About

Friday, 25 September 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 3 PART 3

Iptu Rudi yang mendengar laporan dari kedua anak buahnya itu mulai kebingungan. Kenapa hewan-hewan itu berisik disaat yang bersamaan? Lalu apa berisiknya hewan-hewan tersebut berhubungan dengan hilangnya benda aneh tersebut? dia juga sudah memeriksa seluruh area disekitar tempat dimana benda aneh itu berada namun dia tidak menemukan apapun. Lalu bagaimana caranya benda sebesar itu hilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak sedikitpun? Seluruh pertanyaan-pertanyaan tersebut benar-benar membuat Iptu Rudi kebingungan. Akhirnya dengan penuh rasa kebingungan Iptu Rudi menyudahi penyelidikannya dan mengajak Raka dan Romie untuk kembali ke markas kepolisian.
Sesampainya di markas kepolisian Iptu Rudi melaporkan hasil penyelidikannya kepada Bapak Jendral. Bapak Jendral bertambah pun kebingungan setelah mendengar laporan dari Iptu Rudi. Pertanyaan yang sama seperti yang dipikirkan oleh Iptu Rudi pun keluar didalam pikiran Bapak Jendral. Mereka berdua berpikir keras mencari alasan yang logis atas hilangnya benda aneh tersebut. Namun setelah beberapa jam mereka berusaha memecahkan misteri hilangnya benda aneh itu, mereka tidak juga menemukan jawabannya. Akhirnya mereka berdua menyerah dan memutuskan untuk memikirkannya lagi nanti.
Hari sudah mulai gelap Raka dan Romie pun sudah selesai bertugas. Di dalam perjalanan pulang Raka dan Romie masih membahas penyelidikan yang mereka lakukan tadi. “Menurutmu apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Romie kepada Raka. “Aku sendiri tidak tahu. Semakin dipikirkan semakin bingung jadinya” jawabnya. Kalau menurutmu bagaimana?” tanya Raka. “Benda sebesar itu tidak mungkin kan hilang begitu saja. Jadi pasti benda itu diangkat oleh sesuatu” jelas Romie. “Tapi kau tau sendiri tidak ada tanda-tanda sedikitpun kalau benda itu diangkat oleh sesuatu” balas Raka bingung. “Iya kita memang tidak menemukan adanya jejak ban atau jejak lainnya. Jadi menurutku benda tersebut tidak diangkat dengan kendaraan yang bergerak ditanah dengan kata lain kendaraan yang masuk akal yang bisa mengangkut benda tersebut menurutku adalah pesawat terbang” jelasnya. “Tapi kau tau sendiri kan warga tidak mendengar hal-hal aneh selain suara hewan-hewan yang berisik. Kalau memang sebuah pesawat terbang yang membawa benda itu, warga atau paling tidak si penjaga akan mendengar suara ribut yang ditimbulkan oleh pesawat itu” balas Raka.
“Nah itu yang masih membuatku bingung. Aku berpikir apa mungkin kita bisa menyamakan pesawat dengan pistol” ucap Romie. “Maksudmu?” tanya Raka yang bingung dengan pernyataan yang baru saja diucapkan oleh Romie. “Maksudku pada dasarnya Pistolkan juga berisik namun suara berisik itu bisa dihilangkan jika kita menggunakan peredam. Nah mungkin tidak Pesawat yang mengambil benda aneh itu dipasang sesuatu sehingga membuat suara dari pesawat terbang tersebut teredam sama halnya seperti pistol” jelas Romie. “Berkhayal kau Rom. Bagaimana bisa suara Pesawat sekeras itu diredam? Ada-ada saja kau ini Rom. Lagipula sekalipun suara dari Pesawat itu bisa diredam tetap saja penjaga pasti akan melihat Pesawat dengan ukuran sebesar itu kan.” bantah Raka. “Raka, kejadian itu kan terjadi pada malam hari dimana situasinya sangat gelap. Kalau pesawat tadi memanfaatkan situasi yang gelap itu, bisa saja keberadaan pesawat itu disamarkan bukan? dengan berada dijarak tertentu sampai tertutup oleh kegelapan sehingga tidak bisa dilihat oleh mata manusia” jelas Romie.
 “Iya juga sih. Teorimu masuk akal. Tetapi tetap saja menurutku tidak mungkin. Kalau begitu dibutuhkan tali yang sangat panjang agar dapat mengangkat benda itu. Dan ketika hal itu dilakukan penjaga pasti akan melihatnya karena dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengangkat benda sebesar itu dengan ketinggian yang tinggi pula, tidak mungkin mengangkat benda sebesar itu dalam waktu yang singkat” balas Raka. Romie pun terlihat mulai berpikir “Ada benarnya juga apa yang kau bilang Ka. Ah sudahlah kita pulang saja pusing lama-lama kalau terus dipikirkan” ucap Romie mengakhiri pembicaraan tersebut. Merekapun akhirnya pulang ke rumah masing-masing dengan berbagai pertanyaan yang masih menghantui pikiran mereka.
Ditempat lain Yolland masih sibuk memperbaiki peralatan yang rusak. Beberapa peralatan sudah selesai diperbaikinya. Tinggal beberapa peralatan lagi yang masih belum perbaikinya. Tetapi seluruh peralatan yang sudah diperbaiki oleh Yolland tidak akan berfungsi jika komponen penting yang rusak itu belum diganti. Komponen yang tidak mungkin didapatkan didaerah itu, tetapi Valeno berjanji akan mendapatkan komponen tersebut. Namun, sampai saat itu Valeno belum juga memberi kabar apakah dia sudah mendapatkan komponen itu atau belum. Yolland pun mencoba menghubungi Valeno untuk menanyakan apakah komponen itu sudah didapatkannya atau belum. “Apa kapten sudah mendapatkan komponennya?” tanyanya. “Belum. Saya belum bisa mendapatkan komponenya. Mungkin besok komponennya baru bisa saya dapatkan. Kamu selesaikan dulu saja pekerjaan kamu disana. Besok akan saya bawakan komponennya.” jawabnya. “Saya juga sudah menyuruh Farhan datang kesana untuk membantumu agar pekerjaanmu cepat selesai” tambahnya. “Baiklah kalau begitu saya mengerti” balas Yolland. Telpon pun ditutup dan Yolland kembali bekerja memperbaiki peralatan tersebut. Tak berapa lama Farhan datang dan membatu Yolland.
Keesokan harinya seluruh peralatan yang rusak sudah selesai diperbaiki oleh Yolland dan Farhan. Tinggal menunggu Valeno membawakan sebuah komponen agar dapat mengaktifkan peralatan tersebut. Dan Valeno pun memenuhi janjinya untuk membawa komponen penting tersebut. Ketika Yolland bertanya darimana dia mendapatkan komponen itu, Valeno tidak menjawabnya dan mengatakan kalau tak perlu dipikirkan darimana dia mendapatkan komponen tersebut dan menyuruh Yolland untuk segera memasangkan komponen tersebut agar dapat segera di test apakah peralatan tersebut sudah benar-benar bisa digunakan atau belum. Lalu sesuai dengan perintah yang di berikan oleh Valeno, Yolland langsung memasang komponen tersebut. Kemudian dia mengecek seluruh peralatannya dan dia yakin seluruh peralatannya sudah berfungsi dengan baik dan sudah bisa digunakan kembali.

