About

Tuesday, 17 November 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 12 PART 2

Sesampainya di taman dia mencari bangku untuk duduk. Dia melihat ada bangku dibawah sebuah pohon. Kemudian dia menuju bangku tersebut dan duduk disitu. Dia melepaskan semua kelelahannya setelah duduk di bangku itu. Diambilnya minuman dingin yang dibelinya di minimarket kemudian dia meminum minuman tersebut. Setelah itu dia kembali memikirkan hal-hal yang menganggu pikirannya akhir-akhir ini. Cukup lama dia berada di taman tersebut sampai tiba-tiba handphonenya berdering. Dilihatnya handphone miliknya, ternyata Valeno yang meneleponnya. Kemudian dia mengangkat telepon dari Valeno tersebut. “Halo” ucap Yolland. “Yolland kamu dimana? Kenapa belum pulang?” tanya Valeno. “Aku sedang mengistirahtakan tubuhku sehabis membeli bahan-bahan untuk barbeque” jawab Yolland. “Cepatlah pulang ini sudah malam nanti tidak cukup waktunya untuk mempersiapkan bahan-bahannya” ucap Valeno. Lalu Yolland melihat jam yang ada di handphonenya. Dia kaget ternyata sudah jam sembilan malam. “Baik kapten aku akan pulang sekarang” balasnya. Kemudian dia menutup teleponnya dan segera pulang.
Ternyata jam segitu angkutan umum sudah jarang yang lewat disekitar situ. Jalanan pun terlihat sepi. Akhirnya dengan terpaksa dia harus berjalan dulu sampai menemukan angkutan umum untuk dinaiki. Ketika dia sedang berjalan, datang empat orang preman yang ingin mengganggunya. “Hai cewe, sendirian aja? Mau kemana? Sini abang temenin” ucap salah seorang dari mereka. Dan ketiga temannya pun tertawa. “Tidak… tidak usah… terima kasih” jawab Yolland dengan nada ketakutan. Kemudian dia berjalan lebih cepat. Namun para preman itu terus mengikutinya. Sebenarnya dia bisa saja menggunakan kacamatanya untuk mengalahkan para preman itu. Tetapi dia berpikir kalau sampai preman itu terkena lasernya bisa-bisa mereka akan kehilangan anggota tubuhnya. Selain itu dia takut kalau sampai dia menggunakan lasernya dengan ceroboh nanti akan tersebar kemana-mana. Akhirnya yang bisa dia lakukan hanyalah mencari cara bagaimana agar para preman ini tidak mengejarnya lagi. Akhirnya dia mencoba untuk berlari. Tetapi sialnya para preman itu berlari lebih cepat darinya. Kemudian salah satu dari mereka menggapai tangan Yolland dan menariknya. “Mau kemana cantik?” goda orang itu. “Lepaskan” ucap Yolland. “Kumohon lepaskan” ucapnya lagi memelas. “Mana mungkin aku bisa melepaskan cewe secantik kamu sayang” ucap orang itu lagi. “Udah… kita sikat aja bos” ucap salah seorang dari mereka. “Ide bagus” ucap orang yang dipanggil bos itu.
Kemudian orang itu menarik Yolland dengan paksa untuk dibawa ketempat yang lebih sepi dan tidak terlihat oleh orang. Dengan sekuat tenaga Yolland memberontak dan berteriak meminta tolong. Tapi ternyata disekitar situ tidak ada orang dan preman yang memeganginya kuat sekali sehingga  berontakan Yolland tidak berguna. Yolland sudah mulai putus asa dia hampir saja akan menggunakan kacamatanya tapi tiba-tiba terdengar suara orang berteriak “HENTIKAN!!!” ucap seseorang secara tiba-tiba. Kemudian datang seorang laki-laki dengan mengendarai motor ninja berwarna hitam. Dia mengehentikan motornya kemudian turun dari motornya. “Lepaskan gadis itu” ucap pemuda itu. “Siapa kau?” tanya salah seorang preman itu. “Kalian tidak perlu tahu siapa aku. Cepat lepaskan gadis itu” ucap pemuda itu dengan berani. “Wah bos orang ini perlu diberi pelajaran rupanya” ucap salah seorang dari preman itu. “Hajar” perintah orang yang dipanggil bos.
