About

Wednesday, 4 November 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 11 PART 3

Dua hari berlalu tetapi Raka belum menunjukan tanda-tanda kalau dia akan sadar, namun kondisinya sudah semakin membaik dari hari ke hari. Warna ungu ditubuhnya sudah hampir menghilang, detak jantungnya sudah semakin stabil, suhu tubuh dan yang lainnya sudah semakin mengindikasikan kembali normal. Tetapi Romie masih mengkhawatirkan kondisi sahabatnya itu karena itu dia memutuskan untuk sementara waktu dia akan tinggal di rumah Valeno sampai dia melihat Raka sudah sadar dan dengan keadaan yang baik-baik saja.
Hari itu jam sudah menunjukan pukul 19:00 WIB. Yolland sedang berada di labnya memeriksa kondisi Raka seperti biasa setelah itu dia menuju komputernya. Dia mengotak-atik komputernya. Tak lama Valeno masuk ke dalam lab. “Sepertinya kau sibuk sekali? Sedang apa?” tanyanya. “Ah tidak. Aku ingin mengupgrade peralatan kita tapi masih banyak sekali masalah yang muncul” jawab Yolland. “Bersabarlah, lakukan semuanya dengan tenang, tidak perlu terburu-buru. Kalau terburu-buru nanti hasilnya tidak akan maksimal juga” ucap Valeno menasehati. “Baik kapten” balas Yolland mulai menenangkan diri. “Tapi kenapa kamu mendadak ingin mengupgrade peralatan kita?” tanya Valeno. “Setelah melihat kedatangan Ricky aku jadi mulai khawatir kalau kita malah akan membahayakan nyawa Raka lagi karena itu aku berpikir untuk memperkuat peralatan kita agar seluruh anggota kita bisa bisa seimbang melawan mereka” jawab Yolland. “Oh begitu” ucap Valeno menanggapi. “Tapi kapten aku masih penasaran bagaimana bisa mereka berada disini? Rencana kita ini seharusnya tidak ada yang tahu?” tanya Yolland penasaran. “Aku sendiri belum tahu. Masih banyak informasi yang belum kita ketahui. Jadi semuanya masih misteri” jawab Valeno. “Apa jangan-jangan ketua sudah tertangkap?” tanya Yolland menerka. “Ada kemungkinan seperti itu. Tapi saya tidak terlalu yakin kalau ketua akan bisa ditangkap semudah itu. Kamu tau sendiri bagaimana kekuatan ketua” balas Valeno. “Benar juga” balas Yolland. “Kita hanya bisa berharap kalau ketua baik-baik saja. Selebihnya kita disini harus tetap berjuang agar rencana kita kesini berhasil” ucap Valeno lagi.
“Baiklah aku akan sekuat tenaga untuk mencari cara agar peralatan kita bisa diupgrade” balas Yolland. “Bagus. Semangat yang bagus. Tapi sepertinya ada hal yang lebih penting saat ini daripada mengupgrade perlatan kita” ucap Valeno. “Apa itu?” tanya Yolland penasaran. “Apa kamu lupa kita masih mempunyai tiga alat lagi yang belum ada pemiliknya? Sepertinya saat ini mencari orang yang bisa menggunakan tiga alat lainnya adalah prioritas utama kita dibandingkan mengupgrade peralatan kita” jawab Valeno. “Soal itu…” ucap Yolland ragu. “Apa kamu masih ragu?” tanya Valeno lagi. “Begitulah” balas Yolland. “Sepertinya saat ini bukan lagi waktu yang tepat untuk memiliki rasa keraguan. Kamu tahu musuh kita sudah mengetahui rencana kita dan mereka satu-persatu sudah mulai menampakan diri mereka. Jadi menurutku sudah saatnya kamu menghilangkan keraguanmu dan harus mulai memunculkan keyakinanmu” jelas Valeno. “Tapi aku masih merasa trauma dengan kejadian di markas besar” balas Yolland. “Apa kamu lupa kalau kemarin kamu memasangkan chip kedalam tubuh Romie dan itu berhasil?” tanya Valeno. Yolland menggelengkan kepalanya “Tidak. Aku masih ingat” jawab Yolland. “Kalau begitu seharusnya sekarang yang perlu kamu lakukan adalah mencari tahu kenapa chip itu berhasil dimasukan kedalam tubuh Raka dan Romie tetapi chip itu gagal dimasukan kedalam tubuh lima anggota polisi lainnya, daripada kamu terus berkutat dengan traumamu yang menurutku tidak akan menghasilkan apa-apa” ucap Valeno menasehati. “Baiklah kapten aku mengerti” balas Yolland dengan suara pelan. “Bagus” ucap Valeno lagi dengan tersenyum.
Ketika Valeno dan Yolland melanjutkan perbincangan mereka tiba-tiba Raka membuka matanya. Lalu dia mencoba untuk bangun. Valeno yang melihat Raka bangkit langsung memberitahu Yolland “Yolland, Raka” ucapnya. “Raka? Ada apa dengan Raka?” tanya Yolland yang langsung membalikan badanya melihat ke ruang tempat Raka tertidur. Melihat Raka yang berusaha membangunkan dirinya Valeno dan Yolland langsung berlari masuk ke dalam ruang kaca tersebut. “Raka. Kamu sudah sadar” ucap Yolland senang. “Aku kenapa? Dan dimana ini?” tanya Raka yang masih bingung dengan apa yang terjadi dan berusaha untuk mengingat semuanya. “Kamu ada di dalam lab. Kamu tidak sadarkan diri selama tiga hari setelah kamu terkena racun” jelas Yolland. “Racun?” ucap Raka sambil terus mencoba mengingat. Tak lama dia mulai ingat kejadian saat dia melawan Ricky. “Aku ingat sekarang” ucapnya kemudian dia langsung teringat dengan sahabatnya. “Romie? Bagaimana dengan Romie? Apa dia baik-baik saja?” tanyanya dengan nada khawatir. “Tenang saja Raka. Romie baik-baik saja dia dalam keadaan sehat. Bahkan kamu bisa kembali sadar seperti ini semua berkat dia dengan bantuan Kiky dan Farhan” jawab Valeno tersenyum. Raka langsung mengehela nafasnya lega mendengar ucapan Valeno.
