagai jenis racun tanpa terkecuali” ujar Romie. “Bukan hanya itu saja. Tapi ketua adalah salah satu dari orang-orang yang selamat itu dan dia juga orang yang tanpa sengaja memakan tanaman itu” ucap Pak Krisna. “Apa?” ucap Kiky kaget. “Kakek itu salah satu orang yang selamat. Kejadian itu kalau tidak salah terjadi sekitar lima puluh tahun yang lalu. Umur Kakek itu berapa tahun?” tanya Kiky. “Ketua berumur delapan puluh tahun” balas Pak Krisna. Kiky pun terdiam dengan pikiran-pikirannya. “Lalu apa jumlah warga yang ada didesa ini memang hanya sedikit?” tanya Romie. “Pada awalnya tidak. Ada sekitar dua puluh keluarga di desa ini sebelumnya. Akan tetapi banyak para remaja yang pergi ke kota untuk meraih cita-cita mereka jadi mereka meninggalkan desa ini. Dan akhirnya warga di desa ini hanya tersisa sembilan keluarga saja” jawab Pak Krisna. “Oh begitu” sahut Romie.
Mereka pun terus berbincang-bincang banyak hal. Satu jam kemudian kakek yang ternyata ketua desa itu masuk ke dalam rumah dengan membawa sebuah botol. “Sepertinya kalian asik sekali” ucap kakek itu dengan suara pelan. “haha… begitulah” jawab Romie. “Apakah ramuanya sudah selesai?” tanya Romie. “Sudah… ramuannya sudah jadi, ada didalam botol ini” jawab ketua desa itu. Romie senang mendengar hal itu. Kemudian ketua desa itu memberikan botol tersebut kepada Romie. “Terima kasih banyak pak. Saya tidak tahu harus membalas kebaikan kalian bagaimana” ucap Romie. “Ah tidak perlu. Saya senang kalau ramuan saya bisa menolong orang. Jadi kemampuan saya tidak sia-sia” balas ketua desa sambil tersenyum. “Saya juga ingin mengucapkan terima kasih karena kakek sudah menolong kaka saya. Saya tidak tahu harus bagaimana kalau sampai kakak saya meninggalkan saya” ucap Kiky. “Itu sudah menjadi kewajiban kakek untuk menolong gadis cantik, baik, pintar dan juga pemberani sepertimu” balas kakek itu tersenyum.
“Kalau begitu kami harus segera kembali” ucap Romie. “Loh… kalian beristirahat dulu saja disini. Besok pagi baru kembali” ucap Pak Krisna. “Kami sangat ingin sekali tapi kami tidak bisa karena teman kami kondisinya sudah sangat kritis dan kalau sampai terlambat disembuhkan dia akan meninggal. Kami hanya mempunyai waktu sampai besok pagi karena itu kami harus segera kembali” balas Romie. “Oh begitu. Bagaimana cara kalian kembali?” tanya Pak Krisna lagi. “Kami harus ke lapangan luas yang ada didekat hutan ini. Nanti kami akan menghubungi teman kami untuk menjemput kami dengan helikopter” jawab Romie. “Oh begitu. Kalau begitu akan saya antarkan karena sekarang sudah sangat gelap dan akan berbahaya kalau kalian jalan sendirian di dalam hutan itu” ucap Pak Krisna. “Terimakasih sekali pak” ucap Romie. “Oh iya adik ini tidak boleh bergerak dahulu sampai besok karena tubuhnya sangat lemah sekali. Dia akan kembali normal esok hari” ucap ketua desa. “Baik. Saya mengerti” balas Romie.
Mereka pun bersiap-siap pulang. Setelah seluruh persiapan selesai mereka berpamitan kepada Ketua Desa itu dan berangkat. Ketika berjalan menuju gua warga sekitar masih saja berbisik-bisik saat mereka melihat Romie, Kiky dan Farhan. Namun Romie dan Kiky tidak terlalu memperdulikan bisikan para warga. Mereka terus berjalan menuju pintu keluar. Setelah keluar dari pintu terlihat Toru masih berada di depan pintu menunggu kedatangan mereka. Kiky pun menghampiri Toru. “Terimakasih banyak Toru. Karena kamulah kakaku jadi tertolong. Kalau kamu tidak membawaku kemari aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kakaku. Aku sangat berterimakasih” ucap Kiky sambil memeluk Toru. Toru hanya meraung lalu menjilati wajah Kiky. “Semoga kita akan bertemu lagi. Aku sangat menyayangimu” ucap Kiky. Kemudian Kiky melepaskan pelukannya dan berjalan pergi meninggalkan Toru sambil melambaikan tangannya kepada Toru. Toru hanya diam melihat lambaian tangan Kiky.
“Tapi bagaimana bisa Toru membawa kita kesana ya?” tanya Romie heran. “Mungkin karena alat ini” jawab Kiky sambil menunjuk boneka beruangnya. “Maksudmu?” tanya Romie lagi. “Saat aku ingin berbicara dengan Toru ketika dia meraung-raung terus, aku lihat kalau alatku ini ternyata masih aktif. Jadi sepertinya Toru mendengar semua yang aku ucapkan karena itulah dia membawa kita ke desa itu” jawab Kiky. “Aku semakin senang dengan alat ini dan merasa sangat beruntung karena kakaku membuatkan alat ini. Kakaku memang hebat” ucap Kiky lagi. Romie hanya tersenyum mendengar ucapan Kiky. “Kalian sedang membicarakan apa?” tanya Pak Krisna yang tidak mengerti dengan obrolan Romie dan Kiky. “Ah tidak pak. Bukan apa-apa. haha” jawab Romie. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju lapangan luas yang berada dekat hutan tersebut.

Satu jam lamanya mereka menempuh perjalanan tersebut. Lebih cepat daripada saat mereka datang. Akhirnya mereka sampai di lapangan luas yang mereka tuju. “Akhirnya sampai juga” ucap Kiky lega. Romie segera menelpon Jendral. Setelah itu dia menghampiri Pak Krisna. “Bapak kembali saja pak. Kami sudah tidak apa-apa. Lagi pula ini sudah sangat malam” ucap Romie. “Baiklah kalau begitu saya langsung kembali saja” balas Pak Krisna. “Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas seluruh bantuan bapak. Maaf kami tidak bisa memberikan apa-apa” ucap Romie. “Tidak apa-apa. Saya juga senang bisa membantu. Semoga adik itu dan teman kamu cepat sembuh” balas Pak Krisna. “Iya pak terima kasih” balas Romie. Kemudian Pak Krisna pun meninggalkan Romie dan Kiky kembali ke desanya. Tiga jam kemudian helikopter yang menjemput mereka datang. Romie dan Kiky langsung masuk ke dalam helikopter dan mereka langsung kembali menuju Markas Besar Kepolisian.

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 10 PART 2

Romie dan Kiky terkejut saat melihat desa tersebut karena desa itu tidak seperti desa pada umumnya. Desa itu berada dibawah tanah dengan luas yang hanya sebesar dua kali lapangan sepak bola dan hanya ada sepuluh rumah disitu. Rumah-rumah itu berbentuk sama seperti rumah adat orang Kalimantan. Satu rumah yang paling besar berada di paling belakang, empat rumah yang lebih kecil disebelah kiri rumah besar itu dan lima rumah, yang berukuran sama dengan empat lainnya, berada di sebelah kanan. Semua rumah itu membentuk setengah lingkaran. Dan tepat ditengah-tengahnya terdapat sebuah tumpukan kayu yang telah terbakar. Sepertinya itu tempat untuk membuat api unggun. Walaupun desa itu berada di bawah tanah tapi desa itu tidak dikelilingi dengan tanah. Para warga telah menutup tanah-tanah yang mengitari desa tersebut dengan bata dan semen layaknya rumah pada umumnya.
Ketika Romie dan Kiky memasuki desa itu, seluruh warga tercengang melihat kedatangan mereka. “Krisna apa kamu sudah gila membawa orang asing masuk ke sini?” kata salah seorang dari mereka. Suasana pun jadi ribut karena saling berbisik satu sama lain. “Tenang teman-teman. Mereka bukan orang jahat dan mereka butuh bantuan karena itu aku membawa mereka kemari” ucap pria itu yang ternyata bernama Krisna. “Kamu kan bisa membantu orang luar seperti biasanya saja tidak perlu membawa mereka sampai kesini” ucap salah seorang dari mereka lagi. “Justru itu, karena aku tidak tahu harus menggunakan ramuan apa makannya aku membawa mereka kemari. Gadis kecil ini sudah membantu Toru menyembuhkan kaki Toru yang terluka. Jadi aku tidak merasa kalau mereka adalah orang jahat” jelas Krisna. Para warga itu saling menatap satu sama lain karena masih merasa bingung. “Memangnya mereka kenapa? Sampai kau harus membawa mereka kemari” tanya salah seorang dari mereka. “Kaka gadis ini terkena racun yang masih tidak tahu apa penawarnya. Pada awalnya mereka kesini untuk mengambil Tanaman Tuhan yang akan digunakan untuk menyembuhkan teman mereka. Tetapi karena suatu hal mereka kehilangan tanaman itu dan sekarang kaka gadis ini terkena racun yang sama. Racun yang mengenai kaka gadis ini bukanlah racun dari hewan melainkan racun dari bahan kimia. Aku sudah coba memeriksa kaka gadis ini tapi gejala yang ditumbulkan oleh racun itu belum pernah aku lihat karena itu aku tidak berani memberikan sembarang ramuan dan karena itulah aku membawa mereka kemari” jawab Krisna panjang lebar.
“Ketua tidak akan menyukai hal ini” kata salah satu dari mereka lagi. “Aku yang akan bertanggung jawab” balas Krisna tenang. Kemudian keluar seorang kakek-kakek dari rumah yang paling besar. Kakek tersebut kemudian berjalan ke arah para warga yang sedang berkumpul. “Ada apa ini ribut-ribut?” tanya kakek itu. Kemudian salah seorang dari warga itu mengadukan tindakan Krisna. “Krisna apa kau yakin dengan tindakanmu?” tanya kakek itu setelah mengetahui apa yang sedang terjadi. “Aku yakin dan aku akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu” jawab Krisna meyakinkan. Kemudian kakek itu melihat ke arah Romie dan Kiky. Lalu dia mulai berpikir. “Kalau begitu bawa mereka ke dalam rumahku” perintah Kakek itu lalu dia masuk ke dalam rumahnya. “Terimakasih ketua” jawab Krisna senang. Romie dan Kiky hanya diam daritadi karena mereka benar-benar bingung dengan suasana desa ini. “Ayo kita ke rumah ketua” ajak Pak Krisna. Kemudian mereka berjalan menuju rumah ketua desa itu. Saat melewati warga, Romie dan Kiky merasa tidak nyaman karena para warga membicarakan mereka sambil beribisik-bisik. Tapi akhirnya mereka tidak memperdulikan gunjingan para warga karena bagi mereka keselamatan Farhan lebih penting.
Rumah kakek itu terlihat luas karena tidak banyak ruangan di rumah itu. satu ruangan besar di tengah kemudian satu dapur dan satu ruangan lainnya disebelah kiri yang sepertinya ruangan itu adalah kamar tidur. Rumah itu hanya beralaskan bambu yang disusun sedemikiran rupa agar bambu tersebut dapat menahan berat badan manusia. “Tidurkan saja orang yang terkena racun itu disini” ucap kakek itu. Lalu Romie menurunkan Farhan dan menidurkannya di tengah-tengah ruangan yang luas. Lalu kakek itu memeriksa keadaan Farhan. Dia melihat wajah Farhan yang pucat dengan napas yang tidak teratur. Warna kulit Farhan mulai berubah menjadi ungu.
“Kamu benar Krisna, anak ini tidak bisa diobati dengan sembarang ramuan” ucap kakek itu. “Lalu sekarang bagaimana?” tanya Pak Krisna. “Aku dengar kalian kesini untuk mencari Tanaman Tuhan?” tanya Kakek itu kepada Romie dan Kiky. “Benar” jawab Romie sopan. “Begini tanaman itu adalah tanaman yang sangat istimewa. Tanaman itu benar-benar bisa menyembuhkan berbagai jenis racun tanpa terkecuali. Namun, karena tanaman itu sudah hilang jadi harus menunggu sepuluh tahun lagi untuk mendapatkan tanaman itu” ucap Kakek itu. Raut wajah Romie dan Kiky kembali terlihat sedih. “Sebenarnya saya mempunyai satu ramuan yang hampir menyerupai tanaman itu” ucap kakek itu lagi. “Benarkah?” tanya Kiky terlihat senang mendengar kabar baik itu. “Iya, saya membuat ramuan itu untuk mengantisipasi saat-saat seperti sekarang ini. Tapi saya masih ragu ramuan itu akan berhasil atau tidak untuk menyembuhkan adik ini karena seperti yang saya bilang tadi, ramuan itu hampir menyerupai yang berarti ramuan itu tidak sama persis dengan tanaman itu karena saya sendiri tidak bisa membuat ramuan yang sama persis dengan tanaman itu” ujar kakek itu. “Apa kalian tetap ingin mencoba ramuan itu?” tanya kakek itu. “Apa ada efek samping dari ramuan itu?” tanya Romie. “Ramuan itu memang bisa menyembuhkan berbagai jenis racun akan tetapi kalau racun di dalam tubuh anak ini lebih kuat daripada ramuan itu, maka ramuan itu bukannya menyembuhkan malah akan mempercepat penyebaran racun tersebut ke seluruh tubuh” jawab si kakek.
Romie dan Kiky terdiam mendengar penjelasan si kakek. Mereka bingung menentukan akan meminumkan ramuan tersebut kepada Farhan atau tidak. Lumayan lama keheningan menyelimuti rumah itu. Lalu tiba-tiba “Saya setuju untuk meminumkan ramuan itu kepada kakaku” ucap Kiky. “Apa kamu yakin Kiky?” tanya Romie. Kiky menganggukan kepalanya “Bagaimanapun juga kakaku akan menghadapi kematian. Jadi akan lebih baik kalau mecoba ramuan itu daripada tidak sama sekali” jawab Kiky. “Baiklah kalau kamu sudah yakin saya akan mengambilkan ramuannya” ucap kakek itu. Lalu kakek itu berdiri dan berjalan menuju ruangan yang berada disebelah kiri. Setelah itu dia keluar dengan membawa botol kecil yang terbuat dari bambu. Dia membuka botol tersebut lalu meminumkan cairan yang ada di dalam botol itu kepada Farhan.
Suasana berubah menjadi tegang. Jantung Kiky berdebar kencang setelah melihat Farhan meminum ramuan itu. Perasaan yang sama dirasakan pula oleh Romie. Mereka melihat keadaan Romie dengan penuh kecemasan. Setelah Farhan meminum ramuan tersebut, belum terlihat adanya reaksi dari ramuan itu. Tubuh Farhan masih terlihat sama, nafas yang tidak teratur, wajah pucat dan warna keunguan ditubuhnya semuanya masih sama. Kiky mulai khawatir kalau ramuan itu tidak bekerja. Lima menit berlalu dan kondisi tubuh Farhan masih terlihat sama bahkan lima menit kemudian suhu tubuhnya malah naik. Kiky pun panik “Kakek kenapa suhu tubuh kakaku jadi naik? Apa ini wajar?” tanyanya. “Iya ini adalah hal yang wajar. Jadi tenang saja. Naiknya suhu tubuh adalah pertanda kalau ramuannya sedang bekerja di dalam tubuhnya” jawab kakek itu. Kiky sedikit lega mendengar jawaban tersebut. “Efek ramuan tersebut baru akan terlihat setelah suhu tubuhnya normal kembali” tambah kakek itu.
Sepuluh menit kemudian suhu tubuh Farhan secara perlahan mulai normal kembali. Setelah suhu tubuhnya nomal, raut wajah Farhan berubah seperti sedang menahan rasa sakit. Sekitar sepuluh menit Farhan terlihat begitu. Setelah itu dia mulai tenang, nafasnya secara perlahan mulai teratur. Wajah pucatnya mulai menghilang dan warna ungu ditubuhnya juga mulai menghilang secara perlahan. Kiky senang ketika melihat kondisi kakanya yang mulai membaik. “Kakek apa ini artinya ramuan kakek berhasil?” tanya Kiky. “Sepertinya begitu” jawab si kakek tersenyum. Kiky sangat senang mendengar jawaban itu. Tidak hanya Kiky, Pak Krisna dan Romie pun terlihat senang ketika mengetahui kalau ramuan ketua desa itu ternyata berhasil menyembuhkan Farhan. “Untuk sementara biarkan Farhan beristirahat dulu hingga kondisinya benar-benar pulih” ucap kakek itu. Romie dan Kiky mengangguk pertanda mengerti. “Emm begini pak…” ucap Romie tiba-tiba. “Ada apa?” tanya si kakek. “Sebenarnya tujuan kami ke gua ini mencari tanaman itu untuk menyembuhkan sahabat saya. Bolehkah saya meminta ramuan itu untuk sahabat saya?” tanya Romie sopan. “Tentu saja boleh. Tetapi ramuannya habis, jadi saya harus membuatnya terlebih dahulu. Jadi kalian harus menunggu” jawab kakek itu. “Baik pak kami akan menunggu. Terima kasih banyak” ucap Romie dengan senang. “Sama-sama. Sambil menunggu beristirahatlah disini. Kalian tampak sangat lelah” balas si kakek. Romie mengangguk. Dan kemudian kakek itu pergi kebelakang rumahnya untuk mulai membuat ramuannya.

