About

Tuesday, 17 November 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 12 PART 3

“Terima kasih banyak sudah mau mengantarkan aku” ucap Yolland setelah tiba di rumah. “Sama-sama. Kalau begitu aku langsung pulang” balas Bobi. Yolland menganggukan kepalanya dan setelah itu Bobi pun langsung meluncur pulang ke rumahnya. Lalu Yolland masuk ke dalam rumah. Saat masuk ke dalam rumah ternyata semua anggota SS sudah lengkap. “Kenapa baru pulang?” tanya Raka ketika melihat Yolland memasuki rumah. “Tidak ada angkutan umum yang melintas. Jadi aku harus berjalan terlebih dahulu untuk mencari angkutan umum” jawab Yolland. “Kamu pulang naik angkutan umum? Tapi aku mendengar suara motor aku kira kamu naik ojek” ucap Raka lagi heran. “Oh itu. Itu bukan ojek. Ceritanya panjang lain kali saja aku ceritanya. Sekarang kita siap-siap dulu untuk menyambut tahun baru” balas Yolland sambil tersenyum. Lalu Yolland pun berlalu menuju dapur. Raka pun hanya bisa diam keheranan melihat Yolland dengan wajah penuh senyuman.
“Darimana saja kamu Yolland?” tanya Valeno yang masuk dari halaman belakang. “Panjang ceritanya kapten” balas Yolland. “Wajahmu terlihat senang berbeda sekali dengan pagi tadi. Apa terjadi sesuatu yang menyenangkan?” tanya Valeno keheranan setelah melihat wajah Yolland yang terlihat bahagia. “Ah tidak” jawab Yolland malu-malu. “Oh iya, Ngomong-ngomong, aku tidak melihat Jendral. Dia belum datang?” tanya Yolland mengalihkan pembicaraan. Valeno tersenyum mengetahui kalau Yolland berusaha mengalihkan pembicaraan. “Jendral tidak akan datang. Dia sudah ada acara dengan keluarganya jadi tidak bisa datang kesini” jawab Valeno. “Oh begitu, sayang sekali” balas Yolland. Setelah itu Valeno kembali ke halaman belakang untuk lanjut mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk barbeque-an. Yolland pun langsung mempersiapkan semua bahan-bahannya.
Satu jam kemudian bahan-bahan sudah selesai dipersiapkan dan siap untuk dipanggang. Yolland memberikan bahan-bahan tersebut kepada Valeno untuk dipanggang. Valeno pun langsung memanggang bahan-bahan itu dibantu oleh Raka. Beberapa irisan daging, beberapa potong sosis dan beberapa jenis sayuran menjadi menu barbeque malam itu. Sekitar setengah jam seluruh bahan-bahan sudah siap untuk dihidangkan. Yolland langsung bergegas mengambil bahan-bahan yang sudah dipanggang tersebut. lalu dia menyajikannya di meja yang berada di depan kolam renang kecil yang sudah dipersiapkan oleh Valeno sebelumnya.
Seluruh persiapan untuk menyambut datangnya tahun baru pun sudah selesai. Tinggal menunggu detik-detik pergantian tahun. Sepuluh detik terakhir sebelum pergantian tahun semua orang berkumpul. Romie dan Darma mengambil kembang api pemberian dari Jendral. Sementara itu anggota yang lain sudah siap dengan memegang terompet mereka masing-masing. Mereka pun mulai menghitung “5…4…3…2…1” teriak mereka bersama-sama dan setelah itu kembang api dinyalakan dan terompet pun dibunyikan. Suasana begitu ramai dengan  bunyi terompet  di rumah itu. Beberapa bunyi terompet pun terdengar di sekitar tempat tinggal mereka. Selain itu juga terlihat beberapa kembang api dinyalakan membuat suasana malam tahun baru itu semakin meriah. Romie dan Darma tidak mau kalah mereka mengambil kembang api berjenis Pinwheels, Romie dengan berani memegang kembang api itu. Setelah dinyalakan, dia mengangkat tanganya ke atas kemudian “Dor… dor… dor…” terdengar suara ledakan yang muncul dari kembang api tersebut dan terlihat ledakan indah yang dihasilkan oleh kembang api tersebut. Semua orang sangat menikmati malam pergantian tahun tersebut.
Setelah selesai dengan acara kembang api Valeno mulai berbicara “Teman-teman, saya merasa senang karena dapat merayakan tahun baru ini bersama kalian. Saya juga ingin berterima kasih kepada Raka dan Romie karena sudah mau menjadi salah satu anggota SS dan bersedia membantu kami” ucap Valeno. “Sama-sama kami juga senang bisa membantu” balas Romie. “Saya berharap yang terbaik untuk kita semua di tahun ini” tambahnya. “Dan juga…” Valeno menghentikan ucapnnya kemudian melirik ke arah Yolland. “Kita bisa mendapatkan tiga anggota baru secepatnya agar tim kita bisa lengkap” lanjutnya. Yolland menundukan kepalanya malu. “Ayo kita bersulang dan silakan menikmati makanannya” ucap Valeno lagi. Semua orang pun bersulang kemudian mulai mengambil makanan yang ada di atas meja dan menyantapnya. Terlihat Valeno, Romie dan Darma sedang mengobrol. Kiky sedang bercanda dengan Farhan. Sedangkan Yolland setelah mengambil makanannya langsung menuju kursi yang ada di depan pintu masuk dan duduk disitu. Kemudian Raka menghampiri Yolland.
“Kamu dari tadi terlihat senang. Sebenarnya apa yang terjadi? aku penasaran” tanya Raka pada Yolland. “Masa? Tidak ah biasa saja” balas Yolland sambil menahan wajah senangnya. “Biasa saja bagaimana? Terlihat jelas diwajahmu kalau kamu lagi senang” ucap Raka lagi. Yolland hanya tersenyum mendengar kata-kata Raka. “Ayo ceritakan sebenarnya apa yang terjadi hari ini sampai membuatmu senang seperti itu?” tanya Raka yang penasaran. “Baiklah aku cerita” jawab Yolland. “Sebenarnya tadi aku diganggu oleh preman saat membeli bahan-bahan” ucap Yolland mulai bercerita. “Benarkah? Dimana?” tanya Raka. “Di taman dekat pasar traditional. Aku kan berisitirahat sebentar ditaman itu lalu saat aku mau pulang ternyata tidak ada angkutan umum yang lewat jadi terpaksa aku harus berjalan terlebih dahulu agar menemui angkutan umum. Ketika sedang berjalan aku diganggu oleh preman” ucap Yolland. “Lalu setelah itu apa yang terjadi?” tanya Raka. “Ketika aku sedang diganggu oleh preman-preman itu, tiba-tiba datang seseorang mengendarai motor kemudian dia menyelamatkanku. Dan kamu tahu siapa yang menolongku itu?” ucap Yolland. “Siapa?” tanya Raka yang penasaran. “Bobi Gusti Purnama atlit judo yang sudah memenangkan banyak medali emas” jawab Yolland sambil tersenyum.
“Apa? Yang benar?” balas Raka kaget. “Sedang apa dia disitu?” ucapnya lagi sambil berpikir. “Kamu berbicara seolah-olah mengenalnya” ucap Yolland. “Aku memang mengenalnya” balas Raka. Wajah Yolland melongo mendengar ucapan Raka. “Eh… bagaimana bisa kamu mengenalnya?” tanya Yolland. “Dia temannya temanku. Dulu sebelum dia menjadi atlit judo yang terkenal seperti sekarang. Aku sering bertemu dengannya beberapa kali karena temanku itu selalu membawanya. Dari situlah aku mengenalnya” jawab Raka. “Dunia ini begitu sempit rupanya” gumam Yolland. “Kamu menyukainya? Mau bertemu dengannya? Aku bisa membantumu kalau kamu mau” ucap Raka menawarkan. “Tidak… tidak… tidak usah” jawab Yolland dengan cepat dan wajahnya memerah.
“Oh iya Raka. Jangan pernah bilang kalau kamu mengenal Bobi didepan kapten ya” ucap Yolland. “Memangnya kenapa?” tanya Raka heran. “Kapten ingin merekrut Bobi menjadi anggota SS dan aku tidak setuju dengan keinginan kapten itu” jawab Yolland. “Lho… kenapa tidak setuju? Bukannya itu hal bagus ya kalau Bobi menjadi salah satu anggota SS. Lagipula kamu bisa terus dekat dengannya” balas Raka. “Tidak…tidak… menurutku itu bukan ide yang baik. Jadi jangan pernah mengatakan hal itu di depan kapten. Mengerti?” ujar Yolland lagi. Raka menganggukan kepalanya tanda mengerti.
“Apa yang tidak boleh diberitahukan kepadaku?” ucap Valeno tiba-tiba. Yolland dan Raka kaget melihat Valeno yang tiba-tiba berada disitu. Raka langsung memutar otaknya mencari alasan “Ah itu… Yolland sepertinya sedang jatuh cinta… haha” ucapnya ragu-ragu. Yolland langsung menyikut Raka. Dengan tatapan penasaran Valeno melihat ke arah Yolland. “Ah tidak kok kapten Raka hanya bercanda… haha” ucap Yolland sambil tersenyum terpaksa.

