About

Tuesday, 17 November 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 12 PART 1

Chapter 12
“Atlit Judo”

Tak terasa waktu bergulir bergitu cepat. Sekarang sudah menjelang akhir tahun 2017. Tidak ada tanda-tanda kemunculan Ricky lagi semenjak peristiwa di hutan. Para anggota Special Squad menjalankan aktifitasnya secara normal. Raka dan Romie menjalankan tugas mereka sebagai polisi. Sarung tangan dan Handband yang merupakan dua jenis seri dari WWT-2035 yang mereka gunakan sangat membantu pekerjaan mereka khususnya ketika mereka harus menangkap pelaku kejahatan. Mereka pun menjadi giat berlatih dengan alat tersebut agar mereka lebih terbiasa menggunakannya. Sementara itu para anggota SS lainnya sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Hanya Yolland yang terlihat tidak terlalu sibuk. Yolland masih enggan untuk memasangkan kembali chip kepada orang lain. Dia masih sangat trauma dengan kejadian di markas besar kepolisian yang menewaskan lima orang anggota polisi. Akan tetapi Valeno terus menyuruhnya untuk menghilangkan rasa traumanya dan mulai mempersiapkan diri untuk memasangkan chip itu kepada orang lain. Karena terus memikirkan hal itu, Yolland menjadi tidak terlalu bersemangat.
Pagi itu tanggal 31 Desember 2017, Yolland bangun tidur dengan kepala yang masih sangat berat karena dia susah tidur semalam. Semenjak Valeno menyuruhnya untuk mempersiapkan diri agar mau memasangkan chip itu kembali, Yolland menjadi susah tidur di malam hari. Semua itu karena pikiran buruknya kalau sampai kegagalan pemasangan chip itu terjadi kembali. Beberapa kali Yolland terbangun di malam hari karena mimpi buruk. Sebuah mimpi yang menggambarkan kematian yang disebabkan oleh kegagalan setelah chip itu dipasangkan. Mimpi itu menghantui Yolland setiap malam sehingga dia terkadang terbangun di malam hari dan susah untuk tidur kembali. Namun berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Semalam dia bermimpi aneh sekali. Dia bermimpi sedang berada diruangan yang dia tidak tahu ruangan apa itu. Ruangan itu sangat gelap sekali sampai-sampai dia tidak bisa melihat sekelilingnya. Dia mencoba berjalan memeriksa sekelilingnya tapi dia selalu menabrak tembok. Tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka sehingga sinar dari luar ruangan memasuki ruangan tersebut. Setelah itu dari pintu itu muncul seseorang yang wajahnya tidak bisa dilihatnya dengan jelas, lalu orang itu tersenyum. Belum sempat dia melihat wajah orang itu, dia sudah terbangun dari tidurnya.
“Mimpi yang aneh” ucapnya pelan. Kemudian dia memukul wajahnya pelan untuk membuatnya sadar. Setelah itu dia turun dari kasurnya dan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Kemudian dia keluar kamarnya, dia melihat Valeno yang sedang menonton TV di ruang utama. “Tumben kapten sedang menonton TV, biasanya jam segini kapten ada di depan rumah sedang membaca Koran” ucap Yolland. “Tidak apa-apa kebetulan sedang ingin menonton TV saja” balas Valeno. “Kapten sedang menonton apa?” tanya Yolland sambil menghampiri Valeno. “Acara talkshow bintang tamunya seorang atlit Judo” jawab Valeno. “Bobi Gusti Purnama” ucap Yolland membaca nama atlit judo tersebut ketika namanya ditampilkan di layar TV. “Bagaimana menurutmu?” tanya Valeno tiba-tiba. “Menurutku? Maksud kapten apa?” Yolland balik bertanya karena bingung. “Iya itu Bobi. Dia adalah seorang atlit Judo yang sudah diakui diseluruh dunia. Dia sudah berkali-kali memenangkan mendali emas dan mengharumkan nama bangsa ini” ucap Valeno. Sepertinya Yolland masih belum mengerti maksud dari ucapan Valeno “Terus memangnya kenapa?” tanyanya bingung. “Dari semua penjelasan itu, Saya rasa dia mempunyai ketahanan fisik yang sangat baik. Jadi sepertinya dia bisa memenuhi standar untuk pemasangan chip. Bagaimana menurutmu?” jelas Valeno. “Apa?” balas Yolland kaget.