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 10 PART 1

Chapter 10
“Desa Tersembunyi”

Kiky kembali menghampiri Farhan. “Kaka… kaka bertahanlah” ucapnya sambil menangis. Romie mencoba bangkit sambil menahan rasa sakitnya dan menghampiri Kiky. “Bagaimana ini ka? Kakaku terkena racunnya Ricky” ucap Kiky sambil menatap Romie dengan wajah sedihnya. Romie terdiam kebingungan dengan apa yang harus dia lakukan. Satu-satunya daun yang bisa menyembuhkan sahabatnya sudah tidak ada. Selain itu, sekarang bukan hanya Raka tapi Farhan juga terkena racun yang sama. Romie benar-benar bingung dan tidak tahu harus bagaimana. Sementara itu Kiky masih terus menangisi Farhan yang tegeletak tidak berdaya. Dia juga tidak tahu harus melakukan apa karena yang dia tahu Goddes Leaf tidak tumbuh di tempat lain.
Seluruh hewan yang berkumpul mulai membubarkan diri. Hanya beruang hitam, yang telah ditolong oleh Kiky sebelumnya, yang tetap tinggal. Beruang itu seperti ingin menghibur Kiky tapi tidak tahu bagaimana caranya. “Kaka jangan tinggalkan aku, kumohon” ucap Kiky dengan rasa putus asa. “Kiky tenanglah” ucap Romie mencoba menenangkan Kiky. “Aku tidak mau kehilangan kakaku” tangis Kiky. “Hanya Kakaku lah satu-satunya yang aku punya” lanjutnya. “Memangnya orang tua kalian kemana?” tanya Romie pelan. “Orang tua kami sudah meninggal ketika kami masih kecil karena sebuah bencana. Beruntung kapten menemukan kami dan mau merawat kami. Tapi hanya kakaku lah yang selalu ada untuk melindungiku kalau aku dalam bahaya dan dia juga yang selalu mencoba menolongku kalau aku membutuhkan bantuan. Walaupun dia terlihat ketus dan tidak bersahabat, sebenarnya dia adalah kakak yang sangat perhatian. Aku sangat menyayangi kakaku. Aku tidak mau kehilangan orang yang aku sayangi lagi” ucap Kiky lagi dengan air mata yang terus menetes.
Romie merasa iba mendengar cerita Kiky. Dia teringat kalau dia juga ditinggal oleh kedua orangtuanya sewaktu berumur 15 tahun dan itu rasanya sangat menyakitkan. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi Farhan dan Kiky yang ditinggal oleh orang tuanya disaat mereka masih sangat kecil. Romie berpikir keras bagaimana caranya menolong Farhan. Kemudian dia teringat Yolland. “Mungkin Yolland bisa membantu” pikirnya. Dia mengambil handphonenya namun sial karena tidak ada sinyal disitu. Romie pun kembali menemukan jalan buntu.
Tiba-tiba beruang hitam, yang dari tadi hanya diam mendadak meraung. Romie dan Kiky kaget mendengar raungan beruang itu. Namun beruang itu terus menerus meraung. Kiky mengambil bonekanya dan mendekati beruang tersebut. Ketika Kiky ingin mengaktifkan bonekanya, dia melihat ternyata boneka beruangnya itu masih aktif. “Ada apa beruang manis?” tanya Kiky kepada beruang itu sambil mengusap air matanya. Beruang itu membalikan badannya ke arah gua, lalu dia menengok kebelakang melihat Kiky dan dia meraung lagi. “Apa yang dilakukan beruang itu?” tanya Romie. “Sepertinya beruang itu ingin aku mengikutinya. Kaka aku akan mengikuti beruang itu. Kaka tolong jaga kakaku ya?” pinta Kiky. “Apa kamu yakin akan mengikuti beruang itu?” tanya Romie khawatir. “Iya. Aku merasa kalau ada sesuatu yang ingin ditunjukkan oleh beruang itu. Mungkin di dalam gua itu masih ada Goddes Leaf yang tumbuh dan dia ingin menunjukannya” jawab Kiky. “Baiklah kalau begitu. Berhati-hatilah” ucap Romie. Kiky menganggukan kepalanya lalu mengikuti beruang itu masuk ke dalam Gua.
Ternyata lorong gua itu sangat dalam. Kiky mengikuti beruang tersebut sampai ke bagian paling dalam. Kemudian di bagian paling dalam, Kiky melihat ada sebuah pintu. Beruang itu berjalan menuju pintu tersebut. Setelah itu dia berhenti didepannya dan lagi-lagi beruang itu meraung-raung seperti sedang memanggil. Kiky kebingungan dengan apa yang dilakukan oleh beruang itu. Tiba-tiba pintu itu terbuka dan seorang pria paruh baya muncul dari pintu tersebut. “Ada apa Toru?” tanya pria itu. Lalu pria itu kaget ketika melihat keberadaan Kiky. “Kamu siapa? Kenapa bisa bersama Toru?” tanya pria itu kepada Kiky. “Oh jadi beruang ini bernama Toru. Nama saya Kiky pak. Toru yang mengajak saya kesini” jawab Kiky. Pria itu tampak keheranan. “Toru kenapa kamu membawa gadis ini kesini?” tanya pria itu. Lalu Toru meraung pelan kemudian menjilati wajah Kiky. “Tidak biasanya Toru seperti ini. Dia tidak pernah membawa orang asing kesini. Sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan kepada Toru?” tanya pria itu lagi kepada Kiky. “Saya hanya menyembuhkan luka kaki Toru pak. Saya tadi memasuki gua ini bersama teman saya. Lalu saya mendengar ada raungan dan tiba-tiba saja Toru muncul dari dalam gua. Setelah itu dia menunjukan kakinya yang berdarah karena tertusuk oleh kayu yang runcing. Setelah itu saya memperban kaki Toru yang terluka” jawab Kiky menjelaskan. “Oh begitu. Kamu gadis yang baik” puji pria itu. Kiky tersenyum mendengar pujian itu.
“Lalu apa kamu membutuhkan sesuatu?” tanya bapak itu lagi. “Emm… begini pak. Sebenarnya tujuan saya ke gua ini untuk mencari daun Goddes Leaf” jawab Kiky. “Goddes Leaf? apa itu?” tanya pria itu. Kiky lupa kalau orang setempat tidak menyebut tanaman itu dengan Goddes Leaf. “Maksud saya adalah Tanaman Tuhan pak. Tanaman yang bisa menyembuhkan berbagai jenis racun” jawab Kiky. “Oh tanaman itu. Bukannya tanaman itu tumbuh dibagian depan gua ini?”  tanya pria itu lagi. “Benar pak. Pada awalnya saya sudah mengambil tanaman itu di depan gua ini. Tetapi terjadi sesuatu yang tidak bisa saya ceritakan yang pada intinya saya kehilangan daun itu. Daun itu tadinya untuk menyembuhkan salah satu teman saya yang sedang keracunan dan tidak bisa disembuhkan. Karena itulah satu-satunya harapan kami adalah daun itu. Tapi sekarang saya kehilangan daun itu dan yang lebih parah lagi kaka saya terkapar di luar gua ini karena racun yang sama” jawab Kiky. Air mata Kiky sempat menetes lagi ketika menceritakan apa yang sedang terjadi. “Saya bingung pak harus bagaimana karena satu-satunya obat yang bisa menyembuhkan luka itu sudah tidak ada. Kemudian Toru mengajak saya kemari” Kiky menyelesaikan ceritanya, kemudian dia menghapus air matanya. “Oh begitu. Bisa saya melihat kakakmu” tanya pria itu. “Bisa pak. Kakak saya ada di depan gua ini” jawab Kiky. “Ayo kita segera kesana. Toru kamu berjaga disini ya” ucap pria itu. Toru meraung tanda setuju.
Di luar gua, terlihat kalau malam sudah mulai menjelang. Bulan sudah mulai menerangi malam itu dengan sinarnya. Romie mulai mengkhawatirkan keadaan Kiky karena sampai saat itu Kiky belum juga kembali. Dia takut terjadi sesuatu pada Kiky. Dia ingin menyusul Kiky tapi dia juga tidak bisa meninggalkan Farhan begitu saja. Di tengah kebingungannya tiba-tiba dia melihat ada orang keluar dari gua itu. Perasaan Romie sedikit lega ketika melihat ternyata yang keluar dari gua itu adalah Kiky. Namun, setelah itu Romie kaget karena Kiky keluar bersama orang lain yang tidak dikenalnya. Romie langsung berdiri dan langsung mempersiapkan diri untuk bertarung. “Tidak apa-apa kaka. Dia orang baik” ucap Kiky. “Siapa dia Kiky?” tanya Romie. “Aku sendiri tidak tahu. Tapi bapak ini ingin menolong kita. Dia ingin memeriksa keadaan kaka” jawab Kiky. Pria itu tersenyum ke arah Romie. “Itu kaka saya pak” ucap Kiky sambil menunjuk ke arah Farhan. Pria itu langsung menghampiri Farhan. Setelah itu dia memeriksa Farhan. Pria itu sangat terkejut saat melihat keadaan Farhan. “Sebenarnya dia terkena racun apa?” tanya pria itu. “Racun ini bukan racun yang disebabkan oleh gigitan atau sengatan hewan. Karena saya sudah sering melihat orang yang terkena gigitan atau sengatan hewan liar” ucap pria itu lagi. Romie dan Kiky saling memandang karena bingung harus menjawab apa. “Emm… begini pak. Farhan memang tidak terkena racun dari hewan tapi racun dari zat kimia. Tapi maaf saya tidak bisa menjelaskan detailnya” jawab Romie sopan. Kemudian pria itu terlihat berpikir. “Baiklah kalau begitu. Sebenarnya saya tidak boleh membawa sembarang orang memasuki desa. Tapi anak ini dalam kondisi berbahaya dan menurut saya kalian juga bukan orang jahat. Kalau begitu bawa anak ini dan ikuti saya” ucap pria itu.
Lalu Romie dan Kiky mengikuti perintah pria itu. Romie langsung menggendong Farhan sedangkan Kiky mengambil laptop Farhan kemudian mereka mengikuti pria itu masuk kembali ke dalam gua. “Emm maaf pak. Bapak bilang tadi kita akan ke desa bapak tapi kenapa kita memasuki gua?”  tanya Kiky penasaran. “Oh nanti kamu juga akan tahu” jawab pria itu. Tiba-tiba pria itu menghentikan langkahnya. “Ada apa pak?” tanya Romie. “Saya lupa bilang. Sebelumnya saya ingin kalian berjanji kalau kalian tidak akan menceritakan kepada siapapun tentang apapun yang akan kalian lihat nanti di desa saya” ucap pria itu. “Baik, kami berjanji akan merahasiakan apapun yang akan kami lihat di desa bapak” ucap Romie. “Saya percaya dengan kalian” balas pria itu. Lalu pria itu kembali berjalan sampai akhirnya dia berhenti di pintu yang dijaga oleh Toru. “Selamat datang di desa kami” ucap pria itu sambil membuka pintunya dan mempersilahkan Romie dan Kiky memasuki pintu tersebut.

