Chapter 2
“Raka Sang
Polisi”
Minggu pagi yang cerah, hari yang sangat
pas untuk bermalas-malasan ataupun jalan-jalan keluar untuk melepas kepenatan
setelah selama enam hari bekerja. Tapi hal itu tidak dirasakan oleh Raka. Di
hari Minggu ini dia harus tetap pergi untuk bekerja. Raka adalah seorang
anggota kepolisian. Dia harus bekerja pada hari Minggu karena dia sudah
mendapatkan libur pada hari Sabtu.
Dengan
rasa malas Raka mulai bersiap-siap untuk berangkat ke Kantor Polisi tempat dia
bekerja. Sebenarnya dia tidak senang menjadi seorang Polisi. Dari kecil tidak
pernah terpikirkan olehnya untuk menjadi seorang Polisi. Dia mempunyai hobi
memasak. Dari sejak dia kecil dia sudah pandai memasak karena dia sering membantu
ibunya memasak. Berbagai jenis masakan sudah bisa dibuatnya. Dari masakan yang
mudah untuk dimasak sampai yang sangat rumit. Karena itu cita-cita yang
sebenarnya dia impikan adalah menjadi seorang Chef bukan Polisi. Namun ayahnya
tidak setuju kalau Raka menjadi seorang Chef. Ayahnya mengatakan kalau
pekerjaan itu untuk perempuan dan tidak cocok jika dikerjakan oleh seorang
pria. Karena itulah ayahnya memaksanya untuk menjadi seorang Polisi.
Dialam
hatinya sebenarnya Raka ingin sekali untuk menolak keinginan ayahnya untuk
menjadi seorang Polisi. Namun, dia takut kalau ayahnya akan marah jika dia
menolaknya. Dimatanya ayahnya sangatlah menakutkan apalagi ketika dia sedang
marah karena itu dia tidak pernah berani untuk melawan ayahnya itu. Maka
jadilah dia menjalani kesehariannya menjadi seorang Polisi walaupun dengan
setengah hati.
Sebenarnya
Raka tidak betah bekerja sebagai seorang Polisi. Dia sudah sangat jenuh dengan
pekerjaannya itu. Karena terlalu jenuhnya dia sampai-sampai stress dan sempat
melakukan percobaan bunuh diri. Beruntung temannya datang disaat yang tepat
sehingga percobaan bunuh diri itu bisa digagalkan. Salah satu hal yang membuat
Raka masih bisa bertahan menjadi seorang Polisi itu karena dia mempunyai
seorang teman yang sangat dekat dengannya.
Namanya
Romie, dia anak yang humoris namun ketika sedang melaksanakan tugas dia sangat
serius. Raka bertemu dengan Romie saat pertama kali mereka menjalani pelatihan
menjadi seorang Polisi. Saat itu Romie melihat raut wajah Raka yang cemberut
saja, tidak ada semangat dan terlihat lemas. Kemudian dia menghampiri Raka dan menanyakan
kenapa Raka terlihat begitu tidak bersemangat. Awalnya Raka tidak ingin
memberitahunya namun karena terus dipaksa oleh Romie akhirnya dia bercerita
juga. Romie berempati setelah mendengar cerita dari Raka. Kemudian dia mencoba
menghibur Raka dengan membuat lelucon-lelucon agar setidaknya Raka bisa sedikit
tersenyum. Itulah awal dari persahabatan mereka.
Persiapan
menuju kantornya sudah selesai. Sebelum berangkat diambilnya roti buatan ibunya
di atas meja kemudian dilahapnya roti tadi. Raka mempunyai seorang Ibu yang
perhatian. Selain itu ibunya juga seorang yang penyayang dan bertutur kata
lembut berbanding terbalik dengan ayahnya yang suka berbicara dengan nada keras
dan kasar. Ibunya sangat menyayangi Raka. Rasa sayangnya itu dibuktikan dengan
merawat Raka dari kecil dengan penuh perhatian. Ketika Raka dimarahi oleh
ayahnya dia pasti akan lari keibunya untuk meminta pertolongan atau hanya untuk
membuatnya merasa tenang karena kalau didekat ibunya Raka merasakan ketenangan.
