About

Friday, 18 September 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 2 PART 1

Chapter 2
“Raka Sang Polisi”

Minggu pagi yang cerah, hari yang sangat pas untuk bermalas-malasan ataupun jalan-jalan keluar untuk melepas kepenatan setelah selama enam hari bekerja. Tapi hal itu tidak dirasakan oleh Raka. Di hari Minggu ini dia harus tetap pergi untuk bekerja. Raka adalah seorang anggota kepolisian. Dia harus bekerja pada hari Minggu karena dia sudah mendapatkan libur pada hari Sabtu.
Dengan rasa malas Raka mulai bersiap-siap untuk berangkat ke Kantor Polisi tempat dia bekerja. Sebenarnya dia tidak senang menjadi seorang Polisi. Dari kecil tidak pernah terpikirkan olehnya untuk menjadi seorang Polisi. Dia mempunyai hobi memasak. Dari sejak dia kecil dia sudah pandai memasak karena dia sering membantu ibunya memasak. Berbagai jenis masakan sudah bisa dibuatnya. Dari masakan yang mudah untuk dimasak sampai yang sangat rumit. Karena itu cita-cita yang sebenarnya dia impikan adalah menjadi seorang Chef bukan Polisi. Namun ayahnya tidak setuju kalau Raka menjadi seorang Chef. Ayahnya mengatakan kalau pekerjaan itu untuk perempuan dan tidak cocok jika dikerjakan oleh seorang pria. Karena itulah ayahnya memaksanya untuk menjadi seorang Polisi.
Dialam hatinya sebenarnya Raka ingin sekali untuk menolak keinginan ayahnya untuk menjadi seorang Polisi. Namun, dia takut kalau ayahnya akan marah jika dia menolaknya. Dimatanya ayahnya sangatlah menakutkan apalagi ketika dia sedang marah karena itu dia tidak pernah berani untuk melawan ayahnya itu. Maka jadilah dia menjalani kesehariannya menjadi seorang Polisi walaupun dengan setengah hati.
Sebenarnya Raka tidak betah bekerja sebagai seorang Polisi. Dia sudah sangat jenuh dengan pekerjaannya itu. Karena terlalu jenuhnya dia sampai-sampai stress dan sempat melakukan percobaan bunuh diri. Beruntung temannya datang disaat yang tepat sehingga percobaan bunuh diri itu bisa digagalkan. Salah satu hal yang membuat Raka masih bisa bertahan menjadi seorang Polisi itu karena dia mempunyai seorang teman yang sangat dekat dengannya.
Namanya Romie, dia anak yang humoris namun ketika sedang melaksanakan tugas dia sangat serius. Raka bertemu dengan Romie saat pertama kali mereka menjalani pelatihan menjadi seorang Polisi. Saat itu Romie melihat raut wajah Raka yang cemberut saja, tidak ada semangat dan terlihat lemas. Kemudian dia menghampiri Raka dan menanyakan kenapa Raka terlihat begitu tidak bersemangat. Awalnya Raka tidak ingin memberitahunya namun karena terus dipaksa oleh Romie akhirnya dia bercerita juga. Romie berempati setelah mendengar cerita dari Raka. Kemudian dia mencoba menghibur Raka dengan membuat lelucon-lelucon agar setidaknya Raka bisa sedikit tersenyum. Itulah awal dari persahabatan mereka.
Persiapan menuju kantornya sudah selesai. Sebelum berangkat diambilnya roti buatan ibunya di atas meja kemudian dilahapnya roti tadi. Raka mempunyai seorang Ibu yang perhatian. Selain itu ibunya juga seorang yang penyayang dan bertutur kata lembut berbanding terbalik dengan ayahnya yang suka berbicara dengan nada keras dan kasar. Ibunya sangat menyayangi Raka. Rasa sayangnya itu dibuktikan dengan merawat Raka dari kecil dengan penuh perhatian. Ketika Raka dimarahi oleh ayahnya dia pasti akan lari keibunya untuk meminta pertolongan atau hanya untuk membuatnya merasa tenang karena kalau didekat ibunya Raka merasakan ketenangan. Karena itulah Raka pun sangat menyayangi ibunya. Sebenarnya ibunya tidak pernah menyuruh Raka menjadi seorang Polisi. Dia membebaskan Raka menjadi apapun yang anaknya itu inginkan. Namun, karena suaminya itu bersikeras agar Raka menjadi seorang Polisi akhirnya Ia pun tidak bisa berbuat apa-apa dan menasehati Raka agar mengikuti apa yang ayahnya inginkan. Selesai memakan roti Raka langsung mengambil minum lalu dia mencari ibunya berpamitan untuk pergi bekerja. Setelah berpamitan dengan ibunya, Raka langsung berangkat menuju kantornya.