Sunday, 25 October 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 9 PART 3

“Mau kemana kalian? Kalian tidak boleh pergi kemana-mana selama membawa daun itu” mendadak terdengar suara yang tidak asing di telinga mereka. Romie, Farhan dan Kiky melihat kearah datangnya suara itu. “Kau…” ucap Romie kaget. Ternyata itu Ricky yang datang dengan seseorang yang tak dikenal. “Bagaimana kau tahu kami ada disini?” tanya Romie. “Kami tahu kalau kalian akan ke sini untuk mengambil daun itu karena itu kami berencana menghancurkan daun itu sebelum kalian datang. Tapi ternyata kalian sampai terlebih dahulu” jawab Ricky sambil tersenyum jahat. “Tidak usah banyak bicara Ricky. Cepat ambil daunnya dan habisi mereka” ucap orang satunya lagi dengan menggunakan bahasa Inggris.
Tiba-tiba terdengar suara benda terjatuh. Romi dan Kiky melihat ke arah Farhan. Suara benda jatuh itu ternyata suara laptop Farhan yang terjatuh ke tanah. “Kaka kenapa?” ucap Kiky ketika melihat Farhan yang terdiam seperti patung melihat kearah orang tak dikenal yang datang bersama Ricky. “Farhan, ada apa denganmu?” tanya Romie. Tiba-tiba tatapan mata Farhan berubah menjadi tajam dengan ekspresi yang dipenuhi dengan kemarahan. “Kau… Kau akan membayar perbuatanmu” ucap Farhan menggunakan bahasa Inggris dengan nada penuh kemarahan.
“Bos apa anda mengenalnya?” tanya Ricky kepada orang tak dikenal itu. Orang itu melihat ke arah Farhan dan mencoba mengingat. “Tidak. Aku tidak mengenalnya. Mungkin dia salah orang” jawab orang itu dengan tenang. Farhan mulai memainkan yoyonya dengan cepat. Setelah yoyonya terselimuti dengan listrik dia langsung mengarahkan yoyonya ke arah orang tersebut. Orang itu mengangkat tangan kanannya lalu menjentikan jarinya. Setelah itu muncul aliran listrik dari ujung jarinya dan aliran listrik itu menghantam yoyo Farhan. “Duaarrr…” terdengar ledakan keras saat aliran listrik itu menghantam yoyo Farhan. Yoyo Farhan terpental kebelakang dan tegeletak di tanah. Farhan menarik yoyonya kembali ke tangannya. “Ricky jangan hanya diam dan menonton cepat ambil daunnya dan habisi mereka” perintah orang itu. “Siap bos” jawab Ricky. Lalu dia mengaktifkan kacamatanya dan mengambil belatinya. Kemudian Ricky membalik badannya melihat ke arah Farhan. “Waktunya kita bersenang-senang” ujarnya dengan senyuman.
“Minggir. Aku tak ada urusan denganmu” ucap Farhan tegas. “Maaf mengecewakanmu. Tapi kalau kau mau melawan bosku langkahi dulu mayatku” balas Ricky. Tanpa banyak basa-basi Farhan langsung memainkan yoyonya lagi lalu menyerang Ricky. Yoyo itu bergerak dengan sangat cepat tapi Ricky dapat menangkis semua serangan Farhan dengan mudah. “Butuh waktu seribu tahun agar bocah ingusan sepertimu bisa mengalahkanku” ucap Ricky dengan sombongnya.
Sementara itu dibelakang Kiky masih bingung dengan Farhan yang sangat marah ketika melihat orang yang datang bersama Ricky. “Kiky tidak bisakah kau menghentikan Farhan? Dia tidak dalam kondisi yang bagus untuk bertarung. Emosinya tidak stabil” tanya Romie. “Aku tidak tahu. Aku belum pernah melihat kakaku semarah itu” jawab Kiky. “Kalau begitu ayo kita membantunya” ucap Romie. Lalu Romie dan Kiky mengaktifkan alat mereka.
Farhan masih mencoba menyerang Ricky. Kali ini Farhan membuat yoyonya berputar semaki cepat. Lalu dia mengarahkan ke Ricky namun Ricky dapat menghindari serangan Farhan dengan mudah. Tiba-tiba aliran listrik pada yoyo Farhan membesar membuat lingkaran yang sangat besar disekitar yoyonya. Lalu Farhan menarik yoyonya dan mencoba menghajar Ricky dari belakang. Tapi sayang Ricky mengetahui kalau yoyo Farhan akan menyerangnya dari belakang sehingga dia bisa langsung menghindari serang itu dengan melompatinya. “Wow… hampir saja. Kalau sampai kena bisa mati aku tersengat listrik” ucapnya. Lalu sebelum yoyonya sampai ditangan, Farhan memutar tangannya 360° diatas kepala membuat yoyo Farhan ikut berputar 360° lalu meyerang Ricky dari samping. Kali ini serangan Farhan mengenai Ricky karena Ricky masih dalam keadaan melompat menghindari serangan Farhan sebelumnya jadi dia tidak sempat menghindari serangan itu. Ricky pun terbanting ke tanah.
“Aku sudah mengalahkannya. Sekarang giliranmu” ucap Farhan kepada orang yang tak dikenal itu. “Itulah akibatnya kalau kamu terlalu banyak bermain-main” ucap orang itu dengan tenang. “Maafkan aku. Aku akan serius sekarang” balas Ricky sambil mencoba untuk bangkit. Mata Farhan melotot kaget ketika melihat Ricky masih bisa bangkit kembali. “Bagaimana bisa dia bangkit lagi setelah terkena seranganku” ucap Farhan dalam hati. “Berani-beraninya kau bocah ingusan. Kau benar-benar membuatku marah” ucap Ricky kesal. Lalu Ricky berlari dengan cepat ke arah Farhan. Farhan mencoba menyerang Ricky lagi dengan yoyonya tapi seluruh serangan Farhan ditangkisnya.
Kiky bingung karena disekitar situ tidak ada hewan yang bisa membantunya bertarung. Ricky semakin mendekati Farhan namun tiba-tiba ada angin yang cukup besar yang membuat Ricky mundur. “Wow… berapa kalipun aku melihatnya tetap saja terlihat keren” ucap Romie setelah dia mengeluarkan angin itu. “Kau… bagaimana bisa? Kemarin kau terlihat ketakutan seperti pecundang tapi sekarang… kau mempunyai kekuatan” ucap Ricky kaget. “Haha… jangan samakan aku yang sekarang dengan aku yang kemarin” balas Romie bangga. “Tetap saja kau bukan tandinganku” ucap Ricky lagi.
Ricky kembali berlari ke arah Farhan. Romie mencoba menghalangi. Dia menekuk tangan kirinya kebelakang mencoba untuk menyerang lagi. Lalu didorongnya kedepan dan munculah angin dari depan telapak tangannya. Namun kali ini Ricky berhasil menghindari serangan Romie dengan melompat. “Serangan yang sama tak akan mempan padaku kedua kalinya” ucap Ricky. Saat Ricky sedang melompat Farhan menyerang secara tiba-tiba dengan yoyonya mengarah ke wajah Ricky. Tapi Ricky berhasil menangkis serangan Farhan itu dengan belatinya lalu dia mengambil benang yoyo Farhan dan menarik benang tersebut sehingga Farhan tertarik ke udara mendekati Ricky.  Saat sudah dalam jangkauannya, Ricky melukai Farhan di bagian dada dengan belatinya. Setelah itu mereka berdua jatuh bersamaan. Ricky langsung bangkit lagi tapi Farhan tergeletak di tanah dan tidak bangkit lagi. “Satu orang jatuh, dua lagi.. hehe” ucap Ricky.
“Kakaaa” teriak Kiky yang langsung berlari ke arah Farhan. Dilihatnya Farhan yang mulai susah bernafas, keringat mengalir disekujur tubuhnya lalu Kiky memeluk kakanya itu sambil menangis. “Kaka, bertahanlah” ucapnya sambil menangis. Lalu masih sambil menangis Kiky melepas tasnya dan mengambil perban yang ada di dalam tasnya. Dia mencoba menghentikan pendarahan Farhan lalu memperban lukanya. Setelah itu dia menatap ke arah Ricky dengan tatapan kemarahan. “Apa? Mau membalas dendam?” ucap Ricky menantang. “Tenang saja kau juga akan segera menyusul kakamu” tambahnya. “Kau ini beraninya sama anak kecil” ucap Romie mulai marah. “Lawan aku kalau berani” tambahnya. “Hah? Kau yakin akan melawanku? Pecundang sepertimu yang hanya bisa menangis… hahaha” ucap Ricky menghina.
Romie yang kesal langsung berlari ke arah Ricky dan mencoba memukulnya. Namun, Ricky dapat membaca gerakan Romie sehingga dengan mudah Ricky menghindari pukulan Romie lalu dia membalas memukul Romie di bagian punggung dengan sikutnya. Romie pun terjatuh dan merintih kesakitan. Setelah itu Ricky langsung berlari ke arah Kiky. Lalu dia mengambil tas Kiky “Bos” ucap Ricky sambil melemparkan tas Kiky ke arah orang itu. Lalu orang itu mengangkat tangannya mengarah ke tas Kiky dan menjentikan jarinya. Aliran listrik yang keluar dari jarinya menghancurkan tas Kiky dalam sekejap. Melihat tasnya yang berisi daun Goddes Leaf untuk mengobati Raka hancur, Kiky benar-benar marah. “Kau… apa yang kau lakukan” ucap Kiky dengan keras dan dengan tatapan yang penuh dengan kemarahan. Seketika dari dalam gua terdengar suara berlari dan tak lama muncul beruang hitam yang diselamatkan oleh Kiky tadi. Selain itu disekitar mereka bermunculan hewan-hewan penghuni hutan tersebut. Harimau, serigala, kelelawar, burung-burung dan hewan lainnya berdatangan dan mengitari mereka yang siap menyerang kapan saja.
Ricky kaget melihat kedatangan seluruh hewan itu. Lalu orang yang dipanggil bos oleh Ricky mengangkat tangannya keatas, dari seluruh jarinya keluar aliran listrik. “Ricky kita kembali karena misi kita sudah berhasil” ucap orang itu. Lalu dia melepaskan aliran listrik tersebut menyerang pepohonan yang ada disekitar situ. Pepohonan yang diserang orang itu tumbang berjatuhan. Salah satu pohon yang tumbang hampir menghujam Kiky. Namun sebelum pohon itu mengenai Kiky, tiba-tiba beruang yang diselamatkan Kiky datang dan melindungi Kiky dengan menangkap pohon tersebut lalu membuangnya. Kiky terharu melihat aksi penyelamatan yang dilakukan beruang tersebut “Terimakasih” ucap Kiky. Lalu dia melihat sekitarnya mencari keberadaan Ricky dan orang yang bersamanya. Tapi ternyata kedua orang itu sudah pergi melarikan diri.