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 3 PART 2

“Baiklah sepertinya sekarang otakmu sudah normal kembali bagaimana kalau hari ini kita bersenang-senang sampai malam?” tanyanya. “kita mau kemana?” tanya Raka. “Kemana saja nonton, karaokean, ngecengin cewe-cewe di mall atau kemanapun yang penting bisa menyegarkan otakmu yang mampet itu” jawabnya. “Tapi sebelum itu kita pulang dulu ganti baju dan ketemu disini lagi.” lanjutnya. Raka hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum saja. Dan mereka pun pulang untuk mengganti baju mereka dan bertemu kembali di tempat tersebut. Kemudian mereka jalan-jalan mengitari kota itu sampai larut malam.
Disisi lain Yolland dan Valeno yang masih berada di ruang rahasia sedang sibuk memperbaiki peralatan yang rusak. Ketika sedang memperbaiki Yolland terlihat kebingungan. Melihat Yolland yang kebingungan Valeno segera menghampiri Yolland. “Ada apa?  Kenapa raut wajahmu terlihat bingung?” tanyanya. “Ini… ternyata ada satu komponen penting yang rusak. Kalau tidak diganti maka peralatan ini tidak bisa berfungsi. Masalahnya komponen ini tidak dapat ditemui disekitar sini” jawabnya. “Aku bingung bagaimana mengganti komponen ini?” lanjutnya. “hmm… coba kulihat komponen yang rusaknya” pinta Valeno. Yolland pun memberikan sebuah benda kecil berwarna ungu yang berbentuk lonjong kepada Valeno. Setelah melihat benda tersebut Valeno berpikir sejenak. “Aku tau dimana harus menemukan komponen ini” katanya. “Benarkah? Dimana? Setauku komponen seperti ini tidak ada didaerah sini” tanya Yolland kepada Valeno. “Sudah, komponen ini biar aku saja yang mengurus. Kamu perbaiki dulu apa saja yang bisa diperbaiki” perintah Valeno kepada Yolland. “Baiklah kalau begitu” jawab Yolland. Dan Valeno pun langsung pergi entah kemana.
Keesokan harinya Raka masuk kerja tidak dengan raut wajah yang muram seperti biasanya. Kali ini raut wajahnya terlihat biasa saja. Romie yang melihat perubahan sahabatnya itu langsung menghampirinya dan meledeknya. “Sudah bagus sih masuk kerja tidak dengan wajah yang suram seperti biasanya. Tapi kayanya akan lebih bagus lagi kalau agak tersenyum sedikit deh” ucapnya dengan nada meledek. Raka tersenyum mendengar ledekan temannya itu. “Kau ini senang mengganggu orang saja kerjaannya. Apa kau tak ada kerjaan lagi?” sahut Raka. “Kau ini tidak bisa diajak bercanda” ucapnya. “Oh iya kau dipanggil Bapak Jendral disuruh langsung menghadap beliau diruangannya” ucapnya lagi. Pasti mau membahas kejadian kemarin pikir Raka. Raka pun langsung bergegas menuju ruangan Bapak Jendral.
Raka mengetuk pintu ruangan Bapak Jendral. Bapak Jendral pun mempersilahkan Raka untuk masuk. “Oh Raka… masuk-masuk” katanya. Raka pun langsung masuk dan duduk berhadapan dengan Bapak Jendral. “Ada apa Bapak memanggil saya?” tanyanya dengan sopan. “Saya mempunyai tugas untuk kamu” jawabnya. “Tapi sebelumnya saya mau bertanya apa kau baik-baik saja?” tanyanya kepada Raka. “Saya baik-baik saja pak” jawab Raka sopan. “Kenapa kau bisa mengamuk seperti itu kemarin? Ada apa?” tanya Bapak Jendral lagi dengan rasa penasaran. “Oh itu… ceritanya panjang Pak yang pasti sekarang saya sudah tidak apa-apa Pak” jawab Raka lagi. “Baiklah kalau begitu. Tapi tolong percobaan kemarin kamu rahasiakan ya. Kamu belum menceritakan kepada siapa pun kan tentang percobaan kemarin?” tanya Bapak Jendral lagi. “Belum pak. Saya tahu kalau percobaan tersebut adalah sebuah rahasia karena itu saya tidak menceritakannya kepada siapapun” jawab Raka. “Bagus. Pokoknya jangan sampai kamu menceritakan percobaan kemarin kepada siapapun mengerti?” ucap Bapak Jendral. “Baik Pak saya mengerti” jawab Raka tegas.
“Bagus. Kalau begitu saya mempunyai satu tugas untuk kamu. Saya ingin kamu membantu Iptu Rudi untuk melakukan penyelidikan” perintahnya kepada Raka. “Penyelidikan tentang apa Pak?” tanya Raka kepada Jendral penasaran. “Kamu tahu kan dua minggu yang lalu ada sebuah benda aneh yang besar muncul di sektor C? Entah bagaimana semalam benda sebesar itu telah hilang tanpa ada yang mengetahui. Petugas yang bertugas untuk menjaga benda itupun tidak menyadari kalau benda itu telah menghilang” jelasnya. “Bagaimana bisa Pak?” tanya Raka keheranan. “Saya juga tidak tahu karena itu saya menugaskan Iptu Rudi untuk menyelidikinya dan saya ingin kamu membantu Iptu Rudi mengerti?” perintahnya kepada Raka. “Baik Pak saya mengerti” jawab Raka. “Bagus. Kalau begitu segera laksanakan tugasmu” perintahnya lagi. “Siap Pak. Kalau begitu saya akan segera menemui Iptu Rudi. Permisi pak” balasnya dengan sopan. Raka pun keluar ruangan Bapak Jendral dan bergegas menemui Iptu Rudi.
Ketika bertemu dengan Iptu Rudi ternyata yang pergi menyelidiki bukan hanya Iptu Rudi dan Raka saja, Romie pun mendapat tugas dari Bapak Jendral untuk menemani Iptu Rudi melakukan penyelidikan. Akhirnya mereka bertiga berangkat ke TKP.
Setibanya di TKP mereka benar-benar tidak melihat benda besar itu. Kemudian mereka melihat sekeliling tempat benda aneh itu sebelumnya berada. Namun anehnya tidak ada sedikit jejak pun yang menadakan kalau benda tersebut dipindahkan. Tanah disekitar situ terlihat normal-normal saja tidak terlihat ada goresan sedikit pun. Mereka bertiga terlihat kebingungan. Akhirnya Iptu Rudi memerintahkan Raka untuk bertanya ke warga sekitar dan memerintahkan Romie untuk bertanya kepada petugas yang menjaga tempat itu tadi malam. Sedangkan Iptu Rudi akan tetap di TKP untuk menyelediki tempat tersebut barangakali ada sebuah petunjuk. Mereka pun mulai berpencar untuk mencari informasi.
Raka yang bertanya ke warga sekitar kaget ketika mendengar keterangan dari warga sekitar. Warga mengatakan kalau semalam terjadi hal aneh. Seluruh hewan peliharaan mereka tiba-tiba saja berisik. Dari kucing, anjing, ayam sampai sapi pun mendadak berisik semua. Hal itu terjadi selama 10 menitan. Setelah itu hewan-hewan tersebut terdiam lagi. Raka sangat bingung dengan penjelasan dari para warga. Dia tidak tahu apa peristiwa tersebut berhubungan dengan hilangnya benda aneh tersebut atau tidak. Ketika dia menanyakan kepada warga apa ada hal lain yang mereka lihat atau dengar malam itu seperti ada suara mesin mobil, truk atau suara lain seperti suara sedang menderek sesuatu atau suara yang lainnya, para warga menjawab mereka tidak mendengar atau melihat apapun yang mereka dengar cuma suara berisik hewan peliharaan mereka tadi. Raka yang kebingungan akhirnya menyudahi penyelidikannya dan kembali ke Iptu Rudi untuk melaporkan apa yang baru saja dia dengar dari warga.
Ketika dia akan melaporkan hasil penyelidikannya ternyata Romie pun sudah selesai dengan penyelidikannya. Kemudian Raka melaporkan informasi yang dia dapat dari warga kepada Iptu Rudi. Setelah selesai melaporkan informasinya Romie menyambung laporan dari Raka. Romie mengatakan ketika petugas, yang menjaga tempat ini semalam, ditanyakan apa yang terjadi semalam, dia mengatakan kalau semalam dia juga mendengar hewan peliharaan warga mendadak berisik secara bersamaan. Kemudian dia keluar dari posnya untuk melihat apa yang sedang terjadi, dia berpikir mungkin sedang ada maling karena itu dia berniat untuk memeriksanya. Pada saat dia keluar dari pos jaganya dia terkejut ternyata bukan cuma hewan peliharaan warga saja yang ribut. Hewan-hewan liarpun semuanya ribut bahkan ketika dia melihat ke langit sekumpulan burung, yang dia tidak tahu jenisnya karena gelap, berterbangan secara liar. Mereka mengepak-ngepakan sayapnya kencang sekali sampai suara kepakannya terdengar olehnya. Kemudian karena penasaran, akhirnya dia segera mengecek ke tempat hewan-hewan peliharaan warga yang berisik tadi. Namun setelah dia periksa dia tidak melihat ada yang aneh disitu karena itu dia kembali lagi ke Pos jaganya. Dan pada saat dia kembali ke Pos jaganya dia kaget karena benda besar aneh tersebut sudah menghilang. Dia pun segera lari ke tempat benda besar aneh itu berada tapi dia tidak menemukan hal-hal yang ganjil semuanya terlihat normal. Dia juga tidak melihat ada Mobil, Truk atau kendaraan lainnya yang melintas disekitar itu. Itulah cerita yang Romie dapat saat bertanya kepada petugas yang berjaga malam itu.

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 3 PART 1

Chapter 3
“Hilangnya Benda Aneh Itu”

