Chapter 12
“Atlit Judo”
Tak
terasa waktu bergulir bergitu cepat. Sekarang sudah menjelang akhir tahun 2017.
Tidak ada tanda-tanda kemunculan Ricky lagi semenjak peristiwa di hutan. Para
anggota Special Squad menjalankan aktifitasnya secara normal. Raka dan Romie
menjalankan tugas mereka sebagai polisi. Sarung tangan dan Handband yang
merupakan dua jenis seri dari WWT-2035 yang mereka gunakan sangat membantu
pekerjaan mereka khususnya ketika mereka harus menangkap pelaku kejahatan.
Mereka pun menjadi giat berlatih dengan alat tersebut agar mereka lebih
terbiasa menggunakannya. Sementara itu para anggota SS lainnya sibuk dengan
pekerjaan mereka masing-masing. Hanya Yolland yang terlihat tidak terlalu
sibuk. Yolland masih enggan untuk memasangkan kembali chip kepada orang lain.
Dia masih sangat trauma dengan kejadian di markas besar kepolisian yang
menewaskan lima orang anggota polisi. Akan tetapi Valeno terus menyuruhnya
untuk menghilangkan rasa traumanya dan mulai mempersiapkan diri untuk
memasangkan chip itu kepada orang lain. Karena terus memikirkan hal itu, Yolland
menjadi tidak terlalu bersemangat.
Pagi
itu tanggal 31 Desember 2017, Yolland bangun tidur dengan kepala yang masih
sangat berat karena dia susah tidur semalam. Semenjak Valeno menyuruhnya untuk
mempersiapkan diri agar mau memasangkan chip itu kembali, Yolland menjadi susah
tidur di malam hari. Semua itu karena pikiran buruknya kalau sampai kegagalan
pemasangan chip itu terjadi kembali. Beberapa kali Yolland terbangun di malam
hari karena mimpi buruk. Sebuah mimpi yang menggambarkan
kematian yang disebabkan oleh kegagalan setelah chip itu dipasangkan. Mimpi itu
menghantui Yolland setiap malam sehingga dia terkadang terbangun di malam hari
dan susah untuk tidur kembali. Namun berbeda dengan malam-malam sebelumnya.
Semalam dia bermimpi aneh sekali. Dia bermimpi sedang berada diruangan yang dia
tidak tahu ruangan apa itu. Ruangan itu sangat gelap sekali sampai-sampai dia
tidak bisa melihat sekelilingnya. Dia mencoba berjalan memeriksa sekelilingnya
tapi dia selalu menabrak tembok. Tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka sehingga
sinar dari luar ruangan memasuki ruangan tersebut. Setelah itu dari pintu itu
muncul seseorang yang wajahnya tidak bisa dilihatnya dengan jelas, lalu orang
itu tersenyum. Belum sempat dia melihat wajah orang itu, dia sudah terbangun
dari tidurnya.
“Mimpi
yang aneh” ucapnya pelan. Kemudian dia memukul wajahnya pelan untuk membuatnya
sadar. Setelah itu dia turun dari kasurnya dan menuju kamar mandi untuk mencuci
wajahnya. Kemudian dia keluar kamarnya, dia melihat Valeno yang sedang menonton
TV di ruang utama. “Tumben kapten sedang menonton TV, biasanya jam segini kapten
ada di depan rumah sedang membaca Koran” ucap Yolland. “Tidak apa-apa kebetulan
sedang ingin menonton TV saja” balas Valeno. “Kapten sedang menonton apa?”
tanya Yolland sambil menghampiri Valeno. “Acara talkshow bintang tamunya
seorang atlit Judo” jawab Valeno. “Bobi Gusti Purnama” ucap Yolland membaca
nama atlit judo tersebut ketika namanya ditampilkan di layar TV. “Bagaimana
menurutmu?” tanya Valeno tiba-tiba. “Menurutku? Maksud kapten apa?” Yolland
balik bertanya karena bingung. “Iya itu Bobi. Dia adalah seorang atlit Judo
yang sudah diakui diseluruh dunia. Dia sudah berkali-kali memenangkan mendali
emas dan mengharumkan nama bangsa ini” ucap Valeno. Sepertinya Yolland masih
belum mengerti maksud dari ucapan Valeno “Terus memangnya kenapa?” tanyanya
bingung. “Dari semua penjelasan itu, Saya rasa dia mempunyai ketahanan fisik
yang sangat baik. Jadi sepertinya dia bisa memenuhi standar untuk pemasangan
chip. Bagaimana menurutmu?” jelas Valeno. “Apa?” balas Yolland kaget.