Sesampainya dikantor Raka bertemu dengan temannya Romie. Seperti biasa wajah Raka pasti terlihat tidak semangat. Melihat wajah temannya seperti itu Romie menghampiri Raka dan mencoba memberinya semangat. “Ayolah kawan pagi ini sangat indah dan cerah seharusnya kita juga bersemangat dipagi yang indah ini jangan terlihat lesu seperti itu” katanya kepada Raka. Raka tidak menanggapi ucapan temannya itu. Dia hanya tersenyum yang terlihat dipaksakan agar temannya itu tidak mengoceh lagi. Melihat temannya itu tersenyum, walaupun sedikit terpaksa, Romie pun terlihat senang. Kemudian dia pergi karena dia mendapat tugas. Sebelum pergi Romie mengatakan kalau ada sebuah pengumuman yang mungkin tidak akan disukai oleh Raka. Namun, sepertinya suka atau tidak suka Raka harus turut serta. Raka yang penasaran apa pengumuman itu langsung menanyakannya kepada Romie. Namun, Romie tidak bisa memberitahunya karena dia harus pergi bertugas. Dia menyuruh Raka untuk membaca sendiri pengumuman itu.
Raka yang penasaran dengan isi dari pengumuman itu langsung menuju ke papan pengumuman untuk membaca pengumaman tersebut. Setelah membaca pengumuman itu wajah Raka semakin telihat kusut. Raut wajahnya menggambarkan kemalasan yang sangat teramat malas. Pengumuman itu menyebutkan kalau besok akan diadakan sebuah pelatihan selama tiga hari. Dalam pelatihan itu akan ada sebuah penilaian dimana anggota dengan nilai yang bagus akan dinaikan pangkatnya. Sebenarnya Raka tidak menginginkan kenaikan pangkat. Jadi dia tidak berniat untuk mengikuti pelatihan tersebut. Namun, di dalam pengumuman tersebut dikatakan kalau semua anggota kepolisian wajib untuk mengikutinya. Hal ini lah yang membuat Raka menjadi tidak bersemangat. Setelah selesai membaca dan dengan perasaan galau, Raka berjalan dengan malasnya ke Posnya.
Di Posnya tidak banyak yang bisa dikerjakan oleh Raka. Dia hanya diam didepan mejanya dan menunggu kalau-kalau ada warga yang ingin melapor. Sesekali dia berbincang-bincang dengan teman-temannya. Jam telah menunjukan pukul 13.15 WIB, Romie kembali dari tugasnya diluar bersama beberapa orang yang merupakan sekelompok tersangka yang ditangkap oleh Romie dan rekan-rekannya. Sepulangnya dari tugasnya Romie terlihat berbincang-bincang sangat serius dengan rekan-rekannya. Raka yang penasaran apa yang sedang dibahas oleh Romie dan rekan-rekannya datang mengahampiri Romie. Raka bertanya apa yang telah terjadi selama dia bertugas.
Romie menceritakan kalau tadi dia bertugas untuk menangkap sekelompok gembong narkoba. Ketika sedang dalam proses penangkapan beberapa orang melarikan diri. Tak disangka para tersangka itu dapat berlari dengan cepat. Ketika Polisi hampir kehilangan para tersangka tadi datanglah seseorang yang tidak dikenal. Orang tersebut berlari sangat cepat sampai-sampai dapat mengejar para tersangka yang sudah lari jauh didepan. Kemudian orang itu menangkap para tersangka narkoba yang kabur tadi seorang diri dan setelah dia meringkus para tersangka dia pergi begitu saja dengan meninggalkan para tersangka yang sedang kesakitan. Tapi karena bantuan dari orang itu Romie dan kawan-kawannya bisa menangkap seluruh gembong narkoba itu. Raka hanya bisa diam keheranan. Dia penasaran siapa yang sudah membantu temannya itu dan bagaimana dia bisa berlari secepat itu. Namun Raka tidak terlalu memikirkannya dia kembali ke Posnya untuk berjaga.

0 comments:

Post a Comment