Setelah selesai membereskan ruangan yang berantakan akibat amukan Raka tadi. Yolland ingin menemui Raka kembali untuk melihat kondisinya dan mengajakanya mengobrol. Namun ternyata kondisi Raka masih sama, dia masih tidak bergeming. Dia masih duduk dengan tatapannya yang kosong. Yolland kembali mengurungkan niatnya untuk mengajak Raka mengobrol. Yolland pun kembali menghampiri Bapak Jendral dan Valeno untuk membahas apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Setelah berbincang-bincang cukup lama mereka sepakat untuk menunda terlebih dahulu pengumuman enam orang calon anggota SS karena akibat amukan Raka tadi, ruangan yang akan digunakan untuk memasang chip kedalam tubuh calon anggota SS menjadi tidak kondusif. Banyak peralatan yang terlepas dan beberapa peralatan tidak bisa berfungsi. Jadi butuh waktu untuk memperbaiki peralatan tersebut. Yolland mulai mengecek peralatan-peralatan yang rusak, Bapak Jendral keluar ruangan untuk mengumumkan penundaan pengumuman enam orang dengan nilai terbaik sedangkan Valeno menghampiri Raka yang masih terlihat dengan tatapannya yang kosong. Valeno mengajaknya keluar untuk menghirup udara segar agar dapat menjernihkan pikirannya.
Para anggota kepolisian telah berkumpul di lapangan yang sangat luas yang berada di tengah-tengah markas kepolisian. Mereka sangat antusias dengan pengumuman yang akan diberitahukan sebentar lagi. Apakah mereka terpilih atau tidak? Pertanyaan tersebut terus tengiang-ngiang di otak mereka. Tak lama Bapak Jendral pun datang dan para polisi tersebut mulai berbaris dengan rapih untuk mendengarkan pengumuman dari Bapak Jendral. Ketika semua orang berdebar-debar menunggu hasil pengumuman yang sebentar lagi akan diumumkan, Romie tidak terlihat sedikitpun merasakan hal yang sama. Dia terlihat sibuk melihat ke kanan dan ke kiri mencari sahabatnya karena dari tadi dia tidak melihat Raka. Dibarisan pun dia tidak melihat sahabatnya itu. Dia menjadi khawatir kalau hal buruk menimpanya. Jadilah dia mendengarkan pengumuman bukan dengan rasa berdebar-debar melainkan dengan rasa khawatir karena memikirkan sahabatnya itu.
Bapak Jendral telah berdiri didepan podium untuk bersiap-siap memberikan pengumumannya. Kemudian beliau mulai berbicara dan mengatakan karena terjadi sesuatu hal yang tidak terduga maka pengumuman hasil test yang diselenggarakan hari itu akan ditunda. Hasil test tersebut akan diberitahukan tiga hari lagi. Mendengar pengumuman tersebut para anggota polisi itu terlihat kecewa karena mereka sudah sangat ingin tahu apakah mereka terpilih atau tidak. Dengan rasa kecewa akhirnya mereka membubarkan barisan dan pulang ke rumah masing-masing.
Sesaat setelah membubarkan diri Romie melihat Raka yang sedang berjalan keluar bersama dengan Valeno. Romie pun langsung menghampiri mereka. “Raka kau baik-baik saja? Dari mana saja kamu? Setelah bilang mau ke kamar kecil kau langsung menghilang begitu saja. Apa terjadi sesuatu?” cerocos Romie yang mengkhawatirkan sahabatnya itu. Namun Raka tidak menggubris pertanyaan Romie sama sekali. Kemudian Romie melihat ada sesuatu yang aneh pada raut wajah Raka. Dia pun langsung menanyakan pada Valeno. “Apa terjadi sesuatu pada teman saya ini pak? Wajahnya terlihat murung sekali.” tanyanya kepada Valeno. “Dia tidak apa-apa, hanya sedikit shock saja karena suatu hal” jawab Valeno. “Sepertinya kamu teman baiknya. Bagaimana kalau kamu membawa temanmu ini untuk jalan-jalan sebentar sebelum kalian pulang ke rumah? agar pikirannya bisa tenang kembali” lanjut Valeno. Dengan pikiran yang masih penuh dengan tanda tanya Romie mengiyakan perintah dari Valeno dan mengajak Raka jalan-jalan.
Akhirnya Romie membawa Raka ke sebuah taman. Taman tersebut dipilih oleh Romie karena taman itu sangat teduh karena banyak pohon yang tumbuh disitu. Suasananya pun sangat menyejukkan sehingga bisa membuat pikiran menjadi tenang dan segar kembali. Romie melihat sebuah bangku yang cukup panjang disitu. Kemudian dia mengajak Raka untuk duduk disitu. Raka pun masih tetap diam dan hanya mengikuti Romie. Keheningan antara Romie dan Raka membuat suasana menjadi canggung. Akhirnya Romie berinisiatif membuka pembicaraan untuk menghilangkan suasana canggung tersebut. “Masih belum mau cerita? Kau ini senang sekali membuat penasaran temanmu ini” ucapnya. Raka masih terdiam dan tidak mengatakan satu patah kata pun. “Ayolah kawan sampai kapan kau mau terus diam seperti itu? kalau kau memang ada masalah cerita dong. Jangan dipendam sendiri. Siapa tahu aku bisa membantu. Atau paling tidak bebanmu bisa berkurag walau hanya sedikit” katanya lagi. Raka masih saja diam. “Sepertinya kau sudah mulai tidak percaya dengan temanmu ini ya?” tanyanya. “Baiklah, sepertinya tak ada gunanya juga aku disini, kalau begitu aku pulang saja” lanjutnya.
Akhirnya ketika Romie akan beranjak pergi Raka mulai berbicara. “Kau ini terlihat ceria tapi ternyata gampang marah juga” ucapnya. “Cih…” balas Romie dengan sedikit tersenyum. “Jadi si bapak bisu sudah bisa berbicara sekarang?” ledeknya. Raka pun hanya tersenyum. “Aku tidak bisa menceritakan detailnya” ucapnya. “Intinya aku tadi ingin bunuh diri lagi dan gagal lagi” ucapnya dengan sedikit ragu-ragu. “APA? KAU INGIN BUNUH DIRI LAGI? Astaga Raka sebenarnya apa yang ada di otakmu sih?” balas Romie dengan nada sedikit tinggi. “Kenapa kau ingin sekali menghilangkan nyawamu? Apa kau pikir nyawamu itu tidak berharga? Sampai kau ingin membuangnya begitu saja hah?”  lanjutnya masih dengan nada yang sama. “Nyawaku memang tidak berharga” jawab Raka datar. Romie terkejut mendengar jawaban temannya itu. “Jadi menurutmu nyawamu tidak berharga? Baik, kalau kau mau aku bisa membuhmu sekarang juga detik ini juga dengan tanganku sendiri. Tapi aku ada satu pertanyaan untukmu kalau kau sudah meninggal bagaimana dengan kerabat dekatmu? Menurutmu apa yang akan orangtuamu rasakan? Apa kau tidak peduli dengan kedua orangtuamu?” tanya Romie dengan nada yang menahan marah. “Aku tidak peduli. Kau orang yang lebih dari tau kalau aku sangat membenci ayahku. Dan aku pikir ayahku pun tak akan begitu terpengaruh dengan kematianku” jawab Raka. “Lalu bagaimana dengan Ibumu? Kau sangat menyayangi Ibumu kan? Apa kau tega melihat Ibumu menangis terus menerus setiap hari hanya karena memikirkanmu yang sudah meninggal hah?” tanya Romie.
Romie sudah mengepalkan tangannya bersiap-siap untuk memukul sahabatnya itu kalau saja dia akan menjawab tidak peduli. Namun kepalan tangan Romie terlepas ketika melihat reaksi sahabatnya itu. Ternyata sahabatnya itu hanya terdiam dan tetesan air mata keluar dari matanya. Dari situ Romie tahu kalau Raka memang benar-benar menyayangi ibunya. Dia pasti tidak ingin kalau ibunya sampai bersedih. Kemudian dengan menurunkan nadanya Romie mengatakan “Ayolah kawan hilangkan pemikiran bodoh itu dari otakmu. Stop berpikir kalau bunuh diri adalah jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalahmu” katanya. “Pasti ada jalan lain untuk menyelesaikan masalahmu itu. Selain itu menurutku pasti ada maksud lain dari apa yang kau jalani sekarang ini dan suatu saat kau akan mengetahuinya. Jadi bersabarlah dan jalani hidupmu saat ini dengan perasaan senang tanpa beban. ok?” imbuhnya. Masih berlinangan air mata Raka tersenyum mendengar ucapan temannya itu. “Aku tak percaya orang sepertimu bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu” ledeknya. “hmm… itu tandanya kau masih belum mengenal sahabatmu ini” jawabnya dengan gurauan.

Friday, 18 September 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 2 PART 3

Raka mengatakan kalau dia menawarkan diri untuk menjadi subjek percobaan apakah alat tersebut bisa digunakan oleh rekan-rekannya atau tidak. Ucapan Raka ini membuat ketiga orang itu tercengang. Kemudian Bapak Jendral menghampiri Raka dan mengatakan “apa kau bercanda? Ini bukan mainan nyawamu bisa jadi taruhannya”. “Dan aku tidak akan membiarkan adanya percobaan kalau nyawa adalah taruhannya” tambahnya. Kemudian Raka mengatakan “Tapi bapak juga sebenarnya masih ingin untuk menggunakan alat ini kan?” tanyanya. Bapak Jendral tidak menjawabnya terlihat jelas dari raut wajahnya kalau dia memang masih ingin menggunakan alat tersebut. “Kalau begitu percobaan harus dilakukan dan saya bersedia untuk menjadi subjek percobaan tersebut” katanya. Kemudian Raka melanjutkan “Bapak tidak perlu takut karena kalau terjadi kegagalan tidak ada yang akan menunutut bapak”. “Jadi bapak bisa tenang” tambahnya. Kemudian Bapak Jendral bertanya “Sebenarnya apa tujuan mu? Kenapa kamu mau menjadi bahan percobaan yang dapat membahayakan nyawamu sendiri?”. Raka hanya tersenyum dan mengatakan “seperti yang saya bilang diawal tadi saya hanya ingin membantu bapak  untuk memutuskan apakah alat ini bisa digunakan atau tidak? Itu saja” jawabnya.
Sebenarnya Bapak Jendral sedikit curiga dengan Raka karena mana mungkin ada orang yang mau merelakan nyawanya seperti itu. Bapak Jendral berpikir kalau Raka mempunyai maksud tertentu dibalik ini semua. Kemudian Bapak Jendral bertanya apa imbalan yang diinginkan Raka untuk melakukan percobaan ini. Namun Raka mengatakan kalau dia tidak meminta imbalan apa-apa. Bapak Jendral semakin bingung saja dengan Raka. Tetapi akhirnya setelah berpikir cukup lama Bapak Jendral menyetujui tawaran Raka. Beliau hanya berharap kalau Raka tidak mempunyai maksud yang buruk. Raka pun tersenyum mendengar persetujuan tersebut.
Raka pun dibawa ke sebuah ruangan tersembunyi. Dimana pada ruangan tersebut terdapat peralatan-peralatan canggih yang tidak dia ketahui kegunannya. Ruangan tersebut cukup luas. Terdapat enam tempat tidur di tengah-tengah ruangan tersebut dimana kasur tersebut dibagi menjadi dua bagian yang saling berhadapan. Dibagian belakang kepala tempat tidur tersebut terdapat sebuah tiang yang cukup panjang dimana dari atas tiang tersebut ada beberapa kabel yang terurai. Disisi lain kabel tersebut menyambung ke monitor yang terdapat disebelah kasur. Monitor itu kecil seperti monitor pendeteksi detak jantung yang terdapat di rumah sakit. Tak jauh dari tempat kasur tersebut terdapat tiga set komputer.