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 9 PART 2

Lalu Kiky berlari kearah Farhan dengan ketakutan “Kaka, kenapa dia tidak mau mengikuti perintahku?” tanya Kiky panik. “Kaka juga tidak tahu” jawab Farhan sambil mulai memainkan yoyonya. “Kaka jangan katakan kaka akan mengahajarnya dengan yoyo kaka? Tolong jangan sakiti harimau itu. kasian” ucap Kiky. “Tak ada jalan lain Kiky” jawab Farhan. “Kamu mau kita jadi santapan dia? Aku tidak akan melukainya sampai parah. Jadi tenang saja” tambahnya. Akan tetapi harimau itu sudah semakin dekat sedangkan Farhan sedikit kesulitan mempersiapkan yoyonya karena terlalu banyak tanaman dan pohon yang menghalangi pergerakan yoyonya. Ketika Harimau itu sudah semakin dekat tiba-tiba Romie berdiri didepan mereka dengan membawa sebuah tongkat yang sudah dibungkus dengan baju dalamnya. Kemudian dia mengambil sebuah pematik yang ada di dalam kantung celananya. Lalu dibakarnya baju dalamnya dengan menggunakan pematik tadi. Setelah terbakar dia mengarahkannya ke harimau tersebut dan mengayun-ayunkan tongkat itu. Harimau tersebut menghentikan langkahnya dan mulai mundur. Romie terus menerus mengayunkan tongkatnya sampai akhirnya harimau tersebut pergi. “Mengandalkan teknologi itu boleh. Tapi akan lebih baik kalau sekali-kali kamu menggerakan tubuhmu dan mendapatkan pengalaman yang mungkin akan lebih berguna di saat seperti ini” gurau Romie membalas kata-kata Farhan tadi setelah dia berhasil mengusir harimau itu. “Cih…” ucap Farhan kesal.
Setelah kejadian itu mereka pun melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan beberapa kali mereka menemui hewan-hewan penghuni hutan tersebut yang berniat memangsa mereka. Namun dengan kekuatan yang dimiliki oleh Kiky semua bisa teratasi. “Kaka kenapa hanya harimau tadi yang tidak mau menuruti perintahku? Aku masih penasaran” ucap Kiky setelah dia mengusir beberapa serigala. “Menurut kaka mungkin harimau itu terlalu lapar sampai dia tidak mau menuruti perintahmu” jawab Farhan sambil berpikir. “Oh begitu” balas Kiky.
Dua jam lamanya mereka menyusuri hutan tersebut. Sampai pada akhirnya mereka sampai ditempat tujuan mereka. “Itu guanya” ucap Kiky senang setelah melihat gua tujuan mereka yang jaraknya sudah dekat. Ternyata benar di dalam hutan tersebut terdapat gua yang letaknya agak susah dilihat karena gua itu tertutup pepohonan yang tinngi. Gua tersebut baru akan terlihat kalau kita sudah agak dekat dengan gua itu. Setelah mereka berada di depan gua ternyata gua itu lumayan besar dan disekitar gua itu tidak terlalu banyak pepohonan.
“Tanaman itu seharusnya ada di dalam gua ini” ucap Kiky. Wajah Romie terlihat senang. “Kalau begitu ayo kita masuk” ajak Romie. Kiky mengambil senter dari dalam tasnya lalu mereka memasuki gua tersebut. Gua itu sangat besar dan terasa hawa dingin menyelimuti berada didalamnya. Kiky mengarahkan senternya kekanan dan kekiri mencari Goddes Leaf. Tiba-tiba terdengar suara raungan sangat keras sekali dari dalam. Dan karena mereka sedang berada di dalam gua, raungan itu menggema membuat Romie, Farhan dan Kiky kaget. Kemudian datang seekor beruang besar berwarna hitam dihadapan mereka. Beruang itu meraung dengan keras lagi, kali ini tepat dihadapan mereka. Suara raungan beruang itu membuat telinga mereka sakit.
“Ayo kita lari” ucap Romie. Romie dan Farhan sudah mulai berlari tapi Kiky tidak berlari. “Kiky ayo” ucap Romie. Tetapi Kiky tidak mendengarkan ucapan Romie, dia malah mengaktifkan alatnya dan mendekati beruang tersebut. “Tenang sayang tenang” ucap Kiky pelan. Beruang itu meraung lagi didepan Kiky tetapi beruang itu tidak melakukan apapun terhadap Kiky. “Kiky apa yang kau lakukan? Perintahmu tidak dihiraukannya cepat lari. Kau bisa diserangnya” ucap Farhan yang mulai khawatir. “Tidak, dia tidak akan menyerang” balas Kiky dengan yakin. “Beruang ini seperti sedang memberitahukan sesuatu. Kalau dia ingin menyerang dari tadi aku pasti sudah diserangnya tapi beruang ini hanya meraung-raung saja dari tadi” jelas Kiky. Farhan dan Romie hanya bisa melihat Kiky kebingungan tanpa bisa melakukan apa-apa lagi. “Kamu kenapa beruang manis?” ucap Kiky kepada beruang itu. Beruang itu tiba-tiba duduk dan memperlihatkan kakinya. Terlihat kaki kanan beruang tersebut berdarah karena tertusuk sesuatu. “Ya ampun kakimu berdarah” ucap Kiky panik. “Tenang ya sayang aku akan mengobatinya. Jangan bergerak” ucapnya lagi.
Kiky mengambil perban yang ada didalam tasnya. Lalu dia mendekati beruang itu dan mencabut sebuah kayu lancip yang menusuk kaki beruang itu. Kemudian dia memperban kaki beruang itu. Romie hanya bisa diam terpukau melihat apa yang dilakukan oleh Kiky. “Adikmu benar-benar hebat dan juga pemberani” puji Romie. “Dia memang begitu. Kalau sudah menyangkut masalah hewan, dia tidak pernah takut. Sewaktu berumur tujuh tahun saja dia pernah digigit oleh anjing. Tapi dia tidak menangis, dia malah mengelus-elus kepala anjing tersebut dengan tersenyum dan anehnya setelah itu anjing itu melepaskan gigitannya” jelas Farhan. “Wow… aku semakin kagum dengan adikmu” ucap Romie. “Jangankan kau, aku sendiri kakanya selalu terkagum-kagum kalau melihat adikku sedang berurusan dengan hewan karena itulah aku membuatkan alat itu untuknya. Agar dia bisa bertarung dengan sesuatu yang sangat disukainya.” balas Farhan sambil melihat ke arah Kiky dengan tersenyum. “Ternyata kamu bisa tersenyum juga. Aku kira kamu hanya bisa cemberut saja” goda Romie. Farhan memalingkan mukanya karena malu.
“Kalian berdua sini” ucap Kiky setelah dia selesai memperban beruang tersebut. Romie dan Farhan pun mendekati Kiky. “Sudah tidak apa-apa” ucap Kiky dengan senyuman. “Apa kamu yakin?” tanya Romie masih ragu-ragu. “Iya. Beruang ini dari tadi meraung kesakitan karena kakinya tertusuk kayu ini” jawab Kiky sambil menunjukan kayu yang dimaksud. “Aku sudah mengobatinya jadi sekarang sudah aman” ucapnya lagi dengan yakin. “Kalau begitu kita bisa lanjut mencari Goddes Leaf? Beruang itu tidak akan marah kan?” tanya Romie lagi. “iya kita bisa melanjutkan mencari Goddes Leaf dan beruang ini tidak akan marah” jawab Kiky. “Ya sudah kalau begitu kita lanjut mencari Goddes Leaf” ucap Romie. “Tunggu sebentar aku punya ide bagus” ucap Kiky. “Ide apa?” tanya Romie penasaran. “Sebentar” balas Kiky. Lalu Kiky menghampiri beruang tadi. “Beruang manis bisa tunjukan kepada kami tanaman yang ada disini?” ucap Kiky. Beruang itu tiba-tiba berdiri lalu dia mulai jalan. “Ayo kita ikuti” ucap Kiky. “Apa kamu yakin?” tanya Romie lagi. “Iya” jawab Kiky. Akhirnya mereka bertiga mengikuti beruang tersebut masuk lebih dalam gua itu.
Sampai akhirnya beruang tersebut berhenti lalu dia meraung tapi kali ini raungannya tidak terlalu keras. Kiky mengarahkan senternya ke dinding gua tersebut lalu “Itu dia tanamannya” ucapnya senang sambil mengarahkan senternya ke arah tanaman yang merambat di dinding gua itu. “Apa kamu yakin?” tanya Romie senang. “Yap… 100% yakin” jawab Kiky. Dengan cepat Romie menuju tanaman tersebut untuk mengambilnya. Tanaman itu berwarna ungu dengan bentuk yang benar-benar sangat mirip dengan telapak kaki kucing. Tanaman tersebut tumbuh merambat di sekitar dinding gua tapi tidak banyak. Romie mengambil semua daun Goddes Leaf yang ada disitu. Lalu dia kembali kepada Kiky dan memberikan semua daun itu agar Kiky menyimpannya didalam tas ranselnya. Lalu setelah itu mereka keluar dari gua. Sebelum keluar Kiky menghampiri si beruang “Terimakasih ya beruang manis. Semoga kita bisa bertemu lagi” ucap Kiky sambil mengelus-elus kepala beruang tersebut. Beruang itu membalas dengan menjilati muka Kiky tanda kalau dia senang. Dan setelah itu Kiky pun keluar dari gua.