“Yolland kamu tahu kan kalau kamu tidak boleh sampai mempunyai perasaan dengan orang lain?” tanya Valeno dengan serius. “Iya kapten aku tahu” jawab Yolland dengan nada lesu. “Baguslah kalau begitu. Ingat kamu tidak boleh membawa perasaanmu karena nantinya kamu sendiri yang akan sakit hati” ucap Valeno mengingatkan. Yolland tidak menjawab dia hanya menundukan kepalanya sambil berpikir. Setelah itu Valeno pergi meninggalkan Raka dan Yolland. “Maksud ucapan Valeno tadi itu apa? Kenapa kamu tidak boleh menyukai orang lain? Apa kamu tidak boleh jatuh cinta?” rentetan pertanyaan yang dikeluarkan oleh Raka karena rasa penasarannya. “Begitulah. Karena suatu hal aku tidak boleh sampai jatuh cinta. Mungkin lain kali aku akan menceritakannya” jawab Yolland lemas. “Ayo kita bergabung dengan yang lain” ajak Yolland dengan senyuman yang dipaksakan. Raka pun tanpa bertanya lagi langsung mengikuti Yolland dan bergabung dengan yang lainnya.

Next >>>

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 12 PART 2

Sesampainya di taman dia mencari bangku untuk duduk. Dia melihat ada bangku dibawah sebuah pohon. Kemudian dia menuju bangku tersebut dan duduk disitu. Dia melepaskan semua kelelahannya setelah duduk di bangku itu. Diambilnya minuman dingin yang dibelinya di minimarket kemudian dia meminum minuman tersebut. Setelah itu dia kembali memikirkan hal-hal yang menganggu pikirannya akhir-akhir ini. Cukup lama dia berada di taman tersebut sampai tiba-tiba handphonenya berdering. Dilihatnya handphone miliknya, ternyata Valeno yang meneleponnya. Kemudian dia mengangkat telepon dari Valeno tersebut. “Halo” ucap Yolland. “Yolland kamu dimana? Kenapa belum pulang?” tanya Valeno. “Aku sedang mengistirahtakan tubuhku sehabis membeli bahan-bahan untuk barbeque” jawab Yolland. “Cepatlah pulang ini sudah malam nanti tidak cukup waktunya untuk mempersiapkan bahan-bahannya” ucap Valeno. Lalu Yolland melihat jam yang ada di handphonenya. Dia kaget ternyata sudah jam sembilan malam. “Baik kapten aku akan pulang sekarang” balasnya. Kemudian dia menutup teleponnya dan segera pulang.
Ternyata jam segitu angkutan umum sudah jarang yang lewat disekitar situ. Jalanan pun terlihat sepi. Akhirnya dengan terpaksa dia harus berjalan dulu sampai menemukan angkutan umum untuk dinaiki. Ketika dia sedang berjalan, datang empat orang preman yang ingin mengganggunya. “Hai cewe, sendirian aja? Mau kemana? Sini abang temenin” ucap salah seorang dari mereka. Dan ketiga temannya pun tertawa. “Tidak… tidak usah… terima kasih” jawab Yolland dengan nada ketakutan. Kemudian dia berjalan lebih cepat. Namun para preman itu terus mengikutinya. Sebenarnya dia bisa saja menggunakan kacamatanya untuk mengalahkan para preman itu. Tetapi dia berpikir kalau sampai preman itu terkena lasernya bisa-bisa mereka akan kehilangan anggota tubuhnya. Selain itu dia takut kalau sampai dia menggunakan lasernya dengan ceroboh nanti akan tersebar kemana-mana. Akhirnya yang bisa dia lakukan hanyalah mencari cara bagaimana agar para preman ini tidak mengejarnya lagi. Akhirnya dia mencoba untuk berlari. Tetapi sialnya para preman itu berlari lebih cepat darinya. Kemudian salah satu dari mereka menggapai tangan Yolland dan menariknya. “Mau kemana cantik?” goda orang itu. “Lepaskan” ucap Yolland. “Kumohon lepaskan” ucapnya lagi memelas. “Mana mungkin aku bisa melepaskan cewe secantik kamu sayang” ucap orang itu lagi. “Udah… kita sikat aja bos” ucap salah seorang dari mereka. “Ide bagus” ucap orang yang dipanggil bos itu.
Kemudian orang itu menarik Yolland dengan paksa untuk dibawa ketempat yang lebih sepi dan tidak terlihat oleh orang. Dengan sekuat tenaga Yolland memberontak dan berteriak meminta tolong. Tapi ternyata disekitar situ tidak ada orang dan preman yang memeganginya kuat sekali sehingga  berontakan Yolland tidak berguna. Yolland sudah mulai putus asa dia hampir saja akan menggunakan kacamatanya tapi tiba-tiba terdengar suara orang berteriak “HENTIKAN!!!” ucap seseorang secara tiba-tiba. Kemudian datang seorang laki-laki dengan mengendarai motor ninja berwarna hitam. Dia mengehentikan motornya kemudian turun dari motornya. “Lepaskan gadis itu” ucap pemuda itu. “Siapa kau?” tanya salah seorang preman itu. “Kalian tidak perlu tahu siapa aku. Cepat lepaskan gadis itu” ucap pemuda itu dengan berani. “Wah bos orang ini perlu diberi pelajaran rupanya” ucap salah seorang dari preman itu. “Hajar” perintah orang yang dipanggil bos.
Kemudian tiga orang maju untuk menghajar pemuda itu. Preman yang pertama mencoba memukulnya, tapi pemuda itu bisa mengelak dengan mudah. Kemudian dia meraih baju preman itu lalu dia menjegal salah satu kakinya membuat preman itu kehilangan keseimbangannya setelah itu dia membanting preman tersebut. Preman itu terbanting kemudian merintih kesakitan. Lalu preman kedua dan ketiga menyerang pemuda itu secara bersamaan. Mereka berniat memukul pemuda itu secara bersamaan. Tetapi pemuda itu mengelak pukulan  kedua preman itu dengan menunduk setelah itu dia mengepalkan kedua tangannya dan menyerang kedua preman itu dengan menonjok tepat diperut mereka. Kedua preman itu pun terjatuh dan merintih kesakitan. Setelah itu pemuda itu berdiri dan melihat ke arah bos para preman itu yang masih memegangi Yolland.
Bos preman itu mengambil pisau lipat yang  ada disakunya dan mengarahkannya ke leher Yolland. “Cepat pergi atau nyawa gadis ini akan melayang” ancam orang itu. “Dasar pengecut. Lawan aku kalau berani satu lawan satu” balas si pemuda dengan tegas. Tapi bos preman itu tidak menggubris ucapan pemuda itu. Yolland merasa dia harus melakukan sesuatu untuk membantu pemuda itu. Kemudian dia menginjak kaki preman itu sekuat-kuatnya. Preman itu pun kaget dan kesakitan dan refleks melepaskan pegangannya kepada Yolland. “Aw…aw…” rintih preman itu kesakitan. Kemudian dengan sangat cepat pemuda itu berlari kearah preman tersebut kemudian dia mencengkram bajunya lalu dia membanting preman itu. Preman itupun meronta kesakitan karena terbanting. Tiga preman yang sebelumnya dikalahkan oleh pemuda itu bangkit dan membantu bos mereka berdiri. Kemudian mereka kabur melarikan diri. “Dasar pecundang” ucap pemuda itu.
Kemudian pemuda itu membalikan badannya dan melihat kearah Yolland. Lalu dia melepaskan helmnya “Kamu tidak apa-apa?” tanyanya kepada Yolland. Yolland terkejut saat melihat wajah pemuda itu. Ternyata pemuda yang sudah menolongnya adalah Bobi. Bobi Gusti Purnama atlit judo yang ingin Valeno rekruit menjadi anggota SS. Yolland melamun terkejut melihat Bobi. “Heloo… kamu baik-baik saja kan?” tanya Bobi lagi sambil mengayunkan tangannya didepan wajah Yolland. Yolland kaget dan terbangun dari lamunannya “Eh.. iya aku tidak apa-apa” jawabnya sedikit gugup. “Namaku Bobi” ucap Bobi memperkenalkan diri sambil tersenyum. Mendadak jantung Yolland berdegub kencang ketika melihat senyuman Bobi. “A... a… Aku Yolland” balas Yolland yang semakin gugup. Kemudian Yolland berusaha menghilangkan perasaan gugupnya. “Kamu Bobi atlit Judo itu kan?” tanyanya. “Iya benar, kamu tahu ternyata. Aku cukup terkenal juga rupanya. haha” jawab Bobi senang. Seketika pandangan Yolland terhadap Bobi berubah. “Orang ini tadi terlihat menawan tadi tapi kalau sudah bicara hilang semuanya” ucapnya dalam hati.
“Ngomong-ngomong, ngapain kamu malam-malam berjalan sendirian disini?” tanya Bobi kepada Yolland. “Oh ini, aku habis berbelanja lalu kemalaman dan tidak ada angkutan umum disini. Jadi aku harus berjalan dulu sampai menemukan angkutan umum di depan sana” jawab Yolland yang sudah mulai sedikit tenang. “Oh begitu…” balas Bobi. ‘Bagaimana kalau aku antar saja?” ucap Bobi menawarkan diri. “Ah tidak perlu nanti malah merepotkan” jawab Yolland. “Tidak… Aku tidak merasa direpotkan. Lagipula aku tidak bisa membiarkan seorang gadis berjalan sendirian malam-malam seperti ini. Sudah ayo aku antar saja” ucap Bobi lagi. Kekaguman Yolland terhadap Bobi bertambah “Selain jago beladiri, mengharumkan nama bangsa ternyata dia baik hati juga ditambah dengan senyumannya yang ......” pikirnya dalam hati kemudian dia tiba-tiba dia tersenyum. “Kamu kenapa senyum-senyum begitu?” tanya Bobi heran. “Ah… tidak… tidak apa-apa… haha” jawab Yolland salah tingkah. “Baiklah kalau begitu aku ikut denganmu” tambahnya. Kemudian Yolland menaiki motor Bobi dan Bobi mengantarkan Yolland sampai di rumah.