Akhirnya Yolland, dengan perasaan yang tak karuan karena keraguan dan kecemasannya, menyiapkan peralatan-peralatan untuk memasukan chip tersebut ketubuh Raka yang dibantu oleh Valeno. Dan proses pemasangan pun dimulai. Yolland dengan sangat hati-hati memasukan chip tersebut. Setelah dipasang Raka mulai merasakan tubuhnya seperti tersengat aliran listrik. Lama kelamaan rasa sakit terasa disekujur tubuhnya. Ia meronta-ronta dan menjerit karena kesakitan. Sekitar sepuluh menit Raka meronta-ronta kesakitan dan setelah itu dia hanya terdiam. Yolland yang kaget melihat reaksi Raka itu langsung cepat-cepat menghampiri Raka dan mengecek keadaannya. Mata Raka tidak terbuka dan denyut jantung Raka pun berdetak lemah. Yolland panik dan segera menyuruh Bapak Jendral untuk memanggilkan tim medis. Namun, sebelum Bapak Jendral keluar ruangan, Raka membuka matanya dan denyut jantung raka pun semakin normal. Melihat hal itu Bapak Jendral, Yolland dan juga Valeno pun terlihat sedikit tenang. Yolland segera mengecek keadaan Raka dilihatnya dimonitornya kondisi Raka. Setelah melihat hasilnya perasaan tak karuan yang dirasakan oleh Yolland sebelumnya langsung menghilang karena dia tahu kalau percobaannya itu ternyata berhasil. Bapak Jendral dan Valeno pun sangat senang dengan hasil yang disampaikan oleh Yolland.
Bapak Jendral, Yolland dan Valeno merasa senang karena percobaannya ternyata berhasil. Mereka berpikir kalau begitu chip tersebut ternyata bisa dimasukan ke dalam enam orang kandidat yang telah terpilih. Bapak Jendral mengatakan mungkin Yolland yang terlalu berlebihan dalam memberikan standar karena kalau Raka saja, yang tidak ada didalam daftar, bisa menahan chip tersbut maka keenam orang yang ada didalam daftar juga pasti bisa. Yolland pun masih merasa heran bagaimana ini bisa terjadi tapi dia berpikir lagi mungkin apa yang dikatakan oleh Bapak Jendral ada benarnya, mungkin memang dia yang terlalu tinggi memasang standar.
Kabar bahagia untuk Bapak Jendral, Valeno dan Yolland ini ternyata berbanding terbalik dengan Raka. Ketika dia tau kalau ternyata percobaannya ini berhasil Raka marah lalu mengamuk mengacak-ngacak ruangan itu. Bapak Jendral, Valeno dan Yolland kaget dengan reaksi yang diberikan oleh Raka. Mereka kebingungan kenapa Raka malah marah-marah dan mengamuk. Ditengah kebingungan itu Bapak Jendral dan Valeno berusaha keras untuk menenangkan Raka.
Ternyata Raka memang mempunyai tujuan tertentu ketika dia menawarkan diri menjadi subjek penelitian. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk bunuh diri. Ketika dia mendengar kalau kemungkinan besar pemasangan chip itu akan mengalami kegagalan dan bisa menyebabkan kematian. Pada saat itu juga Raka berpikir mungkin dengan menjadi bahan percobaan adalah cara yang tepat untuk mengakhiri hidupnya tersebut karena itulah dia menawarkan diri menjadi bahan percobaan. Dengan harapan kalau percobaan tersebut akan gagal dan akan mengakhiri hidupnya dengan begitu dia akan terbebas dari kehidupan yang membuatnya stress dan jenuh. Namun ternyata takdir berkata lain percobaan itu berhasil dan keinginan Raka untuk mengakhiri hidupnya lagi-lagi gagal.
Ternyata tidak segampang itu menghentikan Raka yang sedang mengamuk. Bapak Jendral dan Valeno sedikit kewalahan untuk menenangkan Raka. Mereka memegang kedua tangan Raka dengan erat namun ternyata Raka mempunyai tenaga yang luar biasa. Dia melakukan perlawanan dengan hebatnya. Karena tidak ada jalan lain, akhirnya Yolland terpaksa menyuntikan obat penenang kepada Raka. Dan beberapa saat kemudian Raka akhirnya bisa tenang kembali. Setelah Raka mulai tenang Yolland menghampiri Raka dan mengajaknya mengobrol. Yolland menanyakan kenapa Raka malah marah-marah dan mengamuk ketika mengetahui kalau percobaannya itu berhasil. Raka tidak menjawab dia hanya diam melamun saja dengan tatapan yang kosong. Melihat kondisi Raka yang sepertinya tidak mungkin untuk diajak berbicara akhirnya Bapak Jendral, Valeno dan Yolland memutuskan untuk membiarkan dulu Raka untuk sementara waktu. Sementara itu mereka mulai membereskan ruangan yang sangat berantakan itu akibat amukan Raka tadi.