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 9 PART 1

Chapter 9
“Pertarungan di Hutan”

Jam menunjukan pukul sebelas siang. Valeno, Romie, Farhan dan Kiky sedang dalam perjalanan menuju markas besar kepolisian untuk menemui Jendral. Di markas besar kepolisian Jendral sedang menunggu mereka dengan perasaan yang campur aduk. Jendral mondar-mandir memikirkan berbagai hal. Dari mulai kekhawatirannya terhadap kondisi Raka sampai perjalanan yang akan ditempuh oleh Romie. Tak lama Valeno dkk sampai di markas besar kepolisian. Valeno memarkirkan mobilnya lalu mereka semua turun dari mobil dan langsung menemui Jendral.
“Bagaimana kondisi Raka?” tanya Jendral setelah bertemu dengan Valeno dan yang lainnya. “Kondisinya masih sama. Tapi kondisinya akan semakin memburuk kalau kita tidak cepat mengobatinya” jawab Valeno. “Sekarang apa rencananya?” tanya Jendral lagi. “Romie, Farhan dan Kiky akan pergi ke hutan untuk mencari tanaman yang kemungkinan bisa menyembuhkan Raka. Kita hanya bisa berharap tanaman tersebut bisa menyembuhkan Raka” jawab Valeno. “Apa kamu yakin mengirim kedua anak kecil itu. Saya tahu mereka hebat tapi apa tidak berbahaya mengirim mereka kehutan seperti itu?” tanya Jendral. “Mereka tidak akan apa-apa. Saya yakin” jawab Valeno meyakinkan. “Baiklah kalau begitu” balas Jendral. Lalu Jendral melihat ke arah Romie, Farhan dan Kiky “Apa kalian tidak apa-apa hanya pergi bertiga? Kalau kalian mau saya bisa mengirimkan anggota polisi yang lain untuk menemani kalian” ucap Jendral menawarkan bantuan. “Tidak perlu pak. Kami bertiga saja sudah cukup” jawab Romie dengan yakin. “Ya sudah kalau begitu ayo kita ke helikopter” ajak Jendral. Lalu mereka semua menuju ke tempat helicopter berada.
Dibelakang kantor polisi itu ternyata terdapat lapangan yang cukup luas. Di tengah-tengah lapangan itu terdapat helikopter  yang akan dipergunakan oleh Romie, Farhan dan Kiky. Ketika sampai disana, helikopternya sudah dinyalakan dan siap untuk berangkat. Sebelum mereka berangkat Valeno memberikan pesan kepada mereka “Kalian harus cepat kita tidak punya waktu lama. Terlambat sedikit saja maka Raka tidak akan bisa diselamatkan. Waktu kalian hanya sampai besok pagi” pesan Valeno. Romie, Farhan dan Kiky mengangguk tanda mengerti. Setelah itu Romie, Kiky dan Farhan masuk ke dalam helikopter. Dan mereka pun berangkat.
Tak banyak yang bisa mereka kerjakan selama tiga jam perjalanan. Romie mengistirahatkan tubuhnya karena dia masih merasa lelah. Sedangkan Farhan memeriksa lagi yoyonya untuk memastikan kalau yoyonya dalam kondisi yang baik dan siap digunakan kapanpun. Kiky yang tidak tahu akan melakukan apa bermain-main dengan boneka beruangnya. Tak terasa tiga jam pun berlalu. Mereka sudah sampai ditempat tujuan. Pilot helicopter itu dengan hati-hati menurunkan helikopternya di sebuah lapangan yang besar. Setelah helikopter tersebut mendarat Romie, Kiky dan Farhan turun dari helikopter. “Kalau kalian sudah selesai dengan urusan kalian segera hubungi Jendral. Aku akan menjemput kalian lagi disini” ucap si pilot. “Oke aku mengerti” balas Romie. Lalu si pilot menerbangkan lagi helikopternya dan dia kembali ke markas besar ke polisian.
“Sekarang kita kemana?” tanya Romie. “Tunggu sebentar” ucap Farhan. Farhan membuka laptopnya lalu menyalakannya. Kemudian dia menyalakan sebuah aplikasi. Dia mengotak-atik aplikasi tersebut “Sekarang kita cukup berjalan lurus saja karena hutan yang kita tuju ada di depan” ucap Farhan. “Baiklah kalau begitu ayo kita segera berangkat” ucap Romie. Lalu mereka bertiga memulai perjalanan mereka mencari Goddes Leaf.
Hutan itu sangat lebat. Mereka bertiga bersusah payah untuk melewatinya karena banyak tanaman liar yang menghalangi jalan. “Sebenarnya bagaimana bentuk tanaman itu?” tanya Romie kepada Kiky. “Bentuk Goddes Leaf berbeda dengan tanaman lain. Beberapa orang menyebutnya sebagai Paw Leaf “ jawab Kiky. “Paw Leaf? kenapa disebut dengan Paw Leaf?” tanya Romie. “Tanaman itu daunnya berbentuk seperti kaki kucing karena itu beberapa orang menyebutnya sebagai Paw Leaf”jelas Kiky. “Oh begitu. Lalu dimana biasanya tanaman itu tumbuh?” tanya Romie lagi. “Tanaman itu biasa tumbuh didalam gua” jawab Kiky. “Gua? Memang dihutan ini ada gua? Setauku tidak ada gua di hutan ini” balas Romie. “Ada. Tapi tempatnya memang sedikit susah ditemukan tapi ada” balas Kiky lagi. “Kaka penasaran bagaimana Kiky bisa tahu banyak hal yang bahkan kaka sendiri tidak tahu” tanya Romie lagi. “Dari kecil aku sudah tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan alam dan hewan. Karena itu aku suka sekali membaca buku-buku yang berhubungan dengan alam dan hewan. Mungkin karena itu aku jadi tahu banyak hal” jawab Kiky. “Maaf memotong pembicaraan kalian tapi apa kalian tidak mendegar langkah kaki?” sela Farhan. Romie dan Kiky langsung menghentikan langkah mereka saat Farhan mengatakan itu. Mereka langsung memperhatikan sekitar mereka dan memasang telinga lebar-lebar.
Farhan langsung mengaktifkan yoyonya untuk berjaga-jaga. Mereka mendengar suara langkah kaki yang berjalan pelan-pelan. Kemudian mereka meningkatkan kewaspadaan mereka. Lalu mereka berdiri membentuk segitiga dan saling membelakangi satu sama lain. Keadaan hutan itu benar-benar tidak menolong mereka karena daun-daun yang besar dan lebat dan juga pepohonan yang cukup banyak sehingga menghalangi pandangan mereka. Sampai akhirnya Romie terkejut ketika melihat dua ekor harimau. “Sssttt… menunduk dan jangan ribut” ucap Romie dengan suara pelan. “Ada apa?” tanya Kiky dengan suara pelan juga. “Aku melihat dua harimau disana. Jangan banyak bergerak agar tidak menarik perhatiannya” jelas Romie. Kemudian Kiky dan Farhan diam mengikuti perintah Romie. Tapi ternyata kedua harimau itu sudah mencium keberadaan Romie, Kiky dan Farhan dari tadi. Salah satu harimau itu berlari dengan kencang ke arah mereka. Romie panik, Farhan mulai memainkan yoyonya untuk menghajar harimau tersebut. Tiba-tiba Kiky berteriak “Berhentiiii!!!” teriaknya. Romie kaget dia langsung melihat ke arah Kiky. Farhan menghentikan permainan yoyonya. Dan seketika harimau tadi berhenti berlari. Lalu Kiky menghampiri harimau tersebut. “Kiky kamu mau apa? Jangan mendekati harimau itu. Berbahaya” ujar Romie. “Tenang saja” balas Kiky dengan tenang. Kiky mendekati kucing besar itu dan mengelus-elus kepalanya. “Manis tolong jangan mengejar kami ya. Kamu cari makanan lain saja” ucap Kiky perlahan. Lalu harimau tersebut berbalik dan pergi meninggalkan mereka.
Romie tercengang dengan apa yang baru saja dilihatnya. “Bagaimana bisa?” tanya Romie keheranan. “Oh iya kaka baru pertama kali melihatnya ya” ucap Kiky. Teddy ini bukan boneka biasa. Dengan bantuan Teddy aku bisa membuat semua hewan agar menuruti perintahku” jelas Kiky. “Wow” balas Romie kagum. “Bagaimana caranya boneka itu bisa melakukan hal itu?” tanya Romie lagi. “Kalau itu aku tidak terlalu bisa menjelaskannya. Tanya saja pada kakaku dia bisa menjelaskannya karena dia yang membuatnya” jawab Kiky. “Apa? Farhan kamu yang membuat boneka itu?” tanya Romie kepada Farhan. “Kenapa? Tidak percaya? Jaman sekarang kita harus pandai teknologi. Kalau tidak, bisa-bisa kita tertinggal” ucap Farhan dengan nada sombong. Tiba-tiba harimau yang satunya lagi meraung lalu berlari ke arah mereka. “Kiky lakukan sesuatu dengan harimau itu” perintah Farhan. Kiky mengangguk. “Harimau manis berhenti” ucap Kiky. Tetapi kali ini harimau tersebut tidak berhenti dia tetap berlari ke arah mereka. “Eh…” ucap Kiky panik. “Harimau manis berhenti sayang” ucap Kiky mencoba menghentikan harimau itu lagi. Tetapi harimau tersebut tidak berhenti dan tetap berlari ke arah mereka. Kiky panik karena bingung kenapa harimau itu tidak mengikuti perintahnya.

Monday, 19 October 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 8 PART 3