SPECIAL SQUAD - CHAPTER 12 PART 1

Chapter 12
“Atlit Judo”

Tak terasa waktu bergulir bergitu cepat. Sekarang sudah menjelang akhir tahun 2017. Tidak ada tanda-tanda kemunculan Ricky lagi semenjak peristiwa di hutan. Para anggota Special Squad menjalankan aktifitasnya secara normal. Raka dan Romie menjalankan tugas mereka sebagai polisi. Sarung tangan dan Handband yang merupakan dua jenis seri dari WWT-2035 yang mereka gunakan sangat membantu pekerjaan mereka khususnya ketika mereka harus menangkap pelaku kejahatan. Mereka pun menjadi giat berlatih dengan alat tersebut agar mereka lebih terbiasa menggunakannya. Sementara itu para anggota SS lainnya sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Hanya Yolland yang terlihat tidak terlalu sibuk. Yolland masih enggan untuk memasangkan kembali chip kepada orang lain. Dia masih sangat trauma dengan kejadian di markas besar kepolisian yang menewaskan lima orang anggota polisi. Akan tetapi Valeno terus menyuruhnya untuk menghilangkan rasa traumanya dan mulai mempersiapkan diri untuk memasangkan chip itu kepada orang lain. Karena terus memikirkan hal itu, Yolland menjadi tidak terlalu bersemangat.
Pagi itu tanggal 31 Desember 2017, Yolland bangun tidur dengan kepala yang masih sangat berat karena dia susah tidur semalam. Semenjak Valeno menyuruhnya untuk mempersiapkan diri agar mau memasangkan chip itu kembali, Yolland menjadi susah tidur di malam hari. Semua itu karena pikiran buruknya kalau sampai kegagalan pemasangan chip itu terjadi kembali. Beberapa kali Yolland terbangun di malam hari karena mimpi buruk. Sebuah mimpi yang menggambarkan kematian yang disebabkan oleh kegagalan setelah chip itu dipasangkan. Mimpi itu menghantui Yolland setiap malam sehingga dia terkadang terbangun di malam hari dan susah untuk tidur kembali. Namun berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Semalam dia bermimpi aneh sekali. Dia bermimpi sedang berada diruangan yang dia tidak tahu ruangan apa itu. Ruangan itu sangat gelap sekali sampai-sampai dia tidak bisa melihat sekelilingnya. Dia mencoba berjalan memeriksa sekelilingnya tapi dia selalu menabrak tembok. Tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka sehingga sinar dari luar ruangan memasuki ruangan tersebut. Setelah itu dari pintu itu muncul seseorang yang wajahnya tidak bisa dilihatnya dengan jelas, lalu orang itu tersenyum. Belum sempat dia melihat wajah orang itu, dia sudah terbangun dari tidurnya.
“Mimpi yang aneh” ucapnya pelan. Kemudian dia memukul wajahnya pelan untuk membuatnya sadar. Setelah itu dia turun dari kasurnya dan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Kemudian dia keluar kamarnya, dia melihat Valeno yang sedang menonton TV di ruang utama. “Tumben kapten sedang menonton TV, biasanya jam segini kapten ada di depan rumah sedang membaca Koran” ucap Yolland. “Tidak apa-apa kebetulan sedang ingin menonton TV saja” balas Valeno. “Kapten sedang menonton apa?” tanya Yolland sambil menghampiri Valeno. “Acara talkshow bintang tamunya seorang atlit Judo” jawab Valeno. “Bobi Gusti Purnama” ucap Yolland membaca nama atlit judo tersebut ketika namanya ditampilkan di layar TV. “Bagaimana menurutmu?” tanya Valeno tiba-tiba. “Menurutku? Maksud kapten apa?” Yolland balik bertanya karena bingung. “Iya itu Bobi. Dia adalah seorang atlit Judo yang sudah diakui diseluruh dunia. Dia sudah berkali-kali memenangkan mendali emas dan mengharumkan nama bangsa ini” ucap Valeno. Sepertinya Yolland masih belum mengerti maksud dari ucapan Valeno “Terus memangnya kenapa?” tanyanya bingung. “Dari semua penjelasan itu, Saya rasa dia mempunyai ketahanan fisik yang sangat baik. Jadi sepertinya dia bisa memenuhi standar untuk pemasangan chip. Bagaimana menurutmu?” jelas Valeno. “Apa?” balas Yolland kaget.
“Jadi kapten bermaksud untuk memasangkan chip ditubuhnya?” ucap Yolland lagi. “Iya. Anggota SS kan tidak perlu harus dari pihak kepolisian atau pihak militer lainnya. Dari berbagai kalangan pun tidak apa-apa asal memenuhi syarat” jelas Valeno. “Bukan itu masalahnya kapten” balas Yolland. “Lalu apa?” tanya Valeno. “Memangnya kapten tahu cara menemui dia? Dan apa kapten yakin dia mau? Lalu apa kapten juga yakin dia bisa jaga rahasia?” jawab Yolland. “Semua pertanyaanmu itu bisa dijawab dengan mudah asalkan kamu bersedia untuk melakukan pemasangan chip” jawab Valeno dengan tenang. “Tapi aku tidak yakin kalau orang itu bisa dipercaya. Liat saja wajahnya tidak meyakinkan” balas Yolland. “Menurutku kamu hanya mencari-cari alasan agar tidak melakukan pemasangan chip itu. Benar?” balas Valeno. Yolland langsung menundukan kepalanya dan terdiam mendengar ucapan Valeno. “Yolland kamu tahu kan kita tidak punya banyak waktu lagi. Sampai kapan kamu akan terus ragu. Kamu tidak mau kedatangan kita kesini sia-sia kan?” ucap Valeno lagi. “Tentu saja tidak. Aku tidak mau perjalanan panjang kita ke sini menjadi sia-sia” balas Yolland. “Kalau begitu segeralah hilangkan rasa ragumu agar kita bisa bergerak maju. Mengerti?” ucap Valeno. “Baiklah kapten aku mengerti” jawab Yolland pelan. “Oh iya nanti malam kan malam pergantian tahun. Bagaimana kalau kita merayakannya? Itung-itung sambil menyemangati dirimu” tanya Valeno. Yolland hanya menganggukan kepalanya tanda setuju.
“Kalau begitu kamu yang membeli makanannya ya?” tanya Valeno lagi. “Kenapa aku?” Yolland balik bertanya. “Saya sedang ada urusan dan saya tidak melihat Darma dari tadi. Saya coba menghubungi handphonenya tapi tidak dijawab. Kamu tidak mau kalau Kiky dan Farhan yang membelinya kan?” jelas Valeno. Yolland mengehela nafasnya “Baiklah kalau begitu nanti sore aku akan membeli bahan-bahannya” jawab Yolland lemas. “Kita akan makan apa?” tanyanya. “Yang mudah saja biar tidak repot. Bagaimana kalau kita barbeque-an saja. Kamu tidak perlu membeli banyak bahan” jawab Valeno. “Baiklah aku mengerti” balas Yolland.
Hari itu Yolland menghabiskan waktunya di lab. Namun, semua hal yang dikerjakannya tidak ada yang benar karena dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi. Keinginan Valeno untuk mengajak atlit Judo itu menjadi anggota SS, mimpi buruk tentang kematian yang diakibatkan karena kegagalan saat pemasangan chip dan juga mimpi aneh semalam, semua hal itu terus menghantui pikirannya sehingga mengganggu konsentrasinya dan pekerjaannya.
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 17:00, “Waktunya membeli bahan-bahan” gumamnya. Kemudian Yolland melepas jas labnya dan menyampirkannya di gantungan yang ada di ruangan itu. Setelah itu dia keluar lab dan bersiap-siap untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk nanti malam. Selesai siap-siap, dia keluar rumah dan menuju pasar traditional yang tempatnya lumayan jauh dari markas.