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 2 PART 2

Keesokan harinya adalah hari dimana pelatihan yang dinanti-nanti oleh seluruh anggota polisi karena berharap akan dinaikan pangkatnya namun tidak untuk Raka. Dia sama sekali tidak tertarik dengan pelatihan maupun kenaikan pangkat tersebut. Tetapi karena semua anggota wajib ikut jadi dengan sangat terpaksa dia mengikuti pelatihan tersebut.
Pembukaan sebelum pelatihan dimulai pun dilakukan. Pembukaan dilakukan oleh Bapak Jendral Kepolisian. Pada saat pembukaan seluruh angggota kepolisian melihat dua orang yang belum pernah mereka lihat sebelumnya disebelah Bapak Jendral. Mereka penasaran siapa sebenarnya kedua orang itu. Kemudian Bapak Jendral memperkenalkan kalau mereka berdua yang akan membantu melakukan penilaian. Kedua orang itu adalah Valeno dan Yolland. Pembukaan pun selesai dan pelatihan pada hari pertama pun dimulai.
Seperti yang sudah diduga oleh Raka kalau pelatihan itu memberatkannya. Untuk hari pertama dia tidak terlalu merasa keberatan karena pelatihan pada hari pertama adalah pelatihan yang berhubungan dengan pengetahuan. Mulai dari pengetahuan tentang kepolisian hingga pengetahuan umum. Dia masih bisa mengikutinya. Namun pada hari kedua lah Raka merasa sangat keberatan karena pada hari kedua merupakan pelatihan yang behubungan dengan fisik. Raka tidak terbiasa dengan latihan fisik sekalipun setelah dia menjadi anggota polisi karena itu dia tidak senang menjadi seorang polisi.
Dan pada hari ketiga dilakukan sebuah test hasil dari pelatihan-pelatihan sebelumnya. Test pertama merupakan test tertulis. Test tertulis ini untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan para anggotanya. Namun, para anggota kepolisian itu merasa ada yang aneh pada test tertulis ini banyak soal-soal yang rumit yang mungkin tidak semua anggota polisi memahaminya. Kemudian pada test kedua merupakan test fisik untuk mengetahui sejauh mana kekuatan para anggota kepolisian tersebut. Dan lagi-lagi para anggota kepolisian ini merasa ada yang aneh karena sebelum melakukan test mereka dipasangi alat-alat yang mereka tidak tahu. Mereka sadar kalau ada yang aneh dengan test-test tadi namun mereka tidak ambil pusing yang terpenting mereka sudah melakukan keseluruhan acara pelatihan itu. Mereka hanya menunggu hasilnya saja.
Di tempat lain Yolland mulai mengecek hasil dari test tadi setelah seluruh anggota kepolisian selesai melaksanakan testnya. Dia mengecek satu persatu dan sangat teliti karena ternyata pelatihan itu bukan untuk menaikan pangkat melainkan untuk mencari kandidat anggota SS atau Special Squad yang telah disetting oleh Bapak Jendral. Jadi dia harus mencarinya dengan teliti agar tidak terjadi kesalahn. Dan dari seluruh anggota yang mengikuti pelatihan dan test tersebut Yolland mendapatkan enam nama dengan kemampuan yang terbaik. Namun keraguan muncul dibenak Yolland karena dari keenam orang tersebut tidak ada satupun yang ketahanan tubuhnya sesuai dengan kriteria yang Yolland inginkan. Kemudian datang Bapak Jendral dan juga Valeno untuk menanyakan hasilnya. Ketika menghampiri Yolland, Valeno melihat wajah Yolland yang terlihat cemas. Valeno menanyakan kenapa dia terlihat cemas apakah ada sebuah kesalahan. Kemudian Yolland menjelaskan tentang keraguannya tadi. Bapak Jendral yang hanya mendengarkan merasa tidak paham kemudian dia menanyakan apa hubungannya ketahanan tubuh dengan alat tersebut.
Yolland menjelaskan kalau sebelum menggunakan WWT-2035 ini, dia harus memasang sebuah chip terlebih dahulu di dalam tubuh orang yang akan menggunakan WWT-2035 tersebut. Chip itu berguna untuk mengaktifkan WWT-2035 seperti saat Farhan mendemonstrasikan yoyonya dia mengayunkan tangannya didepan yoyonya terlebih dahulu sebelum mulai memainkannya. Kemudian saat adiknya Kiky mendemonstrasikan kekuatan boneka beruangnya, sebelum dia memulai demonstrasinya dia mengayunkan juga tangannya di depan wajah Bonekanya itu. Mereka mengayunkan tangannya terlebih dahulu didepan yoyo dan bonekanya itu gunanya untuk mengaktifkan kekuatan yang ada pada yoyo dan boneka tersebut.  Yoyo dan boneka tersebut bisa aktif karena di dalam telapak tangan mereka telah dipasang chip tadi. Chip ini berguna untuk menghindari kalau suatu saat mereka kehilangan senjata mereka itu. Jadi agar tidak ada orang lain yang bisa menggunakannya dan agar alat tersebut tidak digunakan oleh orang yang mempunyai niat buruk.
Ketika chip tersebut dipasang didalam tubuh seseorang, akan terjadi shock hebat pada tubuh orang tersebut. Shock ini terjadi karena chip ini menyesuaikan diri dengan tubuh orang tersebut. Dan kalau orang tersebut memiliki kekuatan tubuh yang lemah maka shock ini akan mempengaruhi otak orang tersebut dan akan melumpuhkan otak orang tersebut. Dengan kata lain orang tersebut akan meninggal dunia. Mendengar seluruh penjelasan Yolland, Bapak Jendral terlihat kaget. Dia bertanya kenapa hal tersebut tidak dijelaskannya pada saat mereka pertama kali bertemu. Yolland menjawab kalau dia tidak memberi tahukan hal ini pada Bapak Jendral sebelumnya karena dia waktu itu sudah yakin kalau pasti para anggota kepolisian ini mempunyai ketahanan tubuh yang kuat. Dia tidak pernah mengira kalau ketahanan tubuh anggota kepolisian dibawah standar yang sudah dibuatnya.
Dengan adanya masalah ini Bapak Jendral tidak ingin coba-coba terhadap anak buahnya. Beliau berpikir kalau chipnya berhasil menyesuaikan diri dengan tubuh mereka maka tidak akan ada masalah. Namun, ceritanya akan berbeda kalau ternyata chipnya gagal menyesuaikan diri dengan tubuh mereka maka akan terjadi masalah besar. Bapak Jendral tidak ingin mengambil resiko dengan mengorbankan nyawa anak buahnya. Dan akhirnya setelah beliau berpikir berkali-kali beliau memutuskan untuk membatalkan rencanya ini untuk menggunakan WWT-2035 tersebut. Mendengar keputusan dari Bapak Jendral tersebut, Valeno langsung berusaha untuk membujuk Bapak Jendral agar tidak membatalkan kesepakatan mereka tersebut. Valeno berusaha membujuk Bapak Jendral untuk mencoba memikirkan cara lain agar kesepakatan yang telah mereka buat tidak batal. Akhirnya Bapak Jendral, Valeno dan Yolland berpikir keras mencari jalan lain.
Namun, setelah mereka berpikir cukup lama mencoba untuk mencari solusi lainnya ternyata merea bertiga tidak menemukan cara lainnya. Akhirnya dengan terpaksa Bapak Jendral kembali kepada keputusannya tadi. Namun Valeno tetap tidak setuju dengan keputusan Bapak Jendral, dia tetap berusaha untuk meyakinkan Bapak Jendral kalau pasti ada jalan lain. Ketika Valeno dan Bapak Jendral sedang berdebat pintu ruangan mereka terbuka dan seseorang masuk melalui pintu tersebut. seseorang itu ternyata Raka.
Ketika Yolland sedang menjelaskan masalahnya kepada Bapak Jendral dan Valeno ternyata Raka sedang melewati ruangan tersebut dan tanpa sengaja mendengar seluruh percakapan mereka bertiga. Dan setelah mendengar seluruh percakapan dan sedikit mengerti permasalahannya Raka masuk ke ruangan tersebut. Bapak Jendral, Valeno dan Yolland terlihat sangat kaget melihat Raka masuk kedalam ruangan. Mereka berharap Raka tidak mendengar apapun saat mereka sedang berdiskusi. Kemudian Bapak Jendral menanyakan ada apa Raka masuk kedalam ruangan mereka. Dan jawaban Raka pun membuat Bapak Jendral,Valeno dan Yolland tercengang.

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 2 PART 1

Chapter 2
“Raka Sang Polisi”