“Jadi
kapten bermaksud untuk memasangkan chip ditubuhnya?” ucap Yolland lagi. “Iya. Anggota
SS kan tidak perlu harus dari pihak kepolisian atau pihak militer lainnya. Dari
berbagai kalangan pun tidak apa-apa asal memenuhi syarat” jelas Valeno. “Bukan
itu masalahnya kapten” balas Yolland. “Lalu apa?” tanya Valeno. “Memangnya
kapten tahu cara menemui dia? Dan apa kapten yakin dia mau? Lalu apa kapten
juga yakin dia bisa jaga rahasia?” jawab Yolland. “Semua pertanyaanmu itu bisa
dijawab dengan mudah asalkan kamu bersedia untuk melakukan pemasangan chip”
jawab Valeno dengan tenang. “Tapi aku tidak yakin kalau orang itu bisa
dipercaya. Liat saja wajahnya tidak meyakinkan” balas Yolland. “Menurutku kamu
hanya mencari-cari alasan agar tidak melakukan pemasangan chip itu. Benar?”
balas Valeno. Yolland langsung menundukan kepalanya dan terdiam mendengar
ucapan Valeno. “Yolland kamu tahu kan kita tidak punya banyak waktu lagi.
Sampai kapan kamu akan terus ragu. Kamu tidak mau kedatangan kita kesini
sia-sia kan?” ucap Valeno lagi. “Tentu saja tidak. Aku tidak mau perjalanan
panjang kita ke sini menjadi sia-sia” balas Yolland. “Kalau begitu segeralah
hilangkan rasa ragumu agar kita bisa bergerak maju. Mengerti?” ucap Valeno.
“Baiklah kapten aku mengerti” jawab Yolland pelan. “Oh iya nanti malam kan
malam pergantian tahun. Bagaimana kalau kita merayakannya? Itung-itung sambil
menyemangati dirimu” tanya Valeno. Yolland hanya menganggukan kepalanya tanda
setuju.
“Kalau
begitu kamu yang membeli makanannya ya?” tanya Valeno lagi. “Kenapa aku?”
Yolland balik bertanya. “Saya sedang ada urusan dan saya tidak melihat Darma dari
tadi. Saya coba menghubungi handphonenya tapi tidak dijawab. Kamu tidak mau
kalau Kiky dan Farhan yang membelinya kan?” jelas Valeno. Yolland mengehela
nafasnya “Baiklah kalau begitu nanti sore aku akan membeli bahan-bahannya”
jawab Yolland lemas. “Kita akan makan apa?” tanyanya. “Yang mudah saja biar
tidak repot. Bagaimana kalau kita barbeque-an saja. Kamu tidak perlu membeli
banyak bahan” jawab Valeno. “Baiklah aku mengerti” balas Yolland.
Hari
itu Yolland menghabiskan waktunya di lab. Namun, semua hal yang dikerjakannya
tidak ada yang benar karena dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi.
Keinginan Valeno untuk mengajak atlit Judo itu menjadi anggota SS, mimpi buruk
tentang kematian yang diakibatkan karena kegagalan saat pemasangan chip dan
juga mimpi aneh semalam, semua hal itu terus menghantui pikirannya sehingga
mengganggu konsentrasinya dan pekerjaannya.
Tak
terasa jam sudah menunjukan pukul 17:00, “Waktunya membeli bahan-bahan”
gumamnya. Kemudian Yolland melepas jas labnya dan menyampirkannya di gantungan
yang ada di ruangan itu. Setelah itu dia keluar lab dan bersiap-siap untuk
membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk nanti malam. Selesai siap-siap, dia
keluar rumah dan menuju pasar traditional yang tempatnya lumayan jauh dari
markas.
Sesampainya
di pasar Yolland tidak menyangka kalau pasar itu ternyata penuh dengan pembeli.
Dia terlihat kesusahan untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan karena
ternyata pasar tersebut sangat penuh. Dia harus berdesak-desakan dengan para
pembeli yang lain untuk mendapatkan bahan yang dia inginkan. Akhirnya setelah
dua jam bersusah payah berebutan bahan dengan pembeli yang lain, dia
mendapatkan juga seluruh bahan yang dibutuhkan untuk barbeque nanti malam. Dia
sangat kelelahan setelah beradu badan dengan para pembeli itu. Akhirnya dia
memutuskan untuk pergi ketaman yang berada tidak jauh dari pasar traditional
itu. Sebelumnya dia mampir terlebih dahulu ke mini market untuk membeli
minuman. Setelah itu dia pergi ke taman.






0 comments:
Post a Comment