Setengah jam kemudian suara jeritan kesakitan Romie mulai mereda secara perlahan-lahan. Kemudian Yolland dan Valeno memperhatikan Romie secara seksama. Mereka menarik nafas lega setelah melihat Romie membuka matanya dan dia masih bernafas walaupun nafasnya tidak teratur. Yolland langsung memeriksa keadaan Romie. Seluruh tubuh Romie di periksa dan dia merasa tenang saat mengetahui kalau keadaan Romie semuanya normal. Perasaan leganya itu sama seperti saat beban yang sangat berat sudah terlepas.
Kemudian Romie yang sudah hampir sadar mencoba untuk membangkitkan tubuhnya. “Kamu tidak apa-apa? Apa ada bagian yang sakit?” tanya Yolland kepada Romie. “Tidak. Tidak ada bagian yang terasa sakit. Aku baik-baik saja” jawab Romie yang masih mengumpulkan kesadarannya. “Istirahat lah dulu sebentar. Kamu masih perlu beristirahat, jangan memaksakan” ucap Yolland. “Tidak. Aku harus segera berangkat. Aku tidak bisa membuang-buang waktu” ucap Romie. “Beristirahatlah” ucap Valeno tiba-tiba. “Kamu tidak berpikir untuk kesana dengan berenang kan?” tambahnya. “Saya sudah menelepon Jendral dan menjelaskan situasinya. Lalu saya juga sudah meminta bantuannya menyiapkan pesawat atau helikopter untuk membawa kita kesana. Dan untuk menyiapkan itu Jendral butuh waktu. Jadi kau bisa beristirahat memulihkan kondisimu terlebih dahulu sambil menunggu kabar dari Jendral. Jadi kamu tidak perlu tergesa-gesa” ucap Valeno lagi dengan tenang. Romie pun akhirnya mengerti. Dia merebahkan kembali tubuhnya. Dia memalingkan wajahnya ke arah Raka yang ada di dalam ruang kaca. Kemudian dalam hatinya dia berkata “Raka bertahanlah. Aku tidak mau melihat orang terdekatku meninggal lagi. Jadi aku pasti akan menyelamatkanmu walaupun nyawaku taruhannya” ucapnya dalam hati penuh keyakinan.
Satu jam kemudian Jendral menelepon Valeno, memberikan kabar kalau helikopternya sudah siap. Valeno langsung menyuruh seluruh anggota untuk berkumpul. “Jendral sudah mengabari kalau helikopternya sudah siap” ucap Valeno membuka pembicaraan. “Yang sudah pasti berangkat adalah Romie. Lalu Kiky dan Farhan kalian berdua temani Romie. Bisa?” lanjut Valeno. “Apa anda yakin? Saya ditemani dua orang anak kecil. Apa tidak sebaiknya saya sendiri saja yang kesana? Atau mungkin dengan anggota yang lain?” sela Romie kaget karena Valeno mengutus Kiky dan Farhan untuk menemaninya. “Apa kamu tahu bagaimana bentuk dari tanaman itu? dan dimana tanaman itu biasa tumbuh?” tanya Valeno kepada Romie. “Saya tidak tahu” jawab Romie. “Kalau begitu kamu tidak bisa pergi sendirian. Diantara kita yang mengetahui pasti tentang tanaman itu hanyalah Yolland dan Kiky. Saya tidak bisa mengirim Yolland karena dia harus mengawasi tempat ini. Jadi saya hanya bisa mengirim Kiky. Dan kalau saya mengirim Kiky, Farhan pasti harus ikut karena dia tidak akan membiarkan adiknya dalam bahaya. Dan saya yakin dia tidak akan mengijinkan saya mengirim Kiky kalau dia tidak ikut. Jadi Farhan sudah pasti akan pergi. Saya tidak bisa mengirim orang lagi untuk menemani karena kita memang masih kekurangan anggota. Saya membutuhkan Darma disini kalau-kalau Ricky atau musuh yang lain menyerang lagi. Apa kamu paham?” Tanya Valeno kepada Romie. Romie tidak menjawab dia masih merasa ragu.
“Tenang saja kami tidak akan merepotkanmu. Tapi pastikan kalau kamu juga tidak akan merepotkan kami” ucap Farhan ketus. “Kaka jangan begitu” ucap Kiky kepada Farhan. Farhan memalingkan mukanya. “Tenang saja, kami berjanji tidak akan merepotkan. Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu kaka menyelamatkan sahabat kaka” ucap Kiky dengan ramah dibarengi dengan senyuman. Romie pun akhirnya mengerti “Baiklah kalau begitu” ucapnya. “Bagus. Kalau begitu Kiky dan Farhan segera lakukan persiapan. Romie sepertinya masih ada yang harus kamu lakukan” ucap Valeno. Romie kebingungan maksud ucapan Valeno. “Kamu belum menggunakan alatnya” ucap Yolland. “Oh iya benar” ucapnya sambil tersenyum. “Akhirnya kau bisa tersenyum juga” ucap Yolland meledek. “Ayo kita ke lab” ajaknya. Romie mengangguk dan mereka berdua pun berjalan ke lab.
Sesampainya di lab Yolland menyuruh Romie untuk memilih alat yang mana yang dia inginkan. “Sepertinya aku menggunakan Handband ini saja. Alat ini yang tadinya akan diberikan kepada Raka namun tidak jadi” ucapnya sambil memegang Handbandnya. “Baiklah kalau begitu. Sekarang aku akan sesuaikan Handband ini dengan chipmu” ucap Yolland. Chip itu pun mulai disesuaikan dengan Handband tersebut. Dan kali ini proses penyesuaian berhasil. Yolland memberikan Handband yang sudah disesuaikan itu kepada Romie. Romie pun menerima Handband tersebut kemudian dia gunakan Handband itu. “Lalu bagaimana cara menggunakan Handband ini?” tanyanya. “Sekarang ayo kita ke halaman belakang terlebih dahulu” ucap Yolland. Mereka berdua pun pergi ke halaman belakang.
Setelah mereka sampai di halaman belakang Yolland mulai menjelaskan “Kekuatan Handband ini adalah mengendalikan udara yang ada disekitarmu dengan radius sama seperti Raka sepuluh meter. Dan untuk melakukan itu kamu harus melakukan pergerakan tangan. Nanti handband itu akan membaca gerakan tanganmu kemudian akan mengumpulkan udara yang ada disekitarmu yang akan dirubahnya menjadi sebuah serangan. Jenis serangannya akan berbeda-beda tergantung dari gerakan tanganmu” jelas Yolland. Romie kebingungan dengan penjelasan Yolland. “Maksudnya bagaimana?” tanyanya. “Kita lakukan percobaan saja. Sekarang coba kamu pasang kuda-kuda” perintahnya. Kemudian Romie memasang kuda-kuda. Kaki kananya berada didepan dan kaki kirinya berada di belakang. Tangan kanannya ditekuk 90° di depan tubuhnya sedangkan tangan kirinya berada dibelakang ditekuk sehingga telapak tangannya berada tepat didepan dadanya. “Begini?” tanyanya kepada Yolland. “Nah karena handbandnya kamu gunakan di sebelah kiri. Coba sekarang tarik kebelakang tangan kirimu lalu dorong kedepan” perintah Yolland. “Seperti ini?” tanya Romie sambil memprakterkannya. Setelah itu Romie kaget karena mendadak dari depan telapak tangannya menyembur angin yang besar. “Wow” ucapnya terkagum-kagum. “Apa kau sudah mengerti sekarang?” tanya Yolland. “Aku mengerti” jawab Romie masih tidak percaya. Kemudian Valeno datang menghampiri mereka “Bagaimana? apa semuanya sudah selesai?” tanyanya. “Iya kapten” jawab Yolland. “Kalau begitu segera ke ruang tengah” perintah Valeno. Romie dan Yolland pun mengikuti Valeno masuk dan menuju ruang tengah.
Di ruang tengah Kiky sudah siap dengan tas ransel kecilnya sedangkan Farhan membawa laptopnya. Valeno, Romie dan Yolland masuk ke ruang tengah. “Farhan, Kiky apa persiapannya sudah selesai?” tanya Valeno. Kiky menganggukan kepalanya. “Sudah” ucap Farhan. “Romie apa ada yang perlu kamu bawa lagi?” tanya Valeno kepada Romie. “Sepertinya tidak” jawab Romie. Kalau begitu ayo kita berangkat menemui Jendral di markas kepolisian. Kemudian Valeno, Romie, Farhan dan Kiky langsung berangkat untuk menemui Jendral.


SPECIAL SQUAD - CHAPTER 8 PART 2

Mereka pun menghampiri Romie yang sedang duduk. “Bisa kau ceritakan apa yang terjadi?” tanya Valeno kepada Romie. Lalu Romie menceritakan seluruh kejadian dari mulai pengepungan sampai saat Raka melawan Ricky. “Jadi Raka tertusuk oleh belati Ricky?” tanya Yolland. “Ini bahaya…” ucapnya lagi. Mendengar Yolland mengatakan bahaya Romie langsung melihat Yolland. “Bahaya bagaimana? Sebenarnya siapa Ricky itu? kenapa Raka dalam bahaya?” tanyanya kepada Yolland dengan nada memaksa. Yolland tidak menjawab dia melihat ke arah Valeno. Kemudian dengan tenang Valeno menjelaskan “Dulu Ricky juga salah satu anggota kami. Dia mempunyai sifat buruk yaitu hanya memikirkan dirinya sendiri. Sampai suatu hari dia mengkhianati kami demi keselamatan dirinya sendiri. Dia menjual informasi-informasi penting kepada musuh” ucap Valeno menjelaskan. “Belati miliknya itu bukan belati biasa. Belati itu mampu memproduksi racun. Racun yang ada di belatinya bukanlah racun biasa. Itu racun yang sudah dikembangkan dan sangat berbahaya yang secara perlahan akan merusak tubuh seseorang dan berakhir dengan kematian dan belum ada penawarnya” tambah Valeno. Romie lemas mendengar penjelasan Valeno. “Tidak… Tidak mungkin… ini tidak mungkin” ucapnya Romie frustasi.
Keheningan menyelimuti ruangan itu. Semua orang berpikir keras mencari cara menyelamatkan Raka. Namun tidak satupun dari mereka yang mendapatkan cara untuk menyelamatkan Raka. Ditengah keputus asaan itu Kiky tiba-tiba mengatakan “Goddes Leaf” ucap Kiky. “Aku tidak tahu akan berhasil atau tidak tapi patut dicoba” ucapnya lagi. “Apa itu Goddes Leaf  Kiky? Bisa kau jelaskan” tanya Valeno. Tiba-tiba Yolland teringat sesuatu. “Tapi tidak ada jaminan Goddes Leaf bisa menyembuhkan Raka, Kiky” balas Yolland. “Iya aku tahu kaka, tapi kan dari ceritanya Goddes Leaf menyembuhkan para warga yang masih hidup” balas Kiky lagi. “Tapi pada akhirnya para warga itu meninggal juga” balas Yolland lagi. “Tapi apa kaka yakin kalau para warga itu mati karena racun itu?” tanya Kiky kepada Yolland. Yolland terdiam dengan pertanyaan Kiky dan berpikir. “Tunggu sebentar. Bisakan kalian mejelaskan apa yang sedang kalian bicarakan. Apa itu Goddes Leaf? dan warga mana yang sedang kalian perbincangkan?” tanya Valeno yang penasaran.
 “Goddes Leaf  adalah tumbuhan langka yang hanya tumbuh sepuluh tahun sekali. Ada sebuah cerita kalau dulu pada saat masih jaman perang pernah terjadi suatu bencana. Sebuah perusahaan mencoba mengembangkan sebuah zat beracun. Zat beracun itu nantinya akan digunakan untuk perang. Lalu mereka menguji coba zat tersebut di sebuah desa terpencil di Kalimantan. Mereka membuat zat tersebut menjadi asap dan menyebarkan asap tersebut di desa itu. Dan hasilnya seluruh warga desa tersebut keracunan setelah menghisap asap itu. Beberapa warga meninggal namun beberapa lainnya bisa bertahan hidup walaupun dengan kondisi yang kritis. Sampai suatu hari ada seorang warga yang masih bertahan hidup tak sengaja memakan sebuah tanaman. Keesokan harinya dia mendadak sembuh dari racun tersebut. Kemudian dia menyuruh warga yang masih hidup untuk memakan tanaman itu dan keajaiban pun datang. Seluruh warga yang masih bertahan hidup sembuh dari racun tersebut. Para warga percaya kalau tanaman itu kiriman tuhan untuk menyelamatkan desa mereka karena itu mereka menyebutnya Tanaman Tuhan yang sekarang dikenal menjadi Goddes Leaf. Goddes Leaf dipercaya bisa menyembuhkan berbagai jenis racun” jawab Yolland menjelaskan.

Raut wajah semua orang di ruangan itu berubah dari yang masam menjadi lebih bersemangat setelah mendengar penjelasan Yolland. Mereka merasa kalau masih ada harapan untuk menyelamatkan Raka. “Tapi…” ucap Yolland lagi sedikit ragu. “Tapi kenapa Yolland?” tanya Valeno penasaran. “Ada misteri yang menyelimuti kejadian itu” jawab Yolland. “Misteri apa?” tanya Valeno lagi. Yolland tidak menjawab. Kekhawatiran terlihat jelas di wajah Yolland. “Seminggu setelah kejadian itu warga desa yang selamat mendadak hilang” ucap Kiky mencoba menjawab. “Apa? Bagaimana bisa?” tanya Valeno sedikit terkejut. “Masih tidak diketahui penyebabnya sampai sekarang. Tapi dari cerita yang beredar warga itu pada akhirnya meninggal juga hanya saja mereka meninggal diluar desa karena itu mayat mereka tidak ditemukan” jawab Kiky menjelaskan. “Itulah alasan kenapa aku tadi bilang kalau aku sendiri tidak tahu apakah akan berhasil atau tidak. Tapi menurutku patut dicoba” ucap Kiky lagi. Valeno berpikir sebentar “Saya sendiri setuju dengan ide Kiky. Setidaknya kita tahu apa yang akan kita lakukan daripada kita hanya berdiam diri tidak melakukan apa-apa” ucap Valeno. “Dimana tumbuhan itu tumbuh?” tanya Valeno. “Tumbuhan itu hanya tumbuh di hutan pedalaman Kalimantan. Tumbuhan itu tidak tumbuh di tempat lain” jawab Yolland pelan. “Baiklah kalau begitu kita akan ke hutan itu untuk mengambil tanaman itu” ucap Valeno. “Lalu yang akan pergi …” Kemudian Valeno mulai berpikir siapa yang akan kesana untuk mengambil tanaman itu.
“Aku akan pergi” ucap Romie tiba-tiba. “Tidak. Terlalu berbahaya disana akan lebih baik kalau yang pergi adalah anggota SS” bantah Valeno. “Tapi aku harus pergi. Raka sudah mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkanku. Aku tidak bisa berdiam diri saja menunggu kalian membawa tanaman itu. Sekarang waktunya aku membalasnya. Aku juga akan mengorbankan nyawaku untuk menyelamatkan Raka. Jadi aku akan pergi” ucap Romie memaksa. “Tapi kondisimu tidak memungkinkan untuk berpergian jauh” ucap Valeno. “Aku baik-baik saja” jawab Romie dengan tegas. Tapi Valeno masih terlihat tidak yakin. “Begini saja. Kalau memang harus anggota SS yang pergi kesana pasangkan chip itu ditanganku sekarang agar aku bisa menjadi anggota SS dan pergi ke sana” ucap Romie penuh keyakinan. Valeno, Yolland dan semua orang disitu terkejut mendengar ucapan Romie.
“Tidak… Tidak… aku tidak mau mengambil resiko. Aku tidak mau dan tidak akan memasangkan chip itu kedalam tubuhmu” ucap Yolland. “Tetapi aku memaksa” ucap Romie kepada Yolland. “Apa kamu yakin? Kamu tahu kan resikonya kalau sampai gagal nyawamu yang menjadi taruhannya. Kalau sampai gagal dan kamu meninggal apa yang akan dikatakan Raka nanti ketika dia sembuh dan melihatmu sudah tidak bernyawa” jelas Valeno.
Romie berpikir sejenak memikirkan kata-kata Valeno. Namun tekadnya sudah benar-benar bulat. Entah kenapa ketakutannya terhadap kematian menghilang begitu saja saat itu sehingga dia sangat yakin untuk memasang chip tersebut. “Aku yakin. Aku tidak bisa hanya diam melihat sahabatku seperti itu. Jadi cepat pasangkan chip itu sekarang juga” pinta Romie memaksa. Valeno dan Yolland saling memandang. Valeno menarik napasnya kemudian membuangnya “Yolland pasangkan chip ditangan Romie” perintah Valeno. “Apa kapten sudah gila? Tidak aku tidak mau” ucap Yolland. “Yolland ini perintah kita sudah tidak ada waktu lagi dan kita memang masih kekurang orang. Jadi cepat laksanakan perintahku” tegas Valeno dengan menekankan. Akhirnya dengan terpaksa Yolland mengikuti perintah Valeno.
Mereka semua pergi ke lab untuk melakukan pemasangan chip kedalam tubuh Romie. Saat pemasangan chip Romie sedikit ketakutan karena dia juga takut kalau terjadi kegagalan. Namun dia melihat Raka yang berada di ruangan kaca. Dia melihat sahabatnya itu yang kesakitan, mencoba bertahan untuk hidup. Ketakutan Romie pun seketika menghilang saat melihat sahabatnya itu. Rasa ingin menolong sahabatnya itu lebih besar dari apapun sehingga ketakutan yang ada pada diri Romie pun menghilang begitu saja dan keyakinan Romie pun kembali.
Proses pemasangan pun dimulai. Walaupun masih diselimuti dengan rasa keraguan Yolland tetap memasang chip itu dengan teliti dan sangat berhati-hati. Proses pemasangan pun selesai. Dengan perasaan cemas Yolland dan Valeno menunggu hasil dari pemasangan tersebut apakah akan berhasil atau gagal. Mereka berdua nampak sangat cemas. Romie mulai berteriak kesakitan akibat chip yang mulai menyesuaikan dengan tubuh Romie. Setengah jam Romie meronta-ronta kesakitan lebih lama daripada saat pemasangan chip di tubuh Raka. Selama setengah jam itu Yolland tidak bisa tenang. Jantungnya berdebar kencang, pikirannya tidak karuan. Dia takut kalau kejadian saat di markas besar kepolisian terulang kembali.

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 8 PART 1

Chapter 8
“Goddes Leaf”

Pagi itu di markas SS, seluruh penghuninya tampak sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Valeno sedang bersantai duduk diteras menikmati indahnya pagi itu. Yolland tampak sibuk di labnya. Kiky sedang asik membaca buku-buku ensiklopedia. Farhan sedang sibuk dengan komputernya. Sedangkan Darma lari pagi disekitar situ. Tak lama handphone Valeno berdering. Dilihatnya handphonenya ternyata telepon dari Jendral. “Halo” Valeno mengucapkan salam. “Iya halo Valeno” balas Jendral. “Iya. Ada apa bapak menelpon saya?” tanya Valeno. “Begini, sedang terjadi perampokan Bank. Namun saya merasa aneh karena perampoknya hanya seorang diri sedangkan Bank yang di rampoknya termasuk Bank yang cukup besar dan mempunyai keamanan yang ketat. Tindakannya termasuk nekat merampok di Bank tersebut seorang diri. Saya sudah menugaskan Raka untuk membantu menangani perkara ini” jawab Jendral menjelaskan. “Namun saya masih merasa khawatir. Hanya untuk sekedar berjaga-jaga bisakah kamu juga kesana untuk membantu kalau terjadi sesuatu?” tanya Jendral. “Oh begitu. Baik pak saya mengerti. Saya akan membantu” jawab Valeno. “Terima kasih. Saya akan segera mengirimkan lokasinya” balas Jendral. Dan telepon pun ditutup. Tak lama sebuah sms datang. Sms dari Jendral yang memberitahukan tempat terjadinya perampokan tersebut.
Kebetulan Darma sedang melintas di depan markas, Valeno langsung memanggil Darma dan menyuruhnya masuk. Kemudian di dalam dia mengumpulkan semua anggota. “Ada apa kapten?” tanya Yolland. “Begini baru saja saya mendapat telepon dari Jendral. Dia mengatakan kalau terjadi perampokan Bank. Hanya saja dia merasa ada yang aneh karena perampok hanya seorang diri. Jendral sudah mengirim Raka untuk membantu tapi dia masih merasa khawatir. Jadi dia meminta bantuan kita juga hanya untuk sekedar berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu” jelas Valeno. Seluruh anggota mendengarkan penjelasan Valeno dengan seksama. “Sekarang saya ingin Darma, kamu ke TKP terlebih dahulu untuk memeriksa keadaan disana. Segera laporkan apa yang terjadi sesampainya kamu disana” perintah Valeno kepada Darma. “Baik aku mengerti” balas Darma. Darma pun langsung meluncur ke TKP.
Sesampainya di TKP, Darma melihat polisi-polisi yang sedang sibuk wara-wiri menolong polisi yang terluka. Kemudian dia melihat ada warga yang sedang melihat ke arah para polisi itu. Darma menghampiri warga tersebut untuk bertanya. “Maaf bu ada apa ya ini?” tanya Darma. “Oh itu. Tadi terjadi perampokan di Bank itu. Lalu polisi datang mengepung. Taka lama si perampok terlihat keluar mengangkat tangannya seperti menyerahkan diri. Tapi ketika beberapa polisi mendekati untuk menangkapnya, perampok itu mengeluarkan seperti sebuah pisau dan menusuk para polisi yang ingin menangkapnya. Terus yang hebatnya setelah itu para polisi yang lain menembaki perampok tadi tapi semua tembakan itu ditangkis sama si perampok” jelas ibu itu. “Lalu perampok itu sekarang kemana bu?” tanya Darma lagi. “Dia kabur kearah sana tapi saya tidak tahu dia kemana lagi. Ada dua orang polisi yang mengejarnya” jawab ibu itu lagi. “Oh begitu. Terima kasih bu” ucap Darma. Lalu Darma mencari tempat sunyi untuk melaporkan apa yang sedang terjadi kepada Valeno.
“Jadi benar perasaan Jendral ada yang aneh dengan perampok itu” ucap Valeno setelah mendengar laporan dari Darma. “Kalau begitu sekarang kamu segera cari perampok itu. Saya akan segera kesana” perintah Valeno. “Farhan kamu ikut saya. Yolland lacak keberadaan Darma dan kalau dia sudah menemukan si perampok segera hubungi saya. Kiky kamu di markas menemani Yolland” perintah Valeno. “Baik” balas Yolland dan Kiky. Kemudian Valeno dan Farhan langsung berangkat ke TKP.
Sesampainya di TKP, Valeno melihat-lihat keadaan sekitar. Tak lama Yolland meneleponnya. “Iya Yolland. Apa kamu sudah mengetahui keberadaan Darma?” ucapnya. “Iya. Tapi aku tidak tahu apakah Darma bersama dengan perampoknya atau tidak. Tetapi dari tadi dia berada di titik yang sama dan tidak bergerak lagi” jawab Yolland. “Arahkan saya ke tempat Darma” perintah Valeno. “Baik. Dia tidak jauh dari tempat kapten berada” balas Yolland. Kemudian Yolland mulai mengarahkan Valeno ke tempat Darma berada. Setelah sampai Valeno dan Farhan kaget ketika Darma sedang melawan Ricky. “Farhan bantu Darma” perintah Valeno. Farhan mengangguk dan langsung mengaktifkan yoyonya dan mulai memainkan yoyonya. Ketika yoyonya telah terselimuti oleh listrik Farhan langsung mengarahkan yoyonya kearah Ricky dan membuat Ricky terpental. Valeno dan Farhan langsung menghampiri mereka. “Hentikan Ricky…” ucap Valeno tegas dengan tatapan tajam. “Darma bawa Raka kembali ke markas. Farhan bantu teman Raka dan cari tempat yang aman” perintah Valeno. Darma dan Farhan pun segera melaksanakan perintah tersebut. Darma langsung menggendong Raka dan setelah itu langsung berlari dengan kecepatan penuh ke markas.
Di markas Yolland menunggu dengan perasaan cemas karena tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dia hanya berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk. Akan tetapi harapannya tidak terkabul. Tak lama Darma datang dengan menggendong Raka yang terluka parah. Yolland kaget melihat Darma yang sedang menggendong Raka dengan darah yang mengalir. “Apa yang terjadi? Raka kenapa?” tanya Yolland. “Nanti saja penjelasannya sekarang hentikan dulu pendarahannya” ucap Damar. “Kiky cepat bawa kotak P3K” perintah Yolland kepada Kiky. Kiky langsung mengambil kotak P3K dan memberikannya kepada Yolland. Dengan cekatan Yolland menghentikan pendarahan di tubuh Raka. Kemudian dia memperban tubuh Raka yang terkena luka tusuk. Pendarahan Raka pun terhenti.
“Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Yolland. “Raka bukan hanya pendarahan kan? karena tubuhnya menggigil dan nafasnya berat. Sebenarnya apa yang terjadi?” tanyanya lagi. Darma pun menceritakan apa yang terjadi. “Ricky? Bagaimana dia bisa ke sini? Tidak… tapi bagaimana dia bisa tahu kita ada disini?” tanyanya dengan nada terkejut. “Aku sendiri tidak tahu. Dia juga tidak menjawab saat aku tanya. Sekarang kapten sedang melawannya. Aku hanya bisa berharap kapten bisa membawanya ke sini jadi kita bisa mengintrogasinya” jawab Darma. “Kalau sampai Raka tertusuk oleh belati Ricky ini akan sangat berbahaya” ucap Yolland khawatir. “Sekarang kita bawa dulu Raka ke lab” ucap Yolland lagi. Darma pun langsung membawa Raka ke lab. Kemudian Raka ditidurkan di kasur yang ada disana.
Yolland, Darma dan Kiky pun tak bisa melakukan apa-apa. Mereka hanya bisa menunggu kedatangan Valeno dengan cemas. Yolland terus menerus memeriksa keadaan Raka. Dia takut kalau keadaan Raka semakin memburuk. Kemudian Valeno, Farhan dan Romie pun sampai di markas. Romie langsung berlari ke dalam markas diikuti oleh Valeno dan Farhan. “Dimana Raka? Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?” rentetan pertanyaan yang diucapkan oleh Romie. “Tenang. Tenang dulu” ucap Yolland berusaha menenangkan Romie. Kemudian Yolland mengajak Romie duduk. Setelah itu dia menghampiri Valeno. “Kapten apa yang terjadi? bagaimana bisa Ricky berada disini?” tanyanya. “Saya sendiri tidak tahu pasti ceritanya mungkin Romie bisa menceritakan semuanya. Soal Ricky saya juga belum tahu banyak tapi yang jelas dia mengatakan kalau dia sudah mengetahui rencana kita dan berniat untuk mengagalkan rencana kita” jawab Valeno. Yolland kaget mendengar berita yang baru saja disampaikan oleh Valeno. “Mengetahui rencana kita? tapi bagaimana bisa?” tanyanya. “Kita bahas itu nanti. Sekarang kita bicara dulu dengan Romie” balas Valeno.

Sunday, 18 October 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 7 PART 3

Raka mengarahkan tangannya keatas kepala pria itu kemudian muncul potongan-potongan es yang mempunyai ujung yang runcing di atas kepala pria tersebut. Potongan-potongan es tersebut jatuh dengan cepat menghujam pria itu. Namun dia dapat menghindari serangan Raka. Setelah berhasil menghindar, dia kembali berlari dan semakin mendekati Raka. Raka mencoba membekukan lantai agar dia terjatuh. Namun ternyata usahanya sia-sia pria itu tidak terjatuh. Lalu Raka kembali membuat potongan-potongan es diatas kepala pria itu namun kali ini potongan esnya lebih besar dan lebih banyak. Tetapi lagi-lagi pria tersebut berhasil menghindar dengan mudahnya. Tiba-tiba pria itu sudah berada didepan Raka. Dia mengarahkan salah satu belatinya ke wajah Raka. Raka menggunakan tangan kanannya, yang menggunakan Sarung Tangan, untuk menangkis serangan tersebut. Kemudian pria itu menggunakan belati satunya lagi dan mengarahkannya ke wajah Raka lagi. Raka menghindari serangan tersebut dengan memiringkan kepalanya. Belati itu hampir saja mengenai telinganya. Lalu dengan cepat Raka membekukan tangan pria itu berharap pria tersebut akan merasa kedinginan dan setelah itu dia akan membanting pria itu. Tapi ketika Raka akan membanting pria itu, ternyata pria itu menendang Raka duluan sehingga Raka terpelanting ke belakang hingga menabrak tembok.
Pria itu langsung berlari dengan cepat menuju ke arah Raka dan berniat akan menusuk Raka. Romie yang dari tadi hanya melihat pertarungan itu menembakan pistolnya ke arah si pelaku ketika melihat Raka dalam bahaya. Peluru tersebut lagi-lagi di tangkis oleh pria tersebut. Namun gerakan pria itu terhenti akibat tembakan Romie. “Kau berani-beraninya mengganggu” ucapnya sambil melihat ke arah Romie dengan tatapan bengis. Kemudian dia merubah targetnya menjadi Romie. “Mati kau!!!” ucapnya dengan keras lalu berlari ke arah Romie dengan cepat. Romie ketakutan melihat wajah pria itu dengan tatapan bengisnya. Tubuhnya gemetaran dan tidak bisa digerakan. Sementara itu pria itu semakin dekat. “Romie awaaaasss!!!” teriak Raka sambil berlari ke arah Romie. Raka ingin menggunakan kekuatannya tapi kepalanya kesakitan karena dia terlalu banyak menggunakan kekuatannya. Tubunya pun masih terasa sakit karena menabrak tembok tadi. Dengan kondisi seperti itu Raka terus berusaha berlari ke arah Romie. Dilihatnya pria itu semakin dekat dengan Romie. Kemudian dia berpikir tidak akan sempat kalau dia berlari lalu Raka langsung meloncatkan diri ke arah Romie. Beberapa detik sebelum pria itu menusuk Romie, Raka berhasil melindungi Romie dengan tubuhnya. Dan Raka pun tertusuk oleh belati pria tersebut kemudian dia terjatuh didepan Romie.
Romie kaget melihat apa yang dilakukan Raka. “Apa yang kau lakukan bodoh…” teriaknya kepada Raka. “Kau tidak apa-apa kan?” tanya Raka sambil merintih. Romie tidak menjawab dia shock melihat temannya yang bercucuran darah. Dia bingung harus melakukan apa. “Persahabatan yang mengharukan” ucap pria itu. “Tenang saja. Aku bukan orang yang suka membunuh langsung” ucapnya lagi. Romie melihat ke arah pria itu. “Apa maksudmu?” tanya Romie gagap. “Aku tidak suka langsung membunuh orang begitu saja. Aku lebih menyukai melihat mereka menderita terlebih dahulu kemudian mati” jawab pria itu dan setelah itu dia tertawa senang. “Karena kalian sepertinya teman dekat, bagaimana kalau kau juga merasakan hal yang sama dengan temanmu itu?” tanyanya sambil tersenyum jahat. Romie tidak menjawab. Jantungnya berdebar kencang karena takut kalau pria itu akan menusuknya. Ingin sekali dia berlari tapi tidak mungkin dia meninggalkan Raka begitu saja. Tubuhnya pun tidak mau bergerak seolah menolak perintah yang diberikan oleh otaknya. Pria tersebut sudah siap untuk menusuk Romie dengan belatinya. Dan ketika dia akan menusuk Romie tiba-tiba Damar datang. Dia berlari dengan cepatnya kemudian dia langsung menendang pria itu. Pria itu tidak bisa menghindari tendangan Damar dia terpelanting dan menabrak tembok dibelakangnya.
Damar melihat Raka yang terkulai dan mengeluarkan darah. Disebelahnya dia melihat Romie yang sedang melihatnya. “Kamu tidak apa-apa?” tanya Damar kepada Romie. “Kau? Sepertinya aku pernah melihatmu” balas Romie. “Jangan kemana-mana tetap disini” perintahnya kepada Romie. Setelah itu Damar langsung berdiri dan melihat ke arah pria tersebut. “Siapa kau?” tanya Damar kepada pria itu dengan nada serius. “Akhirnya misiku tidak jadi gagal. Setidaknya aku bisa membunuh satu orang… hehe” ucap pria itu sambil mencoba untuk bangkit. “Lama tidak berjumpa Damar” ucapnya lagi setelah dia berhasil bangkit. Setelah melihat wajah pria itu Damar terkejut. “Ricky…” ucap Damar kaget. “Bagaimana kau bisa ada disini?” tambahnya. “Itu bukan urusanmu yang pasti aku diperintahkan untuk membunuh kalian… hehe” jawab Ricky dengan tersenyum jahat.
“Bisa-bisanya kau memperlihatkan wajahmu setelah apa yang sudah kau lakukan” ucap Damar dengan nada kesal. “Lalu sekarang kau mau apa? Melawanku?” ucap Ricky lalu dia tertawa keras. “Kalau itu memang yang harus kulakukan akan kulakukan” ucap Damar. “Kau becanda kan? Apa kau sudah lupa? Beberapa kali kita bertarung tapi tak sekalipun kau bisa menang dariku” ucap Ricky. Damar tidak menjawab dia hanya menatap Ricky dengan tatapan penuh kekesalan. “Kalau kau masih penasaran sini maju” tantang Ricky.
Tanpa basa basi lagi Damar langsung berlari dengan kecepatannya ke arah Ricky dan mencoba menendang wajah Ricky.  Tapi tendangan Damar ditangkis dengan mudah oleh Ricky menggunakan belatinya. Lalu Damar mencoba menyerang Romie dari atas, dari bawah, dari belakang, dari kanan dan dari kiri. Tapi semua serangan Damar ditangkis dengan mudah oleh Ricky. “Kelebihanmu hanyalah kecepatanmu” ucap Ricky. “Orang biasa tidak akan bisa mengikuti kecepatanmu tapi dengan alat ini” lanjutnya sambil menunjuk ke arah kacamata yang digunakannya. “Aku bisa melihat semua gerakanmu. Jadi kecepatan yang kau banggakan itu tidak ada gunanya dihadapanku” ucapnya lagi dengan nada meremehkan. Damar tidak menggubris ucapan Ricky. Lalu dia mencoba menyerang Ricky lagi dari seluruh sudut. Tapi lagi-lagi tak satupun serangan Damar mengenai Ricky. “Ini mulai membosankan” ucap Ricky. Kemudian dia melihat Romie. “Aku dapat ide bagus” ucapnya lagi. Ricky berlari dengan cepat ke arah Romie dan seketika tanpa Damar sadari Ricky sudah berada didepan Romie dengan belatinya yang siap memotong leher Romie.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Damar. “Aku punya penawaran menarik untukmu” ucap Ricky. “Lawanmu adalah aku lepaskan dia pecundang” ucap Damar dengan nada membentak. “Aku memang bisa melihat kecepatanmu tapi aku tak cukup cepat untuk bertahan dan menyerangmu secara bersamaan. Karena itu aku mencari ide yang menarik dan walaa aku mendapatkannya” ucapnya lagi dengan nada senang. “Apa maumu?” tanya Damar. “Penawaran yang aku berikan adalah kalau kau ingin orang ini selamat datanglah kepadaku dan biarkan aku melukaimu dengan belatiku ini sedikit saja sudah cukup. Aku akan menghitung sampai sepuluh kalau kau tidak juga kesini maka nyawa orang ini akan melayang” jawab Ricky. “Bagaimana?” tambahnya. Damar kebingungan dia tidak tahu harus bagaimana. Sedangkan Romie benar-benar ketakutan keringat bercucuran diseluruh tubuhnya, napasnya terengah-engah dia tidak bisa berpikir apa-apa kecuali kalau dia akan mati.
“Satu… dua… tiga… empat… lima… enam… tujuh…” Ricky pun mulai menghitung. “Baik-baik” ucap Darma menghentikan hitungan Ricky. “Aku akan menyerahkan diriku” tambahnya. “Pilihan tepat” ucap Ricky. “Kalau begitu sini” tambahnya. Darma pun mendekati Ricky. Ricky sudah bersiap-siap dengan belatinya. Dan ketika dia akan melukai tangan Darma tiba-tiba sebuah yoyo yang sudah dilapisi oleh listrik menghantam tubuh Ricky dari samping. Ricky pun terdorong kebelakang. “Beraninya kau…” ucap Ricky dengan kesal tapi saat dia melihat kearah orang yang menghantamnya dia kaget karena melihat datangnya Valeno dan Farhan. “Hentikan Ricky…” ucap Valeno tegas dengan tatapan tajam. “Darma bawa Raka kembali ke markas. Farhan bantu teman Raka dan cari tempat yang aman” perintah Valeno. Darma dan Farhan pun segera melaksanakan perintah tersebut. Darma langsung menggendong Raka dan setelah itu langsung berlari dengan cepat ke markas. Farhan mencoba membantu Romie untuk bangkit dan mencari tempat yang aman disekitar situ.
“Bagaimana kau tahu kami ada disini?” tanya Valeno. “Kau tidak perlu tahu itu. Yang pasti kami sudah tahu semua rencana kalian. Karena itu kami datang ke sini untuk menggagalkan rencana kalian. Hahahaha” jawab Ricky. “Apa maumu sekarang?” tanya Valeno lagi. “Aku diperintahkan untuk membunuh kalian” jawab Ricky. “Kalau begitu kau harus melewati mayatku terlebih dahulu sebelum membunuh anggotaku” balas Valeno menantang Ricky. Tapi Ricky tidak membalas kata-kata Valeno. Wajahnya menyiratkan keraguan. Dia menyimpan kemabali belatinya dan mengatakan “Sepertinya misiku hanya sampai disini. Kita berjumpa lagi lain kali” ucapnya kemudian dia pergi meninggalkan Valeno.
Farhan yang dari tadi bersembunyi keluar dari persembunyiannya. “Kenapa kapten membiarkannya pergi?” tanyanya. “Seharusnya orang jahat seperti dia harus diberi pelajaran” lanjut Farhan kesal. “Tidak ada waktu untuk itu Farhan. Ada hal yang lebih penting daripada itu sekarang yaitu keselamatan Raka” jawab Valeno. “Ayo kita segera menuju ke markas” ajak Valeno. “Aku ikut” ucap Romie tiba-tiba. “Sebaiknya kau pulang saja mengistirahatkan dirimu karena kau terlihat tidak sehat” saran Valeno kepada Romie. “Bagaimana aku bisa beristirahat dengan tenang ketika sahabatku disana sedang sekarat karena telah mengorbankan nyawanya demi menyelamatkanku” balas Romie. “Aku mohon biarkan aku ikut” pinta Romie memelas. Valeno berpikir sejenak "Baiklah kau boleh ikut" ucapnya. Lalu mereka bertiga segera menuju mobil Valeno dan langsung kembali ke markas.