Minggu pagi yang cerah, hari yang sangat pas untuk bermalas-malasan ataupun jalan-jalan keluar untuk melepas kepenatan setelah selama enam hari bekerja. Tapi hal itu tidak dirasakan oleh Raka. Di hari Minggu ini dia harus tetap pergi untuk bekerja. Raka adalah seorang anggota kepolisian. Dia harus bekerja pada hari Minggu karena dia sudah mendapatkan libur pada hari Sabtu.
Dengan rasa malas Raka mulai bersiap-siap untuk berangkat ke Kantor Polisi tempat dia bekerja. Sebenarnya dia tidak senang menjadi seorang Polisi. Dari kecil tidak pernah terpikirkan olehnya untuk menjadi seorang Polisi. Dia mempunyai hobi memasak. Dari sejak dia kecil dia sudah pandai memasak karena dia sering membantu ibunya memasak. Berbagai jenis masakan sudah bisa dibuatnya. Dari masakan yang mudah untuk dimasak sampai yang sangat rumit. Karena itu cita-cita yang sebenarnya dia impikan adalah menjadi seorang Chef bukan Polisi. Namun ayahnya tidak setuju kalau Raka menjadi seorang Chef. Ayahnya mengatakan kalau pekerjaan itu untuk perempuan dan tidak cocok jika dikerjakan oleh seorang pria. Karena itulah ayahnya memaksanya untuk menjadi seorang Polisi.
Dialam hatinya sebenarnya Raka ingin sekali untuk menolak keinginan ayahnya untuk menjadi seorang Polisi. Namun, dia takut kalau ayahnya akan marah jika dia menolaknya. Dimatanya ayahnya sangatlah menakutkan apalagi ketika dia sedang marah karena itu dia tidak pernah berani untuk melawan ayahnya itu. Maka jadilah dia menjalani kesehariannya menjadi seorang Polisi walaupun dengan setengah hati.
Sebenarnya Raka tidak betah bekerja sebagai seorang Polisi. Dia sudah sangat jenuh dengan pekerjaannya itu. Karena terlalu jenuhnya dia sampai-sampai stress dan sempat melakukan percobaan bunuh diri. Beruntung temannya datang disaat yang tepat sehingga percobaan bunuh diri itu bisa digagalkan. Salah satu hal yang membuat Raka masih bisa bertahan menjadi seorang Polisi itu karena dia mempunyai seorang teman yang sangat dekat dengannya.
Namanya Romie, dia anak yang humoris namun ketika sedang melaksanakan tugas dia sangat serius. Raka bertemu dengan Romie saat pertama kali mereka menjalani pelatihan menjadi seorang Polisi. Saat itu Romie melihat raut wajah Raka yang cemberut saja, tidak ada semangat dan terlihat lemas. Kemudian dia menghampiri Raka dan menanyakan kenapa Raka terlihat begitu tidak bersemangat. Awalnya Raka tidak ingin memberitahunya namun karena terus dipaksa oleh Romie akhirnya dia bercerita juga. Romie berempati setelah mendengar cerita dari Raka. Kemudian dia mencoba menghibur Raka dengan membuat lelucon-lelucon agar setidaknya Raka bisa sedikit tersenyum. Itulah awal dari persahabatan mereka.
Persiapan menuju kantornya sudah selesai. Sebelum berangkat diambilnya roti buatan ibunya di atas meja kemudian dilahapnya roti tadi. Raka mempunyai seorang Ibu yang perhatian. Selain itu ibunya juga seorang yang penyayang dan bertutur kata lembut berbanding terbalik dengan ayahnya yang suka berbicara dengan nada keras dan kasar. Ibunya sangat menyayangi Raka. Rasa sayangnya itu dibuktikan dengan merawat Raka dari kecil dengan penuh perhatian. Ketika Raka dimarahi oleh ayahnya dia pasti akan lari keibunya untuk meminta pertolongan atau hanya untuk membuatnya merasa tenang karena kalau didekat ibunya Raka merasakan ketenangan. Karena itulah Raka pun sangat menyayangi ibunya. Sebenarnya ibunya tidak pernah menyuruh Raka menjadi seorang Polisi. Dia membebaskan Raka menjadi apapun yang anaknya itu inginkan. Namun, karena suaminya itu bersikeras agar Raka menjadi seorang Polisi akhirnya Ia pun tidak bisa berbuat apa-apa dan menasehati Raka agar mengikuti apa yang ayahnya inginkan. Selesai memakan roti Raka langsung mengambil minum lalu dia mencari ibunya berpamitan untuk pergi bekerja. Setelah berpamitan dengan ibunya, Raka langsung berangkat menuju kantornya.
Sesampainya dikantor Raka bertemu dengan temannya Romie. Seperti biasa wajah Raka pasti terlihat tidak semangat. Melihat wajah temannya seperti itu Romie menghampiri Raka dan mencoba memberinya semangat. “Ayolah kawan pagi ini sangat indah dan cerah seharusnya kita juga bersemangat dipagi yang indah ini jangan terlihat lesu seperti itu” katanya kepada Raka. Raka tidak menanggapi ucapan temannya itu. Dia hanya tersenyum yang terlihat dipaksakan agar temannya itu tidak mengoceh lagi. Melihat temannya itu tersenyum, walaupun sedikit terpaksa, Romie pun terlihat senang. Kemudian dia pergi karena dia mendapat tugas. Sebelum pergi Romie mengatakan kalau ada sebuah pengumuman yang mungkin tidak akan disukai oleh Raka. Namun, sepertinya suka atau tidak suka Raka harus turut serta. Raka yang penasaran apa pengumuman itu langsung menanyakannya kepada Romie. Namun, Romie tidak bisa memberitahunya karena dia harus pergi bertugas. Dia menyuruh Raka untuk membaca sendiri pengumuman itu.
Raka yang penasaran dengan isi dari pengumuman itu langsung menuju ke papan pengumuman untuk membaca pengumaman tersebut. Setelah membaca pengumuman itu wajah Raka semakin telihat kusut. Raut wajahnya menggambarkan kemalasan yang sangat teramat malas. Pengumuman itu menyebutkan kalau besok akan diadakan sebuah pelatihan selama tiga hari. Dalam pelatihan itu akan ada sebuah penilaian dimana anggota dengan nilai yang bagus akan dinaikan pangkatnya. Sebenarnya Raka tidak menginginkan kenaikan pangkat. Jadi dia tidak berniat untuk mengikuti pelatihan tersebut. Namun, di dalam pengumuman tersebut dikatakan kalau semua anggota kepolisian wajib untuk mengikutinya. Hal ini lah yang membuat Raka menjadi tidak bersemangat. Setelah selesai membaca dan dengan perasaan galau, Raka berjalan dengan malasnya ke Posnya.
Di Posnya tidak banyak yang bisa dikerjakan oleh Raka. Dia hanya diam didepan mejanya dan menunggu kalau-kalau ada warga yang ingin melapor. Sesekali dia berbincang-bincang dengan teman-temannya. Jam telah menunjukan pukul 13.15 WIB, Romie kembali dari tugasnya diluar bersama beberapa orang yang merupakan sekelompok tersangka yang ditangkap oleh Romie dan rekan-rekannya. Sepulangnya dari tugasnya Romie terlihat berbincang-bincang sangat serius dengan rekan-rekannya. Raka yang penasaran apa yang sedang dibahas oleh Romie dan rekan-rekannya datang mengahampiri Romie. Raka bertanya apa yang telah terjadi selama dia bertugas.
Romie menceritakan kalau tadi dia bertugas untuk menangkap sekelompok gembong narkoba. Ketika sedang dalam proses penangkapan beberapa orang melarikan diri. Tak disangka para tersangka itu dapat berlari dengan cepat. Ketika Polisi hampir kehilangan para tersangka tadi datanglah seseorang yang tidak dikenal. Orang tersebut berlari sangat cepat sampai-sampai dapat mengejar para tersangka yang sudah lari jauh didepan. Kemudian orang itu menangkap para tersangka narkoba yang kabur tadi seorang diri dan setelah dia meringkus para tersangka dia pergi begitu saja dengan meninggalkan para tersangka yang sedang kesakitan. Tapi karena bantuan dari orang itu Romie dan kawan-kawannya bisa menangkap seluruh gembong narkoba itu. Raka hanya bisa diam keheranan. Dia penasaran siapa yang sudah membantu temannya itu dan bagaimana dia bisa berlari secepat itu. Namun Raka tidak terlalu memikirkannya dia kembali ke Posnya untuk berjaga.

Friday, 11 September 2015

SPESIAL SQUAD - CHAPTER 1 PART 4

Untuk kesekian kalinya Bapak Jendral terkejut pada hari itu. Bagaimana mungkin anak yang masih kecil seperti Farhan bisa membuat alat yang begitu canggih pikirnya. Kemudian dia menghampiri Farhan dan bertanya apa benar dia yang membuat Yoyo dan Boneka canggih itu. Farhan hanya menganggukan kepalanya. Kemudian beliau meminta penjelasan kepada Farhan bagaimana cara kerjanya kedua alat itu. Dan Farhan pun menjelaskan kalau Yoyonya bisa mengeluarkan aliran listrik karena dia telah menambahan komponen-konponen pada yoyonya yang apabila yoyonya berputar dengan cepat maka komponen-komponen tadi akan mengeluarkan aliran listrik dengan memanfaatkan perputaran dari yoyo tersebut. Kemudian dengan adanya aliran listrik pada yoyonya itu menyebabkan yoyonya bisa bergerak dengan cepat. Dengan adanya aliran listrik dan kecepatan tersebut ketika yoyonya mengahantam suatu benda maka benda tersebut bisa terpecah dan bahkan hancur seperti gelas tadi.
Kemudian dia menjelaskan bagaimana Boneka Beruang itu bisa membuat Kiky memberikan perintah kepada hewan-hewan disekitarnya. Didalam Boneka Beruang milik adiknya itu dia juga telah memasukan komponen-komponen dimana komponen tadi dapat merubah suara adiknya menjadi gelombang-gelombang suara yang dapat diterima atau dipahami oleh para hewan. Itulah alasan kenapa hewan-hewan tadi menuruti semua perkataan adiknya itu. Kemudian dia melanjutkan kalau hanya adiknya itulah yang bisa memberikan perintah kepada hewan-hewan tersebut karena dia telah menyeting kalau hanya suara adiknya yang dapat diterima oleh komponen-komponen yang terdapat pada Boneka Beruangnya.
Mendengar penjelasannya itu Bapak Jendral hanya bisa terdiam karena kekagumannya terhadap kedua anak ini. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa anak sekecil ini bisa mengetahui banyak hal, bahkan mungkin pengetahuan mereka lebih banyak daripada dirinya. Valeno memecahkan kekaguman Bapak Jendral tersebut dengan mengatakan karena kelebihan mereka inilah, lebih tepatnya kejeniusan mereka lah, yang membuat mereka bisa bergabung menjadi anggota SS atau Special Squad. Dia melanjutkan lagi dengan menekankan kalau seperti yang dia ucapkan ketika pertama kali bertemu, tidak semua orang bisa masuk menjadi anggota SS. Anggota-anggota SS pasti punya kelebihannya masing-masing. Mendengar ucapan Valeno, Bapak Jendral percaya lagi terhadap Valeno dan berpikir kalau dia tidak bercanda.
Selanjutnya Bapak Jendral penasaran dengan kemampuan Darma. Beliau bertanya apa kemampuan yang dimiliki oleh Darma. Darma pun dipanggil oleh Valeno. Kemudian Valeno menyuruhnya untuk mengambil barang yang ada dipaling pojok halaman belakang rumah itu. Dengan wajah yang heran Bapak Jendral memperhatikan Valeno dan Darma. Sebelum mengambil barang yang diperintahkan oleh Valeno, Darma melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Farhan dan Kiky, dia mengayunkan tangannya tapi Darma mengayukan tangannya di depan kakinya. Kemudian dia berlari secepat kilat mengambil sebuah barang yang berada dipaling ujung halaman belakang rumah itu dan kembali lagi. Lagi-lagi Bapak Jendral Kepolisian itu hanya bisa terdiam melihatnya karena beliau tidak bisa mengikuti apa yang baru saja terjadi. Kemudian Valeno membuyarkan kekaguman Bapak Jendral dengan menjelaskan itulah kemampuan Darma, dia bisa berlari secepat kilat. Masih dengan perasaan yang terkagum-kagum dengan apa yang baru saja dilihatnya, Bapak Jendral mengatakan kalau dia sudah tau apa senjata yang digunakan oleh Yolland jadi beliau penasaran bagaimana dengan senjata yang digunakan oleh Valeno. Namun Valeno menolak untuk memberitahukannya karena menurutnya tidak ada yang spesial dari senjtanya.
Setelah demonstrasi kemampuan seluruh anggotanya kepada Bapak Jendral, Valeno mengatakan kalau dia masih kekurangan orang. Dia mengatakan kalau mereka berlima masih tidak cukup untuk membantu mengamankan negara ini. Karena itu dia ingin merekrut beberapa orang lagi. Senjata yang akan digunakan sudah ada jadi mereka hanya butuh orang yang akan menggunakan senjata itu. Valeno mengatakan kalau dia membutuhkan bantuan Bapak Jendral untuk mencari orang-orang yang akan direkrut. Kemudian Bapak Jendral menyarankan bagaimana kalau mencari dari satuan kepolisiannya saja karena para polisi itu sudah terlatih maka menurut Bapak Jendral akan lebih mudah untuk mencari orang-orang yang akan menggunakan alat tersebut. Valeno pun setuju dengan ide dari Bapak Jendral itu menurutnya itu ide yang bagus.
Setelah selesai berbincang-bincang Bapak Jendral pun pulang dan beliau berjanji empat hari lagi beliau akan menghubungi Valeno untuk melakukan perekrutan. Bapak Jendral pun pulang masih dengan rasa kagumnya terhadap seluruh anggota SS yang sangat hebat itu. Beliau masih tidak percaya dengan apa yang sudah dilihatnya hari ini.
Next >>>