Sesampainya di pasar Yolland tidak menyangka kalau pasar itu ternyata penuh dengan pembeli. Dia terlihat kesusahan untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan karena ternyata pasar tersebut sangat penuh. Dia harus berdesak-desakan dengan para pembeli yang lain untuk mendapatkan bahan yang dia inginkan. Akhirnya setelah dua jam bersusah payah berebutan bahan dengan pembeli yang lain, dia mendapatkan juga seluruh bahan yang dibutuhkan untuk barbeque nanti malam. Dia sangat kelelahan setelah beradu badan dengan para pembeli itu. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ketaman yang berada tidak jauh dari pasar traditional itu. Sebelumnya dia mampir terlebih dahulu ke mini market untuk membeli minuman. Setelah itu dia pergi ke taman.

Wednesday, 4 November 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 11 PART 3

Dua hari berlalu tetapi Raka belum menunjukan tanda-tanda kalau dia akan sadar, namun kondisinya sudah semakin membaik dari hari ke hari. Warna ungu ditubuhnya sudah hampir menghilang, detak jantungnya sudah semakin stabil, suhu tubuh dan yang lainnya sudah semakin mengindikasikan kembali normal. Tetapi Romie masih mengkhawatirkan kondisi sahabatnya itu karena itu dia memutuskan untuk sementara waktu dia akan tinggal di rumah Valeno sampai dia melihat Raka sudah sadar dan dengan keadaan yang baik-baik saja.
Hari itu jam sudah menunjukan pukul 19:00 WIB. Yolland sedang berada di labnya memeriksa kondisi Raka seperti biasa setelah itu dia menuju komputernya. Dia mengotak-atik komputernya. Tak lama Valeno masuk ke dalam lab. “Sepertinya kau sibuk sekali? Sedang apa?” tanyanya. “Ah tidak. Aku ingin mengupgrade peralatan kita tapi masih banyak sekali masalah yang muncul” jawab Yolland. “Bersabarlah, lakukan semuanya dengan tenang, tidak perlu terburu-buru. Kalau terburu-buru nanti hasilnya tidak akan maksimal juga” ucap Valeno menasehati. “Baik kapten” balas Yolland mulai menenangkan diri. “Tapi kenapa kamu mendadak ingin mengupgrade peralatan kita?” tanya Valeno. “Setelah melihat kedatangan Ricky aku jadi mulai khawatir kalau kita malah akan membahayakan nyawa Raka lagi karena itu aku berpikir untuk memperkuat peralatan kita agar seluruh anggota kita bisa bisa seimbang melawan mereka” jawab Yolland. “Oh begitu” ucap Valeno menanggapi. “Tapi kapten aku masih penasaran bagaimana bisa mereka berada disini? Rencana kita ini seharusnya tidak ada yang tahu?” tanya Yolland penasaran. “Aku sendiri belum tahu. Masih banyak informasi yang belum kita ketahui. Jadi semuanya masih misteri” jawab Valeno. “Apa jangan-jangan ketua sudah tertangkap?” tanya Yolland menerka. “Ada kemungkinan seperti itu. Tapi saya tidak terlalu yakin kalau ketua akan bisa ditangkap semudah itu. Kamu tau sendiri bagaimana kekuatan ketua” balas Valeno. “Benar juga” balas Yolland. “Kita hanya bisa berharap kalau ketua baik-baik saja. Selebihnya kita disini harus tetap berjuang agar rencana kita kesini berhasil” ucap Valeno lagi.
“Baiklah aku akan sekuat tenaga untuk mencari cara agar peralatan kita bisa diupgrade” balas Yolland. “Bagus. Semangat yang bagus. Tapi sepertinya ada hal yang lebih penting saat ini daripada mengupgrade perlatan kita” ucap Valeno. “Apa itu?” tanya Yolland penasaran. “Apa kamu lupa kita masih mempunyai tiga alat lagi yang belum ada pemiliknya? Sepertinya saat ini mencari orang yang bisa menggunakan tiga alat lainnya adalah prioritas utama kita dibandingkan mengupgrade peralatan kita” jawab Valeno. “Soal itu…” ucap Yolland ragu. “Apa kamu masih ragu?” tanya Valeno lagi. “Begitulah” balas Yolland. “Sepertinya saat ini bukan lagi waktu yang tepat untuk memiliki rasa keraguan. Kamu tahu musuh kita sudah mengetahui rencana kita dan mereka satu-persatu sudah mulai menampakan diri mereka. Jadi menurutku sudah saatnya kamu menghilangkan keraguanmu dan harus mulai memunculkan keyakinanmu” jelas Valeno. “Tapi aku masih merasa trauma dengan kejadian di markas besar” balas Yolland. “Apa kamu lupa kalau kemarin kamu memasangkan chip kedalam tubuh Romie dan itu berhasil?” tanya Valeno. Yolland menggelengkan kepalanya “Tidak. Aku masih ingat” jawab Yolland. “Kalau begitu seharusnya sekarang yang perlu kamu lakukan adalah mencari tahu kenapa chip itu berhasil dimasukan kedalam tubuh Raka dan Romie tetapi chip itu gagal dimasukan kedalam tubuh lima anggota polisi lainnya, daripada kamu terus berkutat dengan traumamu yang menurutku tidak akan menghasilkan apa-apa” ucap Valeno menasehati. “Baiklah kapten aku mengerti” balas Yolland dengan suara pelan. “Bagus” ucap Valeno lagi dengan tersenyum.
Ketika Valeno dan Yolland melanjutkan perbincangan mereka tiba-tiba Raka membuka matanya. Lalu dia mencoba untuk bangun. Valeno yang melihat Raka bangkit langsung memberitahu Yolland “Yolland, Raka” ucapnya. “Raka? Ada apa dengan Raka?” tanya Yolland yang langsung membalikan badanya melihat ke ruang tempat Raka tertidur. Melihat Raka yang berusaha membangunkan dirinya Valeno dan Yolland langsung berlari masuk ke dalam ruang kaca tersebut. “Raka. Kamu sudah sadar” ucap Yolland senang. “Aku kenapa? Dan dimana ini?” tanya Raka yang masih bingung dengan apa yang terjadi dan berusaha untuk mengingat semuanya. “Kamu ada di dalam lab. Kamu tidak sadarkan diri selama tiga hari setelah kamu terkena racun” jelas Yolland. “Racun?” ucap Raka sambil terus mencoba mengingat. Tak lama dia mulai ingat kejadian saat dia melawan Ricky. “Aku ingat sekarang” ucapnya kemudian dia langsung teringat dengan sahabatnya. “Romie? Bagaimana dengan Romie? Apa dia baik-baik saja?” tanyanya dengan nada khawatir. “Tenang saja Raka. Romie baik-baik saja dia dalam keadaan sehat. Bahkan kamu bisa kembali sadar seperti ini semua berkat dia dengan bantuan Kiky dan Farhan” jawab Valeno tersenyum. Raka langsung mengehela nafasnya lega mendengar ucapan Valeno.
“Apa kamu baik-baik saja? Apa ada yang sakit?” tanya Yolland. “Aku baik-baik saja. Hanya kepalaku saja terasa sedikit pusing” jawab Raka. “Mungkin itu efek karena kamu tertidur selama tiga hari” balas Yolland. “Kalau begitu bagaimana kalau sekarang kita keluar dan memberi tahu semuanya kalau kamu sudah sadar” ucap Valeno. Yolland mengangguk tanda setuju. Lalu mereka bertiga pun keluar lab.
Saat keluar dari ruangan lab kebetulan Kiky sedang melintas disitu. “Kaka Raka sudah sadar?? Syukurlah” tanyanya dengan nada girang ketika melihat Raka keluar dari ruang lab. “Begitulah” jawab Raka sambil tersenyum. “Yolland bilang kalau kamu membantu Romie untuk menyembuhkan aku. Jadi aku ingin mengucapakan terimakasih banyak ya Kiky dan maaf kalau jadi merepotkan kamu” tambah Raka lagi. “Sama-sama kak. Ah tidak koq kak, aku sama sekali tidak merasa direpotkan. Kita kan sama-sama anggota SS jadi sudah sewajarnya sesama anggota saling membantu. Iya kan?” balas Kiky. Raka tersenyum mendengar ucapan Kiky. “Kamu memang gadis yang sangat baik” ucap Raka. Kiky hanya tersenyum lalu dia meninggalkan Valeno, Yolland dan Raka dengan terburu-buru.
“Raka akhirnya kau sadar juga” ucap Darma tiba-tiba. Dia langsung datang setelah mendengar ribut-ribut di depan pintu masuk lab. “Begitulah” jawab Raka. “Kau baik-baik saja kan?” tanya Darma. “Iya aku tidak apa-apa hanya kepalaku masih sedikit sakit” jawab Raka. “Kakak ayo sini” tiba-tiba terdengar suara Kiky yang sedang memaksa Farhan keluar dari kamarnya untuk melihat Raka. “Ada apa sih Kiky?” tanya Farhan malas. “Itu lihat siapa yang sudah sadar” ucap Kiky setelah sampai di depan pintu lab sambil melihat ke arah Raka. Kemudian Farhan melihat Raka “Oh kau sudah sadar. Bagus lah” ucap Farhan dengan nada datar lalu dia membalikan badannya berniat kembali ke kamarnya. Suasana di situ pun jadi terasa canggung dengan respon yang diberikan oleh Farhan. “Kakak jangan begitu. Kakak Raka kan sudah sadar itu tandanya petualangan kita kemarin di hutan tidak sia-sia seharusnya kakak ikut senang” ucap Kiky yang mulai kesal dengan kelakuan kakaknya. “Iya-iya aku mengerti” balas Farhan malas lalu mulai berjalan. “Farhan sebentar” ucap Raka tiba-tiba. Farhan pun menghentikan langkahnya lalu berbalik. “Ada apa?” ucapnya datar. “Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih. Karena bantuanmu aku bisa sembuh. Terima kasih ya Farhan” ucap Raka dengan ramah. “Jangan geer. Aku kesana karena Kiky kesana bukan karena kau” balas Farhan singkat. “Haha…. Iya apapun itu alasannya aku benar-benar berterima kasih” balas Raka lagi. Farhan pun tidak membalas lalu dia berjalan kembali ke kamarnya. Tiba-tiba terdengar suara pagar yang terbuka. “Sepertinya itu Romie” ucap Yolland. “Ayo kita ke depan dia pasti sangat senang melihat kamu sudah sadar karena dia sangat mengkhawatirkanmu selama kamu pingsan” ucap Valeno. Lalu mereka pun langsung menuju ke ruang depan.
Ketika Romie membuka pintu masuk dia kaget melihat sahabatnya yang sudah berdiri dengan wajah tersenyum. “Halo Rom” ucap Raka dengan agak canggung. “KAU!!!” ucap Romie dengan nada marah dan langsung berjalan dengan cepat menuju ke arah Raka. “Ada apa Rom?” tanya Raka kaget melihat reaksi Romie. Setelah Romie mendekati Raka dia mengepalkan tangannya dan menonjok Raka tepat diwajahnya. Raka pun tersungkur jatuh menerima tonjokan Romie dan merintih kesakitan sambil memegang wajahnya yang sakit. “Romie kamu ken…” ucap Yolland yang langsung berniat ingin menolong Raka. Tetapi belum sempat Yolland melangkah dan menyelesaikan kalimatnya Valeno sudah menahannya dengan merentangkan tangannya didepan tubuh Yolland. Kemudian Valeno menggelengkan kepalanya. Yolland pun langsung mengurungkan niatnya untuk menolong Raka.
“Kau… berapa kali lagi kau mau bermain-main dengan nyawamu dan membuat semua orang khawatir? Hah?” ucap Romie dengan suara yang keras. “Sekali lagi kau bermain-main dengan nyawamu. Aku berjanji aku sendiri yang akan mencabut nyawamu” tambahnya sambil memperlihatkan tangan kanannya yang masih terkepal. “Kau ini berbicara seperti itu, tapi kau sendiri memukul orang yang baru saja sadar. Kau mau membuatku pingsan lagi?” balas Raka masih sambil memegangi wajahnya yang kesakitan. Lalu Romie mendekati Raka dan mengulurkan tangannya untuk membantu Raka berdiri. Raka menerima uluran tangan Romie kemudian dia berdiri. Setelah itu Romie langsung merangkul Raka tanpa melepaskan tangannya “Aku senang melihat kau akhirnya sadar juga” ucap Romie dengan  nada pelan. “Kau ini, aku makin bingung dengan kelakuanmu. Tadi kau marah-marah lalu memukulku terus membantuku bangun terus sekarang mengatakan kalau kau senang melihatku sadar. Kau ini sebenarnya kenapa?” balas Raka. Romie hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu. “Maafkan aku kawan karena sudah merepotkanmu dan membuatmu khawatir” tambahnya. “Kau memang selalu merepotkan jadi aku sudah terbiasa” gurau Romie. Lalu mereka berdua tersenyum senang. Valeno, Yolland, Kiky dan Darma pun ikut tersenyum senang melihat drama yang dilakukan oleh Raka dan Romie. Suasana diruangan itupun berubah menjadi ceria.

