About

Friday, 18 September 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 2 PART 3

Raka mengatakan kalau dia menawarkan diri untuk menjadi subjek percobaan apakah alat tersebut bisa digunakan oleh rekan-rekannya atau tidak. Ucapan Raka ini membuat ketiga orang itu tercengang. Kemudian Bapak Jendral menghampiri Raka dan mengatakan “apa kau bercanda? Ini bukan mainan nyawamu bisa jadi taruhannya”. “Dan aku tidak akan membiarkan adanya percobaan kalau nyawa adalah taruhannya” tambahnya. Kemudian Raka mengatakan “Tapi bapak juga sebenarnya masih ingin untuk menggunakan alat ini kan?” tanyanya. Bapak Jendral tidak menjawabnya terlihat jelas dari raut wajahnya kalau dia memang masih ingin menggunakan alat tersebut. “Kalau begitu percobaan harus dilakukan dan saya bersedia untuk menjadi subjek percobaan tersebut” katanya. Kemudian Raka melanjutkan “Bapak tidak perlu takut karena kalau terjadi kegagalan tidak ada yang akan menunutut bapak”. “Jadi bapak bisa tenang” tambahnya. Kemudian Bapak Jendral bertanya “Sebenarnya apa tujuan mu? Kenapa kamu mau menjadi bahan percobaan yang dapat membahayakan nyawamu sendiri?”. Raka hanya tersenyum dan mengatakan “seperti yang saya bilang diawal tadi saya hanya ingin membantu bapak  untuk memutuskan apakah alat ini bisa digunakan atau tidak? Itu saja” jawabnya.
Sebenarnya Bapak Jendral sedikit curiga dengan Raka karena mana mungkin ada orang yang mau merelakan nyawanya seperti itu. Bapak Jendral berpikir kalau Raka mempunyai maksud tertentu dibalik ini semua. Kemudian Bapak Jendral bertanya apa imbalan yang diinginkan Raka untuk melakukan percobaan ini. Namun Raka mengatakan kalau dia tidak meminta imbalan apa-apa. Bapak Jendral semakin bingung saja dengan Raka. Tetapi akhirnya setelah berpikir cukup lama Bapak Jendral menyetujui tawaran Raka. Beliau hanya berharap kalau Raka tidak mempunyai maksud yang buruk. Raka pun tersenyum mendengar persetujuan tersebut.
Raka pun dibawa ke sebuah ruangan tersembunyi. Dimana pada ruangan tersebut terdapat peralatan-peralatan canggih yang tidak dia ketahui kegunannya. Ruangan tersebut cukup luas. Terdapat enam tempat tidur di tengah-tengah ruangan tersebut dimana kasur tersebut dibagi menjadi dua bagian yang saling berhadapan. Dibagian belakang kepala tempat tidur tersebut terdapat sebuah tiang yang cukup panjang dimana dari atas tiang tersebut ada beberapa kabel yang terurai. Disisi lain kabel tersebut menyambung ke monitor yang terdapat disebelah kasur. Monitor itu kecil seperti monitor pendeteksi detak jantung yang terdapat di rumah sakit. Tak jauh dari tempat kasur tersebut terdapat tiga set komputer.