“Jadi kapten bermaksud untuk memasangkan chip ditubuhnya?” ucap Yolland lagi. “Iya. Anggota SS kan tidak perlu harus dari pihak kepolisian atau pihak militer lainnya. Dari berbagai kalangan pun tidak apa-apa asal memenuhi syarat” jelas Valeno. “Bukan itu masalahnya kapten” balas Yolland. “Lalu apa?” tanya Valeno. “Memangnya kapten tahu cara menemui dia? Dan apa kapten yakin dia mau? Lalu apa kapten juga yakin dia bisa jaga rahasia?” jawab Yolland. “Semua pertanyaanmu itu bisa dijawab dengan mudah asalkan kamu bersedia untuk melakukan pemasangan chip” jawab Valeno dengan tenang. “Tapi aku tidak yakin kalau orang itu bisa dipercaya. Liat saja wajahnya tidak meyakinkan” balas Yolland. “Menurutku kamu hanya mencari-cari alasan agar tidak melakukan pemasangan chip itu. Benar?” balas Valeno. Yolland langsung menundukan kepalanya dan terdiam mendengar ucapan Valeno. “Yolland kamu tahu kan kita tidak punya banyak waktu lagi. Sampai kapan kamu akan terus ragu. Kamu tidak mau kedatangan kita kesini sia-sia kan?” ucap Valeno lagi. “Tentu saja tidak. Aku tidak mau perjalanan panjang kita ke sini menjadi sia-sia” balas Yolland. “Kalau begitu segeralah hilangkan rasa ragumu agar kita bisa bergerak maju. Mengerti?” ucap Valeno. “Baiklah kapten aku mengerti” jawab Yolland pelan. “Oh iya nanti malam kan malam pergantian tahun. Bagaimana kalau kita merayakannya? Itung-itung sambil menyemangati dirimu” tanya Valeno. Yolland hanya menganggukan kepalanya tanda setuju.
“Kalau begitu kamu yang membeli makanannya ya?” tanya Valeno lagi. “Kenapa aku?” Yolland balik bertanya. “Saya sedang ada urusan dan saya tidak melihat Darma dari tadi. Saya coba menghubungi handphonenya tapi tidak dijawab. Kamu tidak mau kalau Kiky dan Farhan yang membelinya kan?” jelas Valeno. Yolland mengehela nafasnya “Baiklah kalau begitu nanti sore aku akan membeli bahan-bahannya” jawab Yolland lemas. “Kita akan makan apa?” tanyanya. “Yang mudah saja biar tidak repot. Bagaimana kalau kita barbeque-an saja. Kamu tidak perlu membeli banyak bahan” jawab Valeno. “Baiklah aku mengerti” balas Yolland.
Hari itu Yolland menghabiskan waktunya di lab. Namun, semua hal yang dikerjakannya tidak ada yang benar karena dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi. Keinginan Valeno untuk mengajak atlit Judo itu menjadi anggota SS, mimpi buruk tentang kematian yang diakibatkan karena kegagalan saat pemasangan chip dan juga mimpi aneh semalam, semua hal itu terus menghantui pikirannya sehingga mengganggu konsentrasinya dan pekerjaannya.
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 17:00, “Waktunya membeli bahan-bahan” gumamnya. Kemudian Yolland melepas jas labnya dan menyampirkannya di gantungan yang ada di ruangan itu. Setelah itu dia keluar lab dan bersiap-siap untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk nanti malam. Selesai siap-siap, dia keluar rumah dan menuju pasar traditional yang tempatnya lumayan jauh dari markas.

Sesampainya di pasar Yolland tidak menyangka kalau pasar itu ternyata penuh dengan pembeli. Dia terlihat kesusahan untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan karena ternyata pasar tersebut sangat penuh. Dia harus berdesak-desakan dengan para pembeli yang lain untuk mendapatkan bahan yang dia inginkan. Akhirnya setelah dua jam bersusah payah berebutan bahan dengan pembeli yang lain, dia mendapatkan juga seluruh bahan yang dibutuhkan untuk barbeque nanti malam. Dia sangat kelelahan setelah beradu badan dengan para pembeli itu. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ketaman yang berada tidak jauh dari pasar traditional itu. Sebelumnya dia mampir terlebih dahulu ke mini market untuk membeli minuman. Setelah itu dia pergi ke taman.

0 comments:

Post a Comment