“Baiklah kalau begitu semuanya sudah kembali seperti semula” ucap Valeno. “Dan kebetulan sekali semua anggota ada” tambahnya. “Kiky panggil kakakmu suruh kesini” perintahnya. “Baik” jawab Kiky yang langsung pergi kekamarnya untuk memanggil Farhan. “Yolland bawakan minuman untuk kita semua” perintahnya lagi kepada Yolland. Yolland pun mengangguk lalu dia pergi ke dapur dan mengambil lima buah kaleng minuman bersoda dan dua buah minuman kotak yang berisi susu dari kulkas. Tak lama Kiky kembali bersama dengan Farhan. Yolland pun datang dengan membawa minuman. Kemudian dia membagikan minuman bersoda kepada Valeno, Raka, Romie dan Darma dan memberikan minuman kotak yang berisi susu kepada Kiky dan Farhan. “Nah sekarang ayo kita bersulang untuk keberhasilan perjalanan Romie, Farhan dan Kiky ke hutan kemarin. Lalu sekarang untuk Raka yang sudah sadar” ucap Valeno. Mereka pun langsung bersulang dan meminum minuman mereka. “Oh iya satu hal lagi” ucap Valeno. Kemudian dia mendekati Romie dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Romie pun membalas jabatan tangan Valeno “Romie mulai hari ini kau adalah salah satu anggota SS. Selamat bergabung dengan kami” ucapnya dengan tersenyum. “Haha… iya terimakasih” balas Romie. Lalu mereka pun melanjutkan pesta kecil-kecilan yang mereka buat hingga larut malam.