Karena itulah Raka pun sangat menyayangi ibunya. Sebenarnya ibunya tidak pernah
menyuruh Raka menjadi seorang Polisi. Dia membebaskan Raka menjadi apapun yang
anaknya itu inginkan. Namun, karena suaminya itu bersikeras agar Raka menjadi
seorang Polisi akhirnya Ia pun tidak bisa berbuat apa-apa dan menasehati Raka
agar mengikuti apa yang ayahnya inginkan. Selesai memakan roti Raka langsung
mengambil minum lalu dia mencari ibunya berpamitan untuk pergi bekerja. Setelah
berpamitan dengan ibunya, Raka langsung berangkat menuju kantornya.
Sesampainya
dikantor Raka bertemu dengan temannya Romie. Seperti biasa wajah Raka pasti
terlihat tidak semangat. Melihat wajah temannya seperti itu Romie menghampiri
Raka dan mencoba memberinya semangat. “Ayolah kawan pagi ini sangat indah dan
cerah seharusnya kita juga bersemangat dipagi yang indah ini jangan terlihat
lesu seperti itu” katanya kepada Raka. Raka tidak menanggapi ucapan temannya
itu. Dia hanya tersenyum yang terlihat dipaksakan agar temannya itu tidak
mengoceh lagi. Melihat temannya itu tersenyum, walaupun sedikit terpaksa, Romie
pun terlihat senang. Kemudian dia pergi karena dia mendapat tugas. Sebelum
pergi Romie mengatakan kalau ada sebuah pengumuman yang mungkin tidak akan
disukai oleh Raka. Namun, sepertinya suka atau tidak suka Raka harus turut
serta. Raka yang penasaran apa pengumuman itu langsung menanyakannya kepada
Romie. Namun, Romie tidak bisa memberitahunya karena dia harus pergi bertugas.
Dia menyuruh Raka untuk membaca sendiri pengumuman itu.
Raka
yang penasaran dengan isi dari pengumuman itu langsung menuju ke papan
pengumuman untuk membaca pengumaman tersebut. Setelah membaca pengumuman itu
wajah Raka semakin telihat kusut. Raut wajahnya menggambarkan kemalasan yang
sangat teramat malas. Pengumuman itu menyebutkan kalau besok akan diadakan
sebuah pelatihan selama tiga hari. Dalam pelatihan itu akan ada sebuah
penilaian dimana anggota dengan nilai yang bagus akan dinaikan pangkatnya. Sebenarnya
Raka tidak menginginkan kenaikan pangkat. Jadi dia tidak berniat untuk
mengikuti pelatihan tersebut. Namun, di dalam pengumuman tersebut dikatakan
kalau semua anggota kepolisian wajib untuk mengikutinya. Hal ini lah yang
membuat Raka menjadi tidak bersemangat. Setelah selesai membaca dan dengan
perasaan galau, Raka berjalan dengan malasnya ke Posnya.
Di
Posnya tidak banyak yang bisa dikerjakan oleh Raka. Dia hanya diam didepan
mejanya dan menunggu kalau-kalau ada warga yang ingin melapor. Sesekali dia
berbincang-bincang dengan teman-temannya. Jam telah menunjukan pukul 13.15 WIB,
Romie kembali dari tugasnya diluar bersama beberapa orang yang merupakan
sekelompok tersangka yang ditangkap oleh Romie dan rekan-rekannya. Sepulangnya
dari tugasnya Romie terlihat berbincang-bincang sangat serius dengan
rekan-rekannya. Raka yang penasaran apa yang sedang dibahas oleh Romie dan
rekan-rekannya datang mengahampiri Romie. Raka bertanya apa yang telah terjadi
selama dia bertugas.
Romie
menceritakan kalau tadi dia bertugas untuk menangkap sekelompok gembong
narkoba. Ketika sedang dalam proses penangkapan beberapa orang melarikan diri.
Tak disangka para tersangka itu dapat berlari dengan cepat. Ketika Polisi
hampir kehilangan para tersangka tadi datanglah seseorang yang tidak dikenal.
Orang tersebut berlari sangat cepat sampai-sampai dapat mengejar para tersangka
yang sudah lari jauh didepan. Kemudian orang itu menangkap para tersangka
narkoba yang kabur tadi seorang diri dan setelah dia meringkus para tersangka
dia pergi begitu saja dengan meninggalkan para tersangka yang sedang kesakitan.
Tapi karena bantuan dari orang itu Romie dan kawan-kawannya bisa menangkap
seluruh gembong narkoba itu. Raka hanya bisa diam keheranan. Dia penasaran
siapa yang sudah membantu temannya itu dan bagaimana dia bisa berlari secepat
itu. Namun Raka tidak terlalu memikirkannya dia kembali ke Posnya untuk
berjaga.






0 comments:
Post a Comment