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 1 PART 3

Setelah selesai membereskan barang-barang mereka, Bapak Jendral mengajak Valeno untuk membahas tentang alat yang akan digunakannya itu lebih rinci. Valeno memulai dengan menyebutkan nama alat itu. Nama dari alat-alat itu adalah “WWT-2035” kemudian dia melanjutkan kalau alat tersebut mempunyai dua belas seri. Disetiap seri alat ini mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Dia juga menjelaskan kalau dia dan teman-temannya ini telah membentuk sebuah organisasi yang mereka beri nama SPECIAL SQUAD dengan Valeno sebagai ketuanya dan Yolland, Darma, Farhan dan juga Kiky adalah anggotanya.
Bapak Jendral Kepolisian itu kaget mendengar kalau ternyata Farhan dan Kiky juga termasuk kedalam anggota SS atau SPECIAL SQUAD ini. Beliau bertanya bagaimana bisa Valeno memasukan dua anak kecil dibawah umur dalam organisasinya. Menurutnya mereka masih kecil bagaimana mungkin mereka bisa membantu mengamankan sebuah negara. Lagipula mereka terlalu kecil untuk mengemban tugas sebesar itu. Sekilas Bapak Jendral menjadi ragu dan berpikir kalau Valeno hanya bermain-main dengan apa yang dia lakukan ini. Valeno hanya tersenyum mendengar hal itu kemudian dia memanggil Farhan dan Kiky untuk menunjukkan kemampuannya.
Farhan maju terlebih dahulu dengan membawa yoyonya. Ia mengatakan kalau Yoyo ini adalah senjatanya. Bapak Jendral terlihat kebingungan. Apa yang bisa dia perbuat dengan sebuah Yoyo mainan seperti itu. Lalu Farhan bersiap-siap untuk memainkan yoyonya. Sebelum dia memainkannya dia mengayunkan tangannya didepan yoyonya itu. Setelah itu dia mulai memainkan yoyo tersebut. Farhan terlihat sangat mahir sekali dalam memainkan yoyo tersebut. Pada awalnya dia memainkan yoyonya itu seperti biasa tidak terjadi hal yang luar biasa. Namun, lama kelamaan yoyo itu diselimuti oleh listrik pada bagian kepalanya dan beriringan dengan itu permainan yoyo Farhan menjadi sangat cepat. Lalu dia melihat ada sebuah gelas diatas meja kemudian dia mengarahkan Yoyo tersebut ke gelas tadi dan pada saat yoyo itu menyentuh gelas tersebut, gelas itu pecah menjadi butiran-butiran kecil. Bapak Jendral Kepolisian itu pun kaget dan dari raut wajahnya terlihat jelas beliau bertanya-tanya bagaimana itu bisa terjadi.
Belum terjawab pertanyaan yang ada dikepala Bapak Kepolisian itu, Valeno sudah menyuruh Kiky untuk maju menunjukan kemampuannya. Kiky maju dengan membawa Boneka Beruangnya. Dia mengatakan kalau Boneka ini lah yang menjadi senjatanya. Kebingungan tampak jelas terlihat di raut wajah Bapak Jendral itu. Kali ini apalagi, bagaimana bisa sebuah Boneka menjadi senjata. Setelah itu Kiky melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Farhan pada Yoyonya. Dia mengayunkan telapak tangannya di depan boneka beruangnya. Lalu mata boneka itu berubah warna yang asalnya berwarna hitam menjadi berwarna merah. Bapak Jendral yang menyaksikan itu bingung dengan apa yang akan dilakukan Kiky dengan Bonekanya itu.
Secara kebetulan seekor kucing lewat didepan rumah itu, lalu Kiky dari jarak jauh mengatakan “Meong manis, sini masuk”. Setelah Kiky mengatakan hal tersebut kucing tadi langsung masuk kedalam rumah mereka. Bapak Jendral masih terlihat bingung karena belum mengerti. Kemudian Kiky mengatkan lagi “Meong manis, sekarang kamu duduk diatas sofa itu ya”. Lagi-lagi setelah mengatakan itu kucing tadi langsung beranjak naik keatas sofa yang ditunjuk oleh Kiky dan duduk di sofa itu. Raut wajah Bapak Jendral mengisyaratkan kalau sepertinya dia sudah mulai paham dengan kemampuan Kiky namun dia masih tidak percaya. Kemudian agar Bapak Jendral percaya Kiky mengajak Bapak Jendral keluar ke halaman belakang rumah. Sesampainya di halaman belakang Kiky melihat ada tiga ekor burung yang sedang bertengger di atap rumah itu. Kemudian Kiky mengatakan “Burung-burung cantik sini turun” dan sama seperti yang terjadi pada kucing tadi. Ketiga burung yang dipanggil oleh Kiky semuanya langsung turun mengahampiri Kiky. Bapak Jendral sangat terkejut raut mukanya sangat jelas mempertanyakan bagaimana mungkin itu terjadi.
Kemudian Bapak Jendral melihat kearah Valeno dan bertanya apa benar Kiky bisa mengendalikan hewan-hewan itu. Valeno sambil tersenyum mengiyakan kalau Kiky dibantu dengan Boneka Beruangnya itu bisa mengendalikan atau memerintah semua hewan yang ada disekitarnya. Kemudian Valeno mengatakan kalau kelebihan kedua anak itu bukan itu saja. Bapak Jendral sedikit bingung dengan apa yang dikatakan oleh Valeno. Kemudian Valeno menyuruh Bapak Jendral menanyakan tentang segala hal yang berhubungan dengan Science kepada Kiky. Bapak Jendral tertegun dia berpikir mana mungkin anak kecil seperti Kiky bisa mengerti hal seperti itu. Namun setelah beliau menanyakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan Science, beliau tercengang dengan jawaban Kiky. Kiky mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh beliau dengan baik dan sangat detail.
Setelah itu Valeno menanyakan lagi apakah Bapak Jendral ingin tahu kenapa Yoyo dan Boneka tadi bisa seperti itu. Bapak Jendral tidak mengucapkan apapun hanya menganggukan kepalanya karena masih tercengang karena kagum dengan jawaban yang diberikan oleh Kiky tadi. Lalu Valeno mengatakan kalau Bapak Jedral dapat langsung menanyakannya pada orang yang membuatnya sambil menunjukan jarinya ke arah Farhan. 

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 1 PART 2

Tiga hari berlalu, Valleno datang kembali ke markas besar kepolisian. Kali ini dia tidak hanya bersama dengan Yolland, namun dia juga bersama dengan tiga orang lainnya. Seorang pria berumur kira-kira 20 tahunan dengan perawakan yang tinggi dengan kulit khas orang Indonesia sawo matang. Kemudian dua orang anak yang masih berumur kira-kira 13-15 tahun, yang satu seorang anak cowo berkacamata yang sedang asik bermain dengan yoyonya dan satu lagi seorang anak cewe cantik dan imut yang sedang memeluk boneka beruangnya. Valeno dan rekan-rekannya langsung dipersilahkan masuk ke dalam ruangan Jendral.
Di dalam ruangan Jendral, Jendral menyambut Valeno dengan senyuman kemudian beliau melihat tiga orang yang tidak dia ketahui dan menanyakan kepada Valeno siapa mereka bertiga. Kemudian Valeno menjawab kalau mereka adalah rekan-rekannya dalam mengembangkan alat tersebut. Kemudian Valeno menyuruh rekan-rekannya itu untuk menghampiri Bapak Jendral dan memperkenalkan diri masing-masing. Anak cowo yang sibuk dengan Yoyonya itu bernama Farhan. Kemudian gadis kecil imut yang sedari tadi memeluk erat boneka beruangnyanya itu adalah adik Farhan yang bernama Kiky. Dan pria yang berperawakan tinggi dengan kulit sawo hitam itu bernama Darma. Bapak Jendral terlihat tidak percaya kalau dua orang anak kecil itu adalah rekan Valeno dalam mengembangkan alat-alat tersebut. Beliau berpikir tidak mungkin anak sekecil itu mengerti dengan teknologi yang sangat rumit itu.
Setelah selesai dengan perkenalannya itu Jendral mengajak mereka semua untuk masuk ke dalam mobil dinasnya. Setelah itu Jendral mengantarkan mereka ke rumah yang telah dipersiapkan untuk mereka.