“Apa kamu baik-baik saja? Apa ada yang sakit?” tanya Yolland. “Aku baik-baik saja. Hanya kepalaku saja terasa sedikit pusing” jawab Raka. “Mungkin itu efek karena kamu tertidur selama tiga hari” balas Yolland. “Kalau begitu bagaimana kalau sekarang kita keluar dan memberi tahu semuanya kalau kamu sudah sadar” ucap Valeno. Yolland mengangguk tanda setuju. Lalu mereka bertiga pun keluar lab.
Saat keluar dari ruangan lab kebetulan Kiky sedang melintas disitu. “Kaka Raka sudah sadar?? Syukurlah” tanyanya dengan nada girang ketika melihat Raka keluar dari ruang lab. “Begitulah” jawab Raka sambil tersenyum. “Yolland bilang kalau kamu membantu Romie untuk menyembuhkan aku. Jadi aku ingin mengucapakan terimakasih banyak ya Kiky dan maaf kalau jadi merepotkan kamu” tambah Raka lagi. “Sama-sama kak. Ah tidak koq kak, aku sama sekali tidak merasa direpotkan. Kita kan sama-sama anggota SS jadi sudah sewajarnya sesama anggota saling membantu. Iya kan?” balas Kiky. Raka tersenyum mendengar ucapan Kiky. “Kamu memang gadis yang sangat baik” ucap Raka. Kiky hanya tersenyum lalu dia meninggalkan Valeno, Yolland dan Raka dengan terburu-buru.
“Raka akhirnya kau sadar juga” ucap Darma tiba-tiba. Dia langsung datang setelah mendengar ribut-ribut di depan pintu masuk lab. “Begitulah” jawab Raka. “Kau baik-baik saja kan?” tanya Darma. “Iya aku tidak apa-apa hanya kepalaku masih sedikit sakit” jawab Raka. “Kakak ayo sini” tiba-tiba terdengar suara Kiky yang sedang memaksa Farhan keluar dari kamarnya untuk melihat Raka. “Ada apa sih Kiky?” tanya Farhan malas. “Itu lihat siapa yang sudah sadar” ucap Kiky setelah sampai di depan pintu lab sambil melihat ke arah Raka. Kemudian Farhan melihat Raka “Oh kau sudah sadar. Bagus lah” ucap Farhan dengan nada datar lalu dia membalikan badannya berniat kembali ke kamarnya. Suasana di situ pun jadi terasa canggung dengan respon yang diberikan oleh Farhan. “Kakak jangan begitu. Kakak Raka kan sudah sadar itu tandanya petualangan kita kemarin di hutan tidak sia-sia seharusnya kakak ikut senang” ucap Kiky yang mulai kesal dengan kelakuan kakaknya. “Iya-iya aku mengerti” balas Farhan malas lalu mulai berjalan. “Farhan sebentar” ucap Raka tiba-tiba. Farhan pun menghentikan langkahnya lalu berbalik. “Ada apa?” ucapnya datar. “Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih. Karena bantuanmu aku bisa sembuh. Terima kasih ya Farhan” ucap Raka dengan ramah. “Jangan geer. Aku kesana karena Kiky kesana bukan karena kau” balas Farhan singkat. “Haha…. Iya apapun itu alasannya aku benar-benar berterima kasih” balas Raka lagi. Farhan pun tidak membalas lalu dia berjalan kembali ke kamarnya. Tiba-tiba terdengar suara pagar yang terbuka. “Sepertinya itu Romie” ucap Yolland. “Ayo kita ke depan dia pasti sangat senang melihat kamu sudah sadar karena dia sangat mengkhawatirkanmu selama kamu pingsan” ucap Valeno. Lalu mereka pun langsung menuju ke ruang depan.
Ketika Romie membuka pintu masuk dia kaget melihat sahabatnya yang sudah berdiri dengan wajah tersenyum. “Halo Rom” ucap Raka dengan agak canggung. “KAU!!!” ucap Romie dengan nada marah dan langsung berjalan dengan cepat menuju ke arah Raka. “Ada apa Rom?” tanya Raka kaget melihat reaksi Romie. Setelah Romie mendekati Raka dia mengepalkan tangannya dan menonjok Raka tepat diwajahnya. Raka pun tersungkur jatuh menerima tonjokan Romie dan merintih kesakitan sambil memegang wajahnya yang sakit. “Romie kamu ken…” ucap Yolland yang langsung berniat ingin menolong Raka. Tetapi belum sempat Yolland melangkah dan menyelesaikan kalimatnya Valeno sudah menahannya dengan merentangkan tangannya didepan tubuh Yolland. Kemudian Valeno menggelengkan kepalanya. Yolland pun langsung mengurungkan niatnya untuk menolong Raka.
“Kau… berapa kali lagi kau mau bermain-main dengan nyawamu dan membuat semua orang khawatir? Hah?” ucap Romie dengan suara yang keras. “Sekali lagi kau bermain-main dengan nyawamu. Aku berjanji aku sendiri yang akan mencabut nyawamu” tambahnya sambil memperlihatkan tangan kanannya yang masih terkepal. “Kau ini berbicara seperti itu, tapi kau sendiri memukul orang yang baru saja sadar. Kau mau membuatku pingsan lagi?” balas Raka masih sambil memegangi wajahnya yang kesakitan. Lalu Romie mendekati Raka dan mengulurkan tangannya untuk membantu Raka berdiri. Raka menerima uluran tangan Romie kemudian dia berdiri. Setelah itu Romie langsung merangkul Raka tanpa melepaskan tangannya “Aku senang melihat kau akhirnya sadar juga” ucap Romie dengan  nada pelan. “Kau ini, aku makin bingung dengan kelakuanmu. Tadi kau marah-marah lalu memukulku terus membantuku bangun terus sekarang mengatakan kalau kau senang melihatku sadar. Kau ini sebenarnya kenapa?” balas Raka. Romie hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu. “Maafkan aku kawan karena sudah merepotkanmu dan membuatmu khawatir” tambahnya. “Kau memang selalu merepotkan jadi aku sudah terbiasa” gurau Romie. Lalu mereka berdua tersenyum senang. Valeno, Yolland, Kiky dan Darma pun ikut tersenyum senang melihat drama yang dilakukan oleh Raka dan Romie. Suasana diruangan itupun berubah menjadi ceria.

