Sesampainya
di taman dia mencari bangku untuk duduk. Dia melihat ada bangku dibawah sebuah
pohon. Kemudian dia menuju bangku tersebut dan duduk disitu. Dia melepaskan
semua kelelahannya setelah duduk di bangku itu. Diambilnya minuman dingin yang
dibelinya di minimarket kemudian dia meminum minuman tersebut. Setelah itu dia
kembali memikirkan hal-hal yang menganggu pikirannya akhir-akhir ini. Cukup
lama dia berada di taman tersebut sampai tiba-tiba handphonenya berdering.
Dilihatnya handphone miliknya, ternyata Valeno yang meneleponnya. Kemudian dia
mengangkat telepon dari Valeno tersebut. “Halo” ucap Yolland. “Yolland kamu
dimana? Kenapa belum pulang?” tanya Valeno. “Aku sedang mengistirahtakan
tubuhku sehabis membeli bahan-bahan untuk barbeque” jawab Yolland. “Cepatlah
pulang ini sudah malam nanti tidak cukup waktunya untuk mempersiapkan
bahan-bahannya” ucap Valeno. Lalu Yolland melihat jam yang ada di handphonenya.
Dia kaget ternyata sudah jam sembilan malam. “Baik kapten aku akan pulang
sekarang” balasnya. Kemudian dia menutup teleponnya dan segera pulang.
Ternyata
jam segitu angkutan umum sudah jarang yang lewat disekitar situ. Jalanan pun
terlihat sepi. Akhirnya dengan terpaksa dia harus berjalan dulu sampai
menemukan angkutan umum untuk dinaiki. Ketika dia sedang berjalan, datang empat
orang preman yang ingin mengganggunya. “Hai cewe, sendirian aja? Mau kemana?
Sini abang temenin” ucap salah seorang dari mereka. Dan ketiga temannya pun
tertawa. “Tidak… tidak usah… terima kasih” jawab Yolland dengan nada ketakutan.
Kemudian dia berjalan lebih cepat. Namun para preman itu terus mengikutinya.
Sebenarnya dia bisa saja menggunakan kacamatanya untuk mengalahkan para preman
itu. Tetapi dia berpikir kalau sampai preman itu terkena lasernya bisa-bisa
mereka akan kehilangan anggota tubuhnya. Selain itu dia takut kalau sampai dia
menggunakan lasernya dengan ceroboh nanti akan tersebar kemana-mana. Akhirnya
yang bisa dia lakukan hanyalah mencari cara bagaimana agar para preman ini
tidak mengejarnya lagi. Akhirnya dia mencoba untuk berlari. Tetapi sialnya para
preman itu berlari lebih cepat darinya. Kemudian salah satu dari mereka
menggapai tangan Yolland dan menariknya. “Mau kemana cantik?” goda orang itu.
“Lepaskan” ucap Yolland. “Kumohon lepaskan” ucapnya lagi memelas. “Mana mungkin
aku bisa melepaskan cewe secantik kamu sayang” ucap orang itu lagi. “Udah… kita
sikat aja bos” ucap salah seorang dari mereka. “Ide bagus” ucap orang yang
dipanggil bos itu.
Kemudian
orang itu menarik Yolland dengan paksa untuk dibawa ketempat yang lebih sepi
dan tidak terlihat oleh orang. Dengan sekuat tenaga Yolland memberontak dan
berteriak meminta tolong. Tapi ternyata disekitar situ tidak ada orang dan
preman yang memeganginya kuat sekali sehingga berontakan Yolland tidak berguna. Yolland
sudah mulai putus asa dia hampir saja akan menggunakan kacamatanya tapi
tiba-tiba terdengar suara orang berteriak “HENTIKAN!!!” ucap seseorang secara
tiba-tiba. Kemudian datang seorang laki-laki dengan mengendarai motor ninja
berwarna hitam. Dia mengehentikan motornya kemudian turun dari motornya.
“Lepaskan gadis itu” ucap pemuda itu. “Siapa kau?” tanya salah seorang preman
itu. “Kalian tidak perlu tahu siapa aku. Cepat lepaskan gadis itu” ucap pemuda
itu dengan berani. “Wah bos orang ini perlu diberi pelajaran rupanya” ucap
salah seorang dari preman itu. “Hajar” perintah orang yang dipanggil bos.