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 11 PART 2

“Sesampainya di hutan kami langsung menuju gua dimana Goddes Leaf tumbuh” ucapnya memulai ceritanya. “Ketika kami memasuki gua, kami melihat ada seekor beruang yang meraung terus menerus. Lalu Kiky mendekati beruang tersebut. Ternyata beruang itu sedang terluka. Kemudian Kiky mengobati beruang itu. Setelah itu Kiky meminta beruang itu untuk menunjukan tempat Goddes Leaf tumbuh. Beruang itu pun menuruti permintaan Kiky. Dia menunjukan tempat dimana Goddes Leaf tumbuh. Lalu saya mengambil seluruh daun Goddes Leaf yang tumbuh disitu dan setelah itu kami keluar gua” Romie menghentikan ceritanya sejenak dan mengambil napas. Lalu dia melanjutkan lagi ceritanya. “Disaat kami berada di luar gua Ricky dan satu orang yang tak dikenal datang dan menyerang kami” ucapnya. “Siapa orang yang bersama Ricky itu?” tanya Yolland menyela cerita Romie. “Aku sendiri tidak tahu” jawab Romie. “Kiky dan Farhan juga tidak tahu?” tanya Yolland lagi. “Iya…” jawab Romie kemudian dia diam sejenak berpikir. “Tapi ada yang aneh” tambahnya. “Aneh bagaimana?” tanya Yolland penasaran. “Kiky sepertinya memang tidak tahu. Tapi sepertinya Farhan mengetahui orang itu. karena setelah dia melihat orang itu tiba-tiba saja dia marah” jawab Romie. “Marah?” sahut Yolland bertanya-tanya. “Kapten jangan-jangan orang itu…” ucap Yolland mulai menerka. “Kemungkinan memang dia” sahut Valeno. “Dia? Dia itu siapa?” tanya Romie bingung. “Nanti saja kami menceritakannya. Lanjutkan dulu ceritamu” balas Valeno. Romie pun melanjutkan ceritanya
“Saat bertarung melawan Ricky, dia berhasil mengambil tas Kiky yang berisi daun Goddes Leaf. Lalu dia memberikan tas tersebut kepada orang yang datang bersamanya dan setelah itu tas tersebut dihancurkan oleh orang itu. Selain itu Farhan tersabit belati Ricky. Setelah itu Kiky menangis hebat melihat kakaknya tidak berdaya dan tiba-tiba saja seluruh hewan penghuni hutan itu berdatangan ternasuk beruang yang diselamatkan Kiky tadi. Mereka datang seakan ingin membantu kami. Akhirnya Ricky dan orang itu melarikan diri setelah melihat kedatangan para hewan tersebut. Aku dan Kiky pun bingung harus bagaimana untuk menyelamatkan Farhan. Kiky sangat sedih karena dia tidak tahu harus melakukan apa untuk menolong Farhan. Setelah itu tiba-tiba saja beruang yang ditolong Kiky meraung-raung terus, lalu dia menghadap ke gua. Kiky merasa kalau beruang itu ingin menunjukkan sesuatu karena itu dia mengikuti beruang tersebut masuk ke dalam gua. Dan kalian tidak akan percaya dengan apa yang ada di dalam gua tersebut” ucap Romie membuat Yolland dan Valeno penasaran.
“Memangnya ada apa di dalam gua itu?” tanya Yolland. “Desa yang berada dibawah tanah” jawab Romie. Yolland pun terkejut dengan jawaban Romie. “Apa? Desa dibawah tanah? Bagaimana mungkin? Kamu tidak bercanda kan?” tanya Yolland yang tidak percaya dengan cerita Romie. “Aku tidak bercanda. Memang terdengar mustahil tapi desa itu benar-benar ada. Dibagian paling dalam gua itu terdapat sebuah pintu. Pintu itu yang menghubungkan gua tersebut dengan desa bawah tanah itu” jawab Romie. “Desa itu bisa terbentuk karena orang-orang yang selamat dari peristiwa penyebaran racun” lanjut Romie. “Maksudnya?” tanya Yolland lagi yang masih belum bisa percaya. Kemudian Romie menceritakan kisah terbentuknya desa dibawah tanah tersebut sesuai dengan apa yang diceritakan oleh Pak Krisna. Setelah mendengar kisah tersebut Yolland menjadi sedikit percaya. “Jadi begitu ceritanya” ucap Yolland setelah mendengar kisah terbentuknya desa bawah tanah itu.
“Lalu apa yang terjadi setelah kalian dibawa ke desa itu?” tanya Yolland. “Setelah kami berada di desa itu Pak Krisna membawa kami ke rumah ketua desa. Ketua desa itulah yang bisa membuat ramuan yang aku berikan kepada Raka. Awalnya ramuan itu diminumkan dahulu kepada Farhan dan ternyata berhasil karena itu aku langsung meminta ramuan yang sama untuk aku bawa pulang dan setelah mendapatkan ramuannya, aku dan Kiky langsung pulang. Itulah yang terjadi kemarin” Romie menyelesaikan ceritanya. “Jadi begitu” gumam Yolland setelah mendengar seluruh cerita dari Romie.
“Aku sudah menceritakan semua yang terjadi kemarin. Sekarang bisa kah kalian memberitahu aku siapa orang yang bersama Ricky itu? dan apa hubungannya dengan Farhan sampai membuatnya semarah itu?” tanya Romie penasaran. “Sebelumnya bisa kau beri tahu bagaimana ciri-ciri orang itu?” tanya Valeno. “Orang itu berkulit putih dengan tinggi kira-kira 180cm. Rambutnya cepak berwarna kuning khas orang luar barat. Dan dia tidak berbicara bahasa Indonesia melainkan bahasa Inggris” jawab Romie. ”Bagaimana dengan kekuatannya?” tanya Valeno lagi. “Dia menggunakan sarung tangan dan sepertinya sarung tangan itulah sumber kekuatannya sama seperti Raka hanya saja kalau Raka membuat es sedangkan dia membuat listrik elemen yang sama seperti Farhan.” jawab Romie. ”Sepertinya benar itu dia kapten” ucap Yolland menanggapi jawaban Romie. “Dia itu siapa?” tanya Romie. “Tapi sebelumnya maaf saya belum bisa menceritakan semuanya secara mendetail. Namanya Drainel Samuel Sutterberg, seseorang yang berkebangsaan Jerman dan karena dialah Farhan dan Kiky kehilangan orang tua mereka” jawab Valeno. Romie kaget mendengar jawaban Valeno “Kehilangan orang tua? Maksudnya dia membunuh orang tua Farhan dan Kiky? Tapi kemarin Kiky menceritakan kalau orangtuanya meninggal karena sebuah bencana?” tanya Romie yang kebingungan.

“Tidak, orang tua mereka bukan meninggal karena sebuah bencana melainkan dibunuh oleh Sam” jawab Valeno. “Tetapi hanya Farhan yang mengetahui kalau Sam adalah pembunuh orang tuanya sedangkan Kiky masih tidak tahu. Itulah alasannya kenapa Farhan sangat marah ketika melihat Sam”  lanjut Valeno menjelaskan. “Jadi begitu ceritanya. Lalu apa alasannya dia membunuh orang tua Farhan dan Kiky?” tanya Romie lagi. “Maaf saya belum bisa menceritakan hal itu. Suatu saat kamu juga pasti akan tahu” jawab Valeno. “Baiklah” balas Romie mengerti. Tiba-tiba mereka mendengar suara pintu yang terbuka. Ternyata itu Farhan yang sudah bangun. Dia nampak baik-baik saja. Lalu dia menghampiri Valeno, Yolland dan Romie. “Farhan bagaimana kondisimu?” tanya Valeno. “Aku baik-baik saja” jawab Farhan datar. Lalu dia melihat ke arah Romie. “Terimakasih” ucapnya malu-malu. “Eh? Untuk apa?” tanya Romie balik. “Untuk semua hal yang sudah kau lakukan kemarin” jawab Farhan lalu dia pergi meninggalkan mereka. Valeno dan Yolland tersenyum dengan tingkah Farhan sedangkan Romie kebingungan dengan kelakuan Farhan itu. Menurutnya sedikit aneh kata terimakasih keluar dari mulut Farhan. “Ada satu hal yang perlu kamu tahu” ucap Yolland tersenyum. “Apa itu?” tanya Romie. “Farhan tidak pernah mengucapkan terimakasih kepada sembarang orang. Kalau sampai dia mengucapkan terimakasih berarti dia menghormati orang tersebut” jelas Yolland. “Haha…” balas Romie canggung karena bingung mau membalas apa. Percakapan pun berlanjut membahas berbagai macam hal.