Akhirnya Yolland, dengan perasaan yang tak karuan karena keraguan dan kecemasannya, menyiapkan peralatan-peralatan untuk memasukan chip tersebut ketubuh Raka yang dibantu oleh Valeno. Dan proses pemasangan pun dimulai. Yolland dengan sangat hati-hati memasukan chip tersebut. Setelah dipasang Raka mulai merasakan tubuhnya seperti tersengat aliran listrik. Lama kelamaan rasa sakit terasa disekujur tubuhnya. Ia meronta-ronta dan menjerit karena kesakitan. Sekitar sepuluh menit Raka meronta-ronta kesakitan dan setelah itu dia hanya terdiam. Yolland yang kaget melihat reaksi Raka itu langsung cepat-cepat menghampiri Raka dan mengecek keadaannya. Mata Raka tidak terbuka dan denyut jantung Raka pun berdetak lemah. Yolland panik dan segera menyuruh Bapak Jendral untuk memanggilkan tim medis. Namun, sebelum Bapak Jendral keluar ruangan, Raka membuka matanya dan denyut jantung raka pun semakin normal. Melihat hal itu Bapak Jendral, Yolland dan juga Valeno pun terlihat sedikit tenang. Yolland segera mengecek keadaan Raka dilihatnya dimonitornya kondisi Raka. Setelah melihat hasilnya perasaan tak karuan yang dirasakan oleh Yolland sebelumnya langsung menghilang karena dia tahu kalau percobaannya itu ternyata berhasil. Bapak Jendral dan Valeno pun sangat senang dengan hasil yang disampaikan oleh Yolland.
Bapak Jendral, Yolland dan Valeno merasa senang karena percobaannya ternyata berhasil. Mereka berpikir kalau begitu chip tersebut ternyata bisa dimasukan ke dalam enam orang kandidat yang telah terpilih. Bapak Jendral mengatakan mungkin Yolland yang terlalu berlebihan dalam memberikan standar karena kalau Raka saja, yang tidak ada didalam daftar, bisa menahan chip tersbut maka keenam orang yang ada didalam daftar juga pasti bisa. Yolland pun masih merasa heran bagaimana ini bisa terjadi tapi dia berpikir lagi mungkin apa yang dikatakan oleh Bapak Jendral ada benarnya, mungkin memang dia yang terlalu tinggi memasang standar.
Kabar bahagia untuk Bapak Jendral, Valeno dan Yolland ini ternyata berbanding terbalik dengan Raka. Ketika dia tau kalau ternyata percobaannya ini berhasil Raka marah lalu mengamuk mengacak-ngacak ruangan itu. Bapak Jendral, Valeno dan Yolland kaget dengan reaksi yang diberikan oleh Raka. Mereka kebingungan kenapa Raka malah marah-marah dan mengamuk. Ditengah kebingungan itu Bapak Jendral dan Valeno berusaha keras untuk menenangkan Raka.
Ternyata Raka memang mempunyai tujuan tertentu ketika dia menawarkan diri menjadi subjek penelitian. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk bunuh diri. Ketika dia mendengar kalau kemungkinan besar pemasangan chip itu akan mengalami kegagalan dan bisa menyebabkan kematian. Pada saat itu juga Raka berpikir mungkin dengan menjadi bahan percobaan adalah cara yang tepat untuk mengakhiri hidupnya tersebut karena itulah dia menawarkan diri menjadi bahan percobaan. Dengan harapan kalau percobaan tersebut akan gagal dan akan mengakhiri hidupnya dengan begitu dia akan terbebas dari kehidupan yang membuatnya stress dan jenuh. Namun ternyata takdir berkata lain percobaan itu berhasil dan keinginan Raka untuk mengakhiri hidupnya lagi-lagi gagal.
Ternyata tidak segampang itu menghentikan Raka yang sedang mengamuk. Bapak Jendral dan Valeno sedikit kewalahan untuk menenangkan Raka. Mereka memegang kedua tangan Raka dengan erat namun ternyata Raka mempunyai tenaga yang luar biasa. Dia melakukan perlawanan dengan hebatnya. Karena tidak ada jalan lain, akhirnya Yolland terpaksa menyuntikan obat penenang kepada Raka. Dan beberapa saat kemudian Raka akhirnya bisa tenang kembali. Setelah Raka mulai tenang Yolland menghampiri Raka dan mengajaknya mengobrol. Yolland menanyakan kenapa Raka malah marah-marah dan mengamuk ketika mengetahui kalau percobaannya itu berhasil. Raka tidak menjawab dia hanya diam melamun saja dengan tatapan yang kosong. Melihat kondisi Raka yang sepertinya tidak mungkin untuk diajak berbicara akhirnya Bapak Jendral, Valeno dan Yolland memutuskan untuk membiarkan dulu Raka untuk sementara waktu. Sementara itu mereka mulai membereskan ruangan yang sangat berantakan itu akibat amukan Raka tadi.

0 comments:

Post a Comment