Kemudian
tiga orang maju untuk menghajar pemuda itu. Preman yang pertama mencoba
memukulnya, tapi pemuda itu bisa mengelak dengan mudah. Kemudian dia meraih
baju preman itu lalu dia menjegal salah satu kakinya membuat preman itu
kehilangan keseimbangannya setelah itu dia membanting preman tersebut. Preman
itu terbanting kemudian merintih kesakitan. Lalu preman kedua dan ketiga
menyerang pemuda itu secara bersamaan. Mereka berniat memukul pemuda itu secara
bersamaan. Tetapi pemuda itu mengelak pukulan
kedua preman itu dengan menunduk setelah itu dia mengepalkan kedua
tangannya dan menyerang kedua preman itu dengan menonjok tepat diperut mereka.
Kedua preman itu pun terjatuh dan merintih kesakitan. Setelah itu pemuda itu
berdiri dan melihat ke arah bos para preman itu yang masih memegangi Yolland.
Bos
preman itu mengambil pisau lipat yang
ada disakunya dan mengarahkannya ke leher Yolland. “Cepat pergi atau
nyawa gadis ini akan melayang” ancam orang itu. “Dasar pengecut. Lawan aku
kalau berani satu lawan satu” balas si pemuda dengan tegas. Tapi bos preman itu
tidak menggubris ucapan pemuda itu. Yolland merasa dia harus melakukan sesuatu
untuk membantu pemuda itu. Kemudian dia menginjak kaki preman itu
sekuat-kuatnya. Preman itu pun kaget dan kesakitan dan refleks melepaskan pegangannya
kepada Yolland. “Aw…aw…” rintih preman itu kesakitan. Kemudian dengan sangat
cepat pemuda itu berlari kearah preman tersebut kemudian dia mencengkram
bajunya lalu dia membanting preman itu. Preman itupun meronta kesakitan karena
terbanting. Tiga preman yang sebelumnya dikalahkan oleh pemuda itu bangkit dan
membantu bos mereka berdiri. Kemudian mereka kabur melarikan diri. “Dasar
pecundang” ucap pemuda itu.
Kemudian
pemuda itu membalikan badannya dan melihat kearah Yolland. Lalu dia melepaskan
helmnya “Kamu tidak apa-apa?” tanyanya kepada Yolland. Yolland terkejut saat
melihat wajah pemuda itu. Ternyata pemuda yang sudah menolongnya adalah Bobi. Bobi
Gusti Purnama atlit judo yang ingin Valeno rekruit menjadi anggota SS. Yolland melamun
terkejut melihat Bobi. “Heloo… kamu baik-baik saja kan?” tanya Bobi lagi sambil
mengayunkan tangannya didepan wajah Yolland. Yolland kaget dan terbangun dari
lamunannya “Eh.. iya aku tidak apa-apa” jawabnya sedikit gugup. “Namaku Bobi”
ucap Bobi memperkenalkan diri sambil tersenyum. Mendadak jantung Yolland
berdegub kencang ketika melihat senyuman Bobi. “A... a… Aku Yolland” balas
Yolland yang semakin gugup. Kemudian Yolland berusaha menghilangkan perasaan
gugupnya. “Kamu Bobi atlit Judo itu kan?” tanyanya. “Iya benar, kamu tahu
ternyata. Aku cukup terkenal juga rupanya. haha” jawab Bobi senang. Seketika
pandangan Yolland terhadap Bobi berubah. “Orang ini tadi terlihat menawan tadi
tapi kalau sudah bicara hilang semuanya” ucapnya dalam hati.
“Ngomong-ngomong,
ngapain kamu malam-malam berjalan sendirian disini?” tanya Bobi kepada Yolland.
“Oh ini, aku habis berbelanja lalu kemalaman dan tidak ada angkutan umum
disini. Jadi aku harus berjalan dulu sampai menemukan angkutan umum di depan
sana” jawab Yolland yang sudah mulai sedikit tenang. “Oh begitu…” balas Bobi. ‘Bagaimana
kalau aku antar saja?” ucap Bobi menawarkan diri. “Ah tidak perlu nanti malah
merepotkan” jawab Yolland. “Tidak… Aku tidak merasa direpotkan. Lagipula aku
tidak bisa membiarkan seorang gadis berjalan sendirian malam-malam seperti ini.
Sudah ayo aku antar saja” ucap Bobi lagi. Kekaguman Yolland terhadap Bobi bertambah
“Selain jago beladiri, mengharumkan nama bangsa ternyata dia baik hati juga
ditambah dengan senyumannya yang ......” pikirnya dalam hati kemudian dia tiba-tiba
dia tersenyum. “Kamu kenapa senyum-senyum begitu?” tanya Bobi heran. “Ah… tidak…
tidak apa-apa… haha” jawab Yolland salah tingkah. “Baiklah kalau begitu aku
ikut denganmu” tambahnya. Kemudian Yolland menaiki motor Bobi dan Bobi
mengantarkan Yolland sampai di rumah.






0 comments:
Post a Comment