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 11 PART 1

Chapter 11
“Raka Sadar Kembali”

Sesampainya di Markas Besar Kepolisian, terlihat Valeno dan Jendral sudah siap menyambut kedatangan mereka. Setelah helikopter mendarat mereka pun keluar dan langsung menghampiri Valeno dan Jendral. “Kalian mendapatkan daunnya?” tanya Jendral. Kemudian Valeno melihat Romie menggendong Farhan. “Farhan kenapa?” tanya Valeno. “Ceritanya panjang” jawab Romie. “Nanti saja saya ceritanya lebih baik sekarang kita kembali ke markas dan cepat mengobati Raka” tambahnya lagi. Valeno dan Jendral pun mengerti lalu mereka segera ke mobil dan langsung meluncur menuju markas SS.
Setelah sampai di markas pertanyaan yang sama dilontarkan pula oleh Yolland ketika melihat Romie dan Kiky datang. Tapi Romie menjawab persis sama saat Jendral dan Valeno bertanya sebelumnya. Lalu Romie membawa Farhan ke kamarnya dan menidurkan Farhan dikasurnya. Kemudian dia keluar kamar. “Bagaimana keadaan Raka?” tanya Romie setelah dia berada di luar kamar Farhan. “Dia semakin parah kalau tidak cepat-cepat ditangani bisa berbahaya” jawab Yolland. Mereka pun langsung menuju lab tempat Raka berada. Romie melihat setengah tubuh Raka sudah berwarna ungu dengan nafas yang sangat tidak beraturan. “Kami tidak mendapatkan daunnya karena kami diserang” ucap Romie. Semua orang diruangan itu kaget “Kalian diserang oleh siapa?” tanya Yolland. “Ricky dan satu orang yang tidak kami kenal” jawab Romie. Tapi sebagai gantinya kami membawa ini” ucap Romie sambil menunjukan botol kecil yang berisi ramuan. “Apa ini?” tanya Yolland. “Ini adalah ramuan yang mempunyai khasiat yang sama seperti Goddes Leaf. Kami mendapatkannya di desa yang ada di sekitar hutan itu” ucap Romie. “Apa kamu yakin ramuan itu aman?” tanya Yolland lagi. “Sebenarnya cara kerja ramuan ini tidak sama persis dengan Goddes Leaf. Ramuan ini memang bisa menyembuhkan beberap jenis racun tapi kalau racun didalam tubuh Raka lebih kuat daripada ramuan ini maka ramuan ini bukannya menyembuhkan Raka melainkan akan mempercepat racun tersebut untuk menyebar” jelas Romie. Semua orang disitu langsung tercengang dengan penjelasan Romie. Lalu mereka pun terdiam. “Tidak apa-apa minumkan saja” ucap Valeno tiba-tiba. “Lebih baik kita mencoba meminumkan ramuan itu daripada tidak sama sekali. Lagipula kalian mendapatkannya dengan susah payah kan? tidak mungkin kalau sekarang ramuan itu tidak jadi digunakan kan?” tambahnya lagi. “Kalau begitu segera minumkan air itu kepada Raka” ucap Yolland. Romie mengangguk kemudian dia meminumkan ramuan tersebut kepada Raka.
Setelah diminumkan ramuan tersebut, Raka menunjukan gejala yang sama seperti saat ramuan tersebut diminumkan kepada Farhan. Suhu tubuhnya mendadak naik, lalu tak lama normal lagi. Semua orang yang ada diruangan itu melihat Raka dengan perasaan berdebar-debar dan sangat cemas. Setelah itu raut wajah Raka berubah seperti sedang menahan rasa sakit. Setengah jam kemudian Romie dan Kiky merasa lega ketika melihat nafas Raka mulai teratur dan Warna ungu di tubuhnya mulai berkurang secara perlahan. “Apa Raka sudah tidak apa-apa?” tanya Yolland heran melihat Romie dan Kiky nampak lega. “Iya kakak. Racun di tubuh Kakak Raka sudah dinetralisir oleh ramuan itu” jawab Kiky sambil tersenyum. Kemudian seluruh orang di ruangan tersebut langsung bernafas lega setelah mendengar jawaban Kiky. “Sekarang yang perlu kita lakukan adalah menunggu Raka sampai dia sadar” ucap Romie.
Setelah itu semua orang keluar dari lab, membiarkan Raka beristirahat agar dia cepat pulih. “Jadi sebenarnya apa yang terjadi disana? Apa yang terjadi dengan Farhan? Bagaimana kau bisa mendapatkan ramuan itu? Lalu apa Goddes Leaf itu memang tidak ada?” rentetan pertanyaan yang diajukan oleh Yolland yang sangat penasaran dengan apa yang terjadi di hutan itu. “Yolland” sela Valeno sebelum Romie sempat menjawab. “Sepertinya Romie dan Kiky sangat kelelahan. Lagipula ini sudah sangat larut, biarkan mereka beristirahat terlebih dahulu. Besok barulah kamu minta mereka bercerita” ucap Valeno. Yolland langsung terdiam setelah mendengar ucapan Valeno “Baiklah aku mengerti” balasnya. “Kalau begitu saya pulang dulu” ucap Romie berpamitan. “Sekarang sudah jam dua pagi. Lebih baik malam ini kamu tidur disini saja. Kebetulan saya sudah menyiapkan kamar untuk Raka. Tapi karena Raka sedang di lab, ruangan itu tidak terpakai. Jadi kamu bisa gunakan ruangan itu untuk tidur. Bagaimana?” ucap Valeno. “Baiklah kalau begitu saya akan tidur disini malam ini” balas Romie. “Darma pinjamkan Romie bajumu untuk ganti” perintah Valeno kepada Darma. Darma pun mengerti kemudian dia masuk ke kamarnya. Tak lama dia keluar dari kamar dengan membawa celana pendek dan kaos. Lalu dia memberikan celana dan kaos itu kepada Romie.
Romie mengambil kaos dan celana pendek tersebut lalu dia masuk kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Setelah itu dia masuk ke ruangan yang Valeno sediakan untuk Raka. Lalu dia merebahkan tubuhnya di kasur. Dia mengingat kembali segala hal yang terjadi hari itu. Dia tidak pernah menyangka kalau dia akan mengalami hal seperti itu di dalam hidupnya. Dari mulai memasang chip yang sebelumnya sangat tidak diinginkannya. Lalu pergi kehutan dan bertarung melawan Ricky dan sosok tak dikenal yang membuatnya kehilangan satu-satunya daun yang bisa menyembuhkan sahabatnya. Lalu bertemu Toru, seekor beruang yang berwajah seram dengan bulu hitam diseluruh tubuhnya membuat dirinya semakin terlihat seram. Namun dibalik keseramannya itu dia adalah hewan yang sangat baik karena Torulah dia bisa mendapatkan jalan lain untuk menyembuhkan Raka. Dan yang paling membuatnya takjub adalah sebuah desa yang berada dibawah tanah. Desa yang tak mungkin terpikirkan oleh siapapun. Desa yang benar-benar unik menurutnya. Hari itu benar-benar melelahkan baginya. Tubuhnya terasa sangat pegal. Tak lama Romie pun tertidur karena dia benar-benar sangat kelelahan.
Keesokan harinya Romie terbangun dari tidurnya. Dia mengambil handphonenya, dilihatnya jam sudah menunjukan pukul 08.00 pagi. Lalu Dia membangkitkan tubuhnya dan duduk dipinggiran kasur. Tubuhnya masih sedikit terasa pegal-pegal akibat perjalanan yang kemarin dilakukannya. Kemudian dia diam sejenak untuk mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya. Setelah itu dia keluar kamar. Dia tidak melihat siapapun diruang utama. Lalu dia menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar membuatnya merasa lebih segar. Setelah itu dia menuju ke dapur mengambil minum. Diteguknya beberapa gelas air putih. Kemudian dia bingung mau melakukan apa. Dia heran rumah ini sangat sepi sekali “Kemana penghuni rumah ini” pikirnya. Setelah itu dia menuju lab untuk melihat kondisi Raka.
“Kau sudah bangun” ucap Yolland ketika dia melihat Romie masuk ke dalam lab. “Kamu ada disini rupanya” balas Romie. “Kau mencariku? Ada apa?” tanya Yolland. “Oh tidak, aku hanya heran rumah ini begitu sepi seperti tidak ada penghuninya” jawab Romie. “Oh itu. Jam segini biasanya Valeno sedang duduk didepan rumah sambil membaca Koran. Kalau Darma pasti sedang lari pagi. Kalau Kiky dan Farhan sepertinya mereka masih tertidur dikamarnya” balas Yolland. “Hmm… lalu kau sendiri sedang apa?” tanya Romie penasaran. “Aku sedang memeriksa kondisi Raka” jawab Yolland. “Bagaimana keadaannya?” tanya Romie. “Kondisinya semakin membaik. Nafasnya sudah semakin normal begitupula dengan detak jantungnya. Dan kau bisa lihat sendiri warna ungu ditubuhnya sudah semakin berkurang” jelas Yolland. Romie sangat senang mendengar berita bagus tersebut. Kemudian dia menghampiri ruangan kaca dimana terdapat Raka didalamnya. Dilihatnya Raka dari luar kemudian dia tersenyum “Kau ini benar-benar, senang sekali membuat orang khawatir. Cepat sembuh sahabatku” ucapnya dalam hati. Tiba-tiba pintu lab terbuka. Ternyata Valeno yang muncul dari balik pintu tersebut.
“Kamu sudah bangun Rom” sapa Valeno. “Bagaimana? Sudah lebih enakan?” tanyanya. “Masih terasa pegal sedikit sih tapi sudah tidak apa-apa” jawab Romie. “Bagus kalau begitu. Bagaimana keadaan Raka, Yolland?” tanya Valeno kepada Yolland. “Kondisinya semakin membaik kapten” jawab Yolland. “Syukurlah” ucap Valeno lega. “Setidaknya masa-masa sulit sudah kita lewati” tambahnya. “Oh iya aku masih penasaran sebenarnya apa yang terjadi kemarin di hutan?” tanya Yolland kepada Romie. Romie pun mulai bercerita untuk menjawab pertanyaan Yolland. Valeno dan Yolland mendengarkan cerita Romie dengan seksama.