Kemudian tiga orang maju untuk menghajar pemuda itu. Preman yang pertama mencoba memukulnya, tapi pemuda itu bisa mengelak dengan mudah. Kemudian dia meraih baju preman itu lalu dia menjegal salah satu kakinya membuat preman itu kehilangan keseimbangannya setelah itu dia membanting preman tersebut. Preman itu terbanting kemudian merintih kesakitan. Lalu preman kedua dan ketiga menyerang pemuda itu secara bersamaan. Mereka berniat memukul pemuda itu secara bersamaan. Tetapi pemuda itu mengelak pukulan  kedua preman itu dengan menunduk setelah itu dia mengepalkan kedua tangannya dan menyerang kedua preman itu dengan menonjok tepat diperut mereka. Kedua preman itu pun terjatuh dan merintih kesakitan. Setelah itu pemuda itu berdiri dan melihat ke arah bos para preman itu yang masih memegangi Yolland.
Bos preman itu mengambil pisau lipat yang  ada disakunya dan mengarahkannya ke leher Yolland. “Cepat pergi atau nyawa gadis ini akan melayang” ancam orang itu. “Dasar pengecut. Lawan aku kalau berani satu lawan satu” balas si pemuda dengan tegas. Tapi bos preman itu tidak menggubris ucapan pemuda itu. Yolland merasa dia harus melakukan sesuatu untuk membantu pemuda itu. Kemudian dia menginjak kaki preman itu sekuat-kuatnya. Preman itu pun kaget dan kesakitan dan refleks melepaskan pegangannya kepada Yolland. “Aw…aw…” rintih preman itu kesakitan. Kemudian dengan sangat cepat pemuda itu berlari kearah preman tersebut kemudian dia mencengkram bajunya lalu dia membanting preman itu. Preman itupun meronta kesakitan karena terbanting. Tiga preman yang sebelumnya dikalahkan oleh pemuda itu bangkit dan membantu bos mereka berdiri. Kemudian mereka kabur melarikan diri. “Dasar pecundang” ucap pemuda itu.
Kemudian pemuda itu membalikan badannya dan melihat kearah Yolland. Lalu dia melepaskan helmnya “Kamu tidak apa-apa?” tanyanya kepada Yolland. Yolland terkejut saat melihat wajah pemuda itu. Ternyata pemuda yang sudah menolongnya adalah Bobi. Bobi Gusti Purnama atlit judo yang ingin Valeno rekruit menjadi anggota SS. Yolland melamun terkejut melihat Bobi. “Heloo… kamu baik-baik saja kan?” tanya Bobi lagi sambil mengayunkan tangannya didepan wajah Yolland. Yolland kaget dan terbangun dari lamunannya “Eh.. iya aku tidak apa-apa” jawabnya sedikit gugup. “Namaku Bobi” ucap Bobi memperkenalkan diri sambil tersenyum. Mendadak jantung Yolland berdegub kencang ketika melihat senyuman Bobi. “A... a… Aku Yolland” balas Yolland yang semakin gugup. Kemudian Yolland berusaha menghilangkan perasaan gugupnya. “Kamu Bobi atlit Judo itu kan?” tanyanya. “Iya benar, kamu tahu ternyata. Aku cukup terkenal juga rupanya. haha” jawab Bobi senang. Seketika pandangan Yolland terhadap Bobi berubah. “Orang ini tadi terlihat menawan tadi tapi kalau sudah bicara hilang semuanya” ucapnya dalam hati.
“Ngomong-ngomong, ngapain kamu malam-malam berjalan sendirian disini?” tanya Bobi kepada Yolland. “Oh ini, aku habis berbelanja lalu kemalaman dan tidak ada angkutan umum disini. Jadi aku harus berjalan dulu sampai menemukan angkutan umum di depan sana” jawab Yolland yang sudah mulai sedikit tenang. “Oh begitu…” balas Bobi. ‘Bagaimana kalau aku antar saja?” ucap Bobi menawarkan diri. “Ah tidak perlu nanti malah merepotkan” jawab Yolland. “Tidak… Aku tidak merasa direpotkan. Lagipula aku tidak bisa membiarkan seorang gadis berjalan sendirian malam-malam seperti ini. Sudah ayo aku antar saja” ucap Bobi lagi. Kekaguman Yolland terhadap Bobi bertambah “Selain jago beladiri, mengharumkan nama bangsa ternyata dia baik hati juga ditambah dengan senyumannya yang ......” pikirnya dalam hati kemudian dia tiba-tiba dia tersenyum. “Kamu kenapa senyum-senyum begitu?” tanya Bobi heran. “Ah… tidak… tidak apa-apa… haha” jawab Yolland salah tingkah. “Baiklah kalau begitu aku ikut denganmu” tambahnya. Kemudian Yolland menaiki motor Bobi dan Bobi mengantarkan Yolland sampai di rumah.


0 comments:

Post a Comment