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 1 PART 1

Chapter 1
“Kedatangan Dua Orang Asing”

Tahun 2017 sebuah benda aneh dengan ukuran yang sangat besar muncul dikota Bandung. Benda tersebut berbentuk bundar dan terbuat dari logam yang sepertinya sangat keras sekali. Warga sekitar mengerumuni benda tersebut untuk melihat benda itu. Namun, tak ada satu pun warga yang berani untuk mendekati benda itu. Polisi setempat datang dan mulai memberikan batas polisi disekitar benda itu. Tak lama seorang Polisi dengan pangkat Iptu bernama Rudi dan kedua rekannya mendekati benda aneh itu untuk menyelidiki benda tersebut.
Sekitar satu jam Iptu Rudi dan kedua rekannya menyelidiki benda tersebut. Namun, mereka tetap tidak bisa mengidentifikasi apa sebenarnya benda aneh itu. Akhirnya Iptu Rudi memutuskan untuk menyudahi penyelidikannya dan menyuruh anggota polisinya untuk membubarkan masa dan menyegel tempat disekitar benda tersebut agar tidak ada orang yang mendekatinya.
Seminggu berlalu setelah kejadian itu. Di markas besar kepolisian, ada dua orang datang untuk menemui Bapak Jendral Kepolisian. Seorang pria yang berwajah tampan dengan muka yang terlihat kalem. Rambutnya pirang dengan potongan rambut yang rapih. Tubuhnya tidak terlalu tinggi namun padat berisi. Satu lagi seorang wanita dengan paras yang cantik. Rambut panjang sebahu yang diikat kebelakang. Kulitnya putih dan tingginya standar tinggi perempuan Indonesia. Dia juga menggunakan kacamata. Kebetulan Bapak Jendral sedang ada di ruangannya sehingga mereka berdua langsung diantar ke ruangan Bapak Jendral.
Sesampainya diruangan Bapak Jendral, beliau menanyakan maksud dari kedatangan kedua orang itu. Salah satu dari kedua orang itu menjawab “Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri.Nnama saya Valeno dan ini teman saya Yolland. Maksud dari kedatangan kami berdua adalah untuk menawarkan diri kepada Bapak beserta seluruh pihak kepolisian untuk membantu dalam menjalankan tugas kepolisian yaitu mengamankan Negara ini” jawabnya. Bapak Jendral sedikit terkejut dengan jawaban Valeno kemudian beliau bertanya “Bagaimana kalian dapat membantu kepolisian?”. Lalu Valeno menjawab “Kami mengembangkan sebuah alat yang kami beri nama WWT-2037. Alat ini dapat membuat orang yang menggunakannya dapat melakukan hal di luar kemampuan mereka” jelasnya. Raut wajah Bapak Jendral terlihat kebingungan dengan penjelasan Valeno. Melihat raut wajah Bapak Jendral yang kebingungan Valeno menyuruh Yolland untuk mendemonstrasikan alat tersebut kepada Bapak Jendral.
Yolland maju lalu dia terlihat sedang melakukan sesuatu pada kacamatanya. Kemudian dia menengok ke kanan dan ke kiri seperti sedang mencari sesuatu. Lalu dia melihat ada sebuah kursi dan setelah itu dia menekan gagang kacamata disebelah kiri dan tak lama kemudian keluar cahaya laser dari kacamata tersebut yang menghancurkan kursi tadi tanpa bekas.
Bapak Jendral terlihat kaget dan juga kebingungan dengan yang baru saja terjadi. Kemudian Yolland menjelaskan bagaimana kacamatanya dapat mengeluarkan Cahaya Laser. Kcamata yang dia gunakan bukanlah kacamata biasa itu kacamata berteknologi tinggi yang dapat menyimpan cahaya matahari. Kemudian dengan teknologi kacamata tersebut cahaya matahari tadi dirubah menjadi cahaya laser yang bisa mengahancurkan baja sekalipun. Mendengar penjelasan yang dikatakan oleh Yolland, Bapak Jendral masih terlihat bingung. Beliau masih tidak percaya kalau ada sebuah alat yang dapat melakukan hal tersebut.
Masih dengan rasa tidak percaya beliau menanyakan alasan mengapa dia memberikan penawaran ini dan berapa harga yang harus dibayar untuk alat tersebut. Valeno menjawab kalau mereka menawarkan ini semata-mata hanya ingin membantu keamanan dinegara ini. Kemudian dia melanjutkan, dia tidak menginginkan uang yang dia inginkan hanyalah sebuah tempat tinggal yang cukup untuk dia dan teman-temannya beserta kebutuhan sehari-harinya selama dia tinggal disini. Dia bercerita kalau dia tidak berasal dari negara ini, dia dan teman-temannya baru saja datang kesini dan mereka tidak mempunyai tempat tinggal. Kemudian dia melanjutkan kalau mereka hanya akan tinggal disini selama tiga tahun saja setelah itu dia dan teman-temannya akan kembali ke tempat asalnya.
Setelah berbincang-bincang cukup lama akhinya Bapak Jendral menyetujui penawaran yang diberikan oleh Valeno. Kemudian Valeno memberikan tiga syarat untuk menggunkan alatnya ini. Persyaratan yang pertama yaitu alat ini mempunyai beberapa jenis. Setiap jenisnya mempunyai kemampuan yang berbeda-beda tetapi alatnya ini tidak bisa dibuatnya secara massal karena komponen yang sangat rumit dan susah untuk ditemukan jadi satu jenis alat hanya dibuat satu unit saja. Bapak Jendral kaget dengan yang baru saja diucapkan oleh Valeno. Beliau menanyakan bagaimana caranya alat ini bisa membantu mengamankan negaranya kalau hanya bisa diproduksi satu unit saja. Namun Valeno meyakinkan Bapak Jendral kalau satu unit disetiap jenis alatnya ini sudah lebih dari cukup untuk membantu pengamanan negara ini. Melihat raut wajahnya yang meyakinkan Bapak Jendral pun akhirnya percaya.
Persyaratan kedua yaitu alat ini hanya bisa digunakan oleh orang-orang dengan kualifikasi tertentu saja jadi tidak sembarangan orang bisa menggunakannya. Karena itu dia ingin membuat sebuah acara untuk mencari orang-orang yang kualifikasinya sesuai. Kemudian dia juga ingin membuat sebuah organisasi dimana didalamnya hanyalah orang-orang yang sudah memenuhi kualifikasi untuk menggunakan alat ini. Untuk persyaratan kedua ini Bapak Jendral tidak mempunyai masalah jadi beliau setuju saja.
Dan yang terakhir dia tidak ingin alat ciptaannya ini dipublikasikan karena takut akan mengundang hal-hal yang tidak diinginkan. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya jadi menurutnya lebih baik kalau alat ini dirahasiakan saja. Dan Bapak Jendral pun setuju dengan persyaratan ketiga ini karena menurutnya alasannya itu masuk akal.
Akhirnya kesepakatan antara Bapak Jendral dan Valeno pun dibuat. Setelah itu Bapak Jendral berjanji secepatnya beliaua akan mengurus tempat tinggal untuk mereka tinggali. Setelah mereka berbincang-bincang cukup lama membicarakan tentang rumah seperti apa yang akan mereka inginkan mereka berdua pun pamit undur diri kepada Jendral. Sebelumnya Bapak Jendral menyuruh mereka untuk datang ke markas besar kepolisian tiga hari lagi agar mereka dapat diantar kerumah mereka.

LIST CERITA

1. SPESIAL SQUAD
    a. Chapter 1                            f. Chapter 6
             - Part 1                                   - Part 1
             - Part 2                                   - Part 2
             - Part 3                                   - Part 3
             - Part 4

    b. Chapter 2                            g. Chapter 7
             - Part 1                                   - Part 1
             - Part 2                                   - Part 2
             - Part 3                                   - Part 3

    c. Chapter 3                            h. Chapter 8
             - Part 1                                   - Part 1
             - Part 2                                   - Part 2
             - Part 3                                   - Part 3

    d. Chapter 4                            i. Chapter 9
             - Part 1                                   - Part 1
             - Part 2                                   - Part 2
             - Part 3                                   - Part 3 

    e. Chapter 5                            j. Chapter 10
             - Part 1                                   - Part 1
             - Part 2                                   - Part 2
             - Part 3                                   - Part 3


    k. Chapter 11                         p. Chapter 16
             - Part 1                                   - Part 1
             - Part 2                                   - Part 2
             - Part 3                                   - Part 3

     l. Chapter 12                         q. Chapter 17
             - Part 1                                   - Part 1
             - Part 2                                   - Part 2
             - Part 3                                   - Part 3

   m. Chapter 13                          r. Chapter 18
             - Part 1                                   - Part 1
             - Part 2                                   - Part 2
             - Part 3                                   - Part 3

    n. Chapter 14                          s. Chapter 19
             - Part 1                                   - Part 1
             - Part 2                                   - Part 2
             - Part 3                                   - Part 3

    o. Chapter 15                          t. Chapter 20
             - Part 1                                   - Part 1
             - Part 2                                   - Part 2
             - Part 3                                   - Part 3