Friday, 30 October 2015

SPECIAL SQUAD - CHAPTER 10 PART 3

Romie memanjangkan kakinya ke depan dan melemaskan tubuhnya. Kiky masih memandangi Farhan dengan terus berharap agar kakanya cepat kembali seperti semula. “Saya penasaran bagaimana ada desa dibawah tanah seperti ini? Hal ini sangat unik dan tidak biasa” ucap Romie membuka pembicaraan. “Kalau kalian tahu tentang Tanaman Tuhan itu, kalian pasti tahu cerita yang menyelimuti tanaman tersebut” jawab Pak Krisna mulai bercerita. “Maksud bapak peristiwa racun yang menyebar disebuah desa dan mengakibatkan seluruh penduduk desanya meninggal?” ucap Romie menanggapi jawaban pak Krisna. “Iya betul” jawab Pak Krisna. “Tapi sebenarnya tidak semua penduduknya meninggal. Beberapa penduduk selamat setelah memakan tanaman tersebut” balas Pak Krisna. “Bukankah pada akhirnya para warga yang selamat itu meninggal juga setelah dua minggu berlalu?” tanya Kiky yang mulai tertarik dengan obrolan Romie dan Pak Krisna. “Tidak. Para warga yang selamat itu tidak meninggal. Para warga itu tetap hidup dan merekalah yang membuat desa ini” jawab Pak Krisna. Romie dan Kiky terlihat sangat terkejut dengan jawaban Pak Krisna. “Apa? Jadi desa ini dibuat oleh orang-orang yang selamat tersebut. Tapi kenapa? Kenapa mereka membuat desa ini?” tanya Kiky penasaran.
“Jadi ceritanya seminggu setelah kejadian itu, ada kabar angin yang mengatakan kalau perusahaan tersebut akan menyebarkan racun lagi di desa kami. Namun, Racun yang akan disebarkan bukanlah racun yang seperti sebelumnya. Racun yang akan disebarkan lebih kuat dari yang sebelumnya. Para warga pun jadi panik dengan adanya berita tersebut. Lalu mereka mencari cara untuk menyelamatkan diri mereka. Akhirnya mereka sepakat untuk pergi meninggalkan desa. Lalu mereka pergi ke hutan ini. Pada awalnya mereka masih bingung akan tinggal dimana. Mereka hanya berkemah di hutan ini dengan bahan-bahan seadanya dan mengandalkan yang ada di hutan ini untuk bertahan hidup. Sampai akhirnya saat mereka sedang mencari makan, salah seorang dari mereka tidak sengaja menemukan gua ini. Lalu mereka memeriksa gua ini apakah gua ini bisa digunakan untuk tempat tinggal atau tidak. Pada saat mereka memeriksa gua ini mereka menemukan Toru dengan kondisi yang sangat kritis. Tubuhnya terluka dimana-mana. Orang-orang dari desa kami dari dulu sudah pandai membuat ramuan herbal untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Kemudian para warga itu membuat ramuan untuk mengobati Toru. Dan akhirnya Toru pun sembuh dengan ramuan yang dibuat oleh para warga. Setelah itu para warga dan Toru menjadi sahabat dan akhirnya para warga tinggal di dalam gua yang dihuni oleh Toru” cerita dari Pak Krisna. Romie dan Kiky mendengarkan cerita Pak Krisna dengan seksama.
“Seminggu kemudian mereka mendengar ribut-ribut di dalam hutan. Salah seorang dari warga mencoba memeriksa keributan tersebut. Ternyata keributan itu berasal dari orang-orang perusahaan yang mencari para warga yang selamat. Para warga pun panik karena takut mereka akan ditemukan. Akhirnya mereka bersembunyi dibagian paling dalam gua ini dan berharap kalau orang-orang itu tidak akan menemukan mereka. Ternyata orang-orang itu menemukan gua ini. Lalu mereka mencoba memeriksa gua ini. Namun ketika akan memasuki gua ini, Toru menghadang mereka dan menyerang mereka. Orang-orang dari perusahaan itu pun langsung kabur karena ketakutan dan para warga pun selamat. Mereka sangat berterima kasih kepada Toru karena Torulah hidup mereka terselamatkan. Tak berapa lama setelah kejadian itu, mereka berpikir kalau tidak mungkin mereka terus hidup didalam gua seperti itu. Mereka membutuhkan rumah masing-masing. Akan tetapi tidak mungkin kalau harus kembali ke desa. Lalu salah seorang dari mereka mempunyai ide untuk membuat desa bawah tanah ini. Pada awalnya mereka berpikir itu adalah hal yang mustahil. Tetapi karena tidak ada pilihan lain akhirnya mereka tetap mencoba dan ternyata mereka berhasil membuat desa bawah tanah ini. Kemudian mereka memelihara Toru agar gua ini ada yang menjaga dan tidak ada yang mencurigai keberadaan desa ini” ucap Pak Krisna menyelesaikan ceritanya.
“Jadi begitu ceritanya. Orang-orang yang selamat itu ternyata tidak meninggal dan malah membuat desa ini” ucap Kiky dengan penuh kekaguman. “Jadi itu juga alasannya, ketua dengan yakin mengatakan kalau tanaman itu bisa menetralkan berbagai jenis racun tanpa terkecuali” ujar Romie. “Bukan hanya itu saja. Tapi ketua adalah salah satu dari orang-orang yang selamat itu dan dia juga orang yang tanpa sengaja memakan tanaman itu” ucap Pak Krisna. “Apa?” ucap Kiky kaget. “Kakek itu salah satu orang yang selamat. Kejadian itu kalau tidak salah terjadi sekitar lima puluh tahun yang lalu. Umur Kakek itu berapa tahun?” tanya Kiky. “Ketua berumur delapan puluh tahun” balas Pak Krisna. Kiky pun terdiam dengan pikiran-pikirannya. “Lalu apa jumlah warga yang ada didesa ini memang hanya sedikit?” tanya Romie. “Pada awalnya tidak. Ada sekitar dua puluh keluarga di desa ini sebelumnya. Akan tetapi banyak para remaja yang pergi ke kota untuk meraih cita-cita mereka jadi mereka meninggalkan desa ini. Dan akhirnya warga di desa ini hanya tersisa sembilan keluarga saja” jawab Pak Krisna. “Oh begitu” sahut Romie.
Mereka pun terus berbincang-bincang banyak hal. Satu jam kemudian kakek yang ternyata ketua desa itu masuk ke dalam rumah dengan membawa sebuah botol. “Sepertinya kalian asik sekali” ucap kakek itu dengan suara pelan. “haha… begitulah” jawab Romie. “Apakah ramuanya sudah selesai?” tanya Romie. “Sudah… ramuannya sudah jadi, ada didalam botol ini” jawab ketua desa itu. Romie senang mendengar hal itu. Kemudian ketua desa itu memberikan botol tersebut kepada Romie. “Terima kasih banyak pak. Saya tidak tahu harus membalas kebaikan kalian bagaimana” ucap Romie. “Ah tidak perlu. Saya senang kalau ramuan saya bisa menolong orang. Jadi kemampuan saya tidak sia-sia” balas ketua desa sambil tersenyum. “Saya juga ingin mengucapkan terima kasih karena kakek sudah menolong kaka saya. Saya tidak tahu harus bagaimana kalau sampai kakak saya meninggalkan saya” ucap Kiky. “Itu sudah menjadi kewajiban kakek untuk menolong gadis cantik, baik, pintar dan juga pemberani sepertimu” balas kakek itu tersenyum.
“Kalau begitu kami harus segera kembali” ucap Romie. “Loh… kalian beristirahat dulu saja disini. Besok pagi baru kembali” ucap Pak Krisna. “Kami sangat ingin sekali tapi kami tidak bisa karena teman kami kondisinya sudah sangat kritis dan kalau sampai terlambat disembuhkan dia akan meninggal. Kami hanya mempunyai waktu sampai besok pagi karena itu kami harus segera kembali” balas Romie. “Oh begitu. Bagaimana cara kalian kembali?” tanya Pak Krisna lagi. “Kami harus ke lapangan luas yang ada didekat hutan ini. Nanti kami akan menghubungi teman kami untuk menjemput kami dengan helikopter” jawab Romie. “Oh begitu. Kalau begitu akan saya antