Iptu
Rudi yang mendengar laporan dari kedua anak buahnya itu mulai kebingungan.
Kenapa hewan-hewan itu berisik disaat yang bersamaan? Lalu apa berisiknya
hewan-hewan tersebut berhubungan dengan hilangnya benda aneh tersebut? dia juga
sudah memeriksa seluruh area disekitar tempat dimana benda aneh itu berada
namun dia tidak menemukan apapun. Lalu bagaimana caranya benda sebesar itu
hilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak sedikitpun? Seluruh
pertanyaan-pertanyaan tersebut benar-benar membuat Iptu Rudi kebingungan. Akhirnya
dengan penuh rasa kebingungan Iptu Rudi menyudahi penyelidikannya dan mengajak
Raka dan Romie untuk kembali ke markas kepolisian.
Sesampainya
di markas kepolisian Iptu Rudi melaporkan hasil penyelidikannya kepada Bapak
Jendral. Bapak Jendral bertambah pun kebingungan setelah mendengar laporan dari
Iptu Rudi. Pertanyaan yang sama seperti yang dipikirkan oleh Iptu Rudi pun
keluar didalam pikiran Bapak Jendral. Mereka berdua berpikir keras mencari
alasan yang logis atas hilangnya benda aneh tersebut. Namun setelah beberapa
jam mereka berusaha memecahkan misteri hilangnya benda aneh itu, mereka tidak
juga menemukan jawabannya. Akhirnya mereka berdua menyerah dan memutuskan untuk
memikirkannya lagi nanti.
Hari
sudah mulai gelap Raka dan Romie pun sudah selesai bertugas. Di dalam
perjalanan pulang Raka dan Romie masih membahas penyelidikan yang mereka
lakukan tadi. “Menurutmu apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Romie kepada Raka.
“Aku sendiri tidak tahu. Semakin dipikirkan semakin bingung jadinya” jawabnya.
Kalau menurutmu bagaimana?” tanya Raka. “Benda sebesar itu tidak mungkin kan
hilang begitu saja. Jadi pasti benda itu diangkat oleh sesuatu” jelas Romie.
“Tapi kau tau sendiri tidak ada tanda-tanda sedikitpun kalau benda itu diangkat
oleh sesuatu” balas Raka bingung. “Iya kita memang tidak menemukan adanya jejak
ban atau jejak lainnya. Jadi menurutku benda tersebut tidak diangkat dengan
kendaraan yang bergerak ditanah dengan kata lain kendaraan yang masuk akal yang
bisa mengangkut benda tersebut menurutku adalah pesawat terbang” jelasnya.
“Tapi kau tau sendiri kan warga tidak mendengar hal-hal aneh selain suara
hewan-hewan yang berisik. Kalau memang sebuah pesawat terbang yang membawa
benda itu, warga atau paling tidak si penjaga akan mendengar suara ribut yang
ditimbulkan oleh pesawat itu” balas Raka.
“Nah
itu yang masih membuatku bingung. Aku berpikir apa mungkin kita bisa menyamakan
pesawat dengan pistol” ucap Romie. “Maksudmu?” tanya Raka yang bingung dengan
pernyataan yang baru saja diucapkan oleh Romie. “Maksudku pada dasarnya
Pistolkan juga berisik namun suara berisik itu bisa dihilangkan jika kita
menggunakan peredam. Nah mungkin tidak Pesawat yang mengambil benda aneh itu dipasang
sesuatu sehingga membuat suara dari pesawat terbang tersebut teredam sama
halnya seperti pistol” jelas Romie. “Berkhayal kau Rom. Bagaimana bisa suara
Pesawat sekeras itu diredam? Ada-ada saja kau ini Rom. Lagipula sekalipun suara
dari Pesawat itu bisa diredam tetap saja penjaga pasti akan melihat Pesawat dengan
ukuran sebesar itu kan.” bantah Raka. “Raka, kejadian itu kan terjadi pada malam
hari dimana situasinya sangat gelap. Kalau pesawat tadi memanfaatkan situasi
yang gelap itu, bisa saja keberadaan pesawat itu disamarkan bukan? dengan berada
dijarak tertentu sampai tertutup oleh kegelapan sehingga tidak bisa dilihat
oleh mata manusia” jelas Romie.
“Iya juga sih. Teorimu masuk akal. Tetapi
tetap saja menurutku tidak mungkin. Kalau begitu dibutuhkan tali yang sangat
panjang agar dapat mengangkat benda itu. Dan ketika hal itu dilakukan penjaga
pasti akan melihatnya karena dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengangkat
benda sebesar itu dengan ketinggian yang tinggi pula, tidak mungkin mengangkat
benda sebesar itu dalam waktu yang singkat” balas Raka. Romie pun terlihat
mulai berpikir “Ada benarnya juga apa yang kau bilang Ka. Ah sudahlah kita
pulang saja pusing lama-lama kalau terus dipikirkan” ucap Romie mengakhiri
pembicaraan tersebut. Merekapun akhirnya pulang ke rumah masing-masing dengan
berbagai pertanyaan yang masih menghantui pikiran mereka.
Ditempat
lain Yolland masih sibuk memperbaiki peralatan yang rusak. Beberapa peralatan
sudah selesai diperbaikinya. Tinggal beberapa peralatan lagi yang masih belum
perbaikinya. Tetapi seluruh peralatan yang sudah diperbaiki oleh Yolland tidak
akan berfungsi jika komponen penting yang rusak itu belum diganti. Komponen
yang tidak mungkin didapatkan didaerah itu, tetapi Valeno berjanji akan
mendapatkan komponen tersebut. Namun, sampai saat itu Valeno belum juga memberi
kabar apakah dia sudah mendapatkan komponen itu atau belum. Yolland pun mencoba
menghubungi Valeno untuk menanyakan apakah komponen itu sudah didapatkannya
atau belum. “Apa kapten sudah mendapatkan komponennya?” tanyanya. “Belum. Saya
belum bisa mendapatkan komponenya. Mungkin besok komponennya baru bisa saya
dapatkan. Kamu selesaikan dulu saja pekerjaan kamu disana. Besok akan saya
bawakan komponennya.” jawabnya. “Saya juga sudah menyuruh Farhan datang kesana
untuk membantumu agar pekerjaanmu cepat selesai” tambahnya. “Baiklah kalau
begitu saya mengerti” balas Yolland. Telpon pun ditutup dan Yolland kembali
bekerja memperbaiki peralatan tersebut. Tak berapa lama Farhan datang dan
membatu Yolland.
Keesokan
harinya seluruh peralatan yang rusak sudah selesai diperbaiki oleh Yolland dan
Farhan. Tinggal menunggu Valeno membawakan sebuah komponen agar dapat
mengaktifkan peralatan tersebut. Dan Valeno pun memenuhi janjinya untuk membawa
komponen penting tersebut. Ketika Yolland bertanya darimana dia mendapatkan
komponen itu, Valeno tidak menjawabnya dan mengatakan kalau tak perlu
dipikirkan darimana dia mendapatkan komponen tersebut dan menyuruh Yolland
untuk segera memasangkan komponen tersebut agar dapat segera di test apakah
peralatan tersebut sudah benar-benar bisa digunakan atau belum. Lalu sesuai dengan
perintah yang di berikan oleh Valeno, Yolland langsung memasang komponen
tersebut. Kemudian dia mengecek seluruh peralatannya dan dia yakin seluruh
peralatannya sudah berfungsi dengan baik dan sudah bisa digunakan kembali.






0 comments:
Post a Comment