“Baiklah kalau begitu semuanya sudah kembali seperti semula” ucap Valeno. “Dan kebetulan sekali semua anggota ada” tambahnya. “Kiky panggil kakakmu suruh kesini” perintahnya. “Baik” jawab Kiky yang langsung pergi kekamarnya untuk memanggil Farhan. “Yolland bawakan minuman untuk kita semua” perintahnya lagi kepada Yolland. Yolland pun mengangguk lalu dia pergi ke dapur dan mengambil lima buah kaleng minuman bersoda dan dua buah minuman kotak yang berisi susu dari kulkas. Tak lama Kiky kembali bersama dengan Farhan. Yolland pun datang dengan membawa minuman. Kemudian dia membagikan minuman bersoda kepada Valeno, Raka, Romie dan Darma dan memberikan minuman kotak yang berisi susu kepada Kiky dan Farhan. “Nah sekarang ayo kita bersulang untuk keberhasilan perjalanan Romie, Farhan dan Kiky ke hutan kemarin. Lalu sekarang untuk Raka yang sudah sadar” ucap Valeno. Mereka pun langsung bersulang dan meminum minuman mereka. “Oh iya satu hal lagi” ucap Valeno. Kemudian dia mendekati Romie dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Romie pun membalas jabatan tangan Valeno “Romie mulai hari ini kau adalah salah satu anggota SS. Selamat bergabung dengan kami” ucapnya dengan tersenyum. “Haha… iya terimakasih” balas Romie. Lalu mereka pun melanjutkan pesta kecil-kecilan yang mereka buat hingga larut malam.

0 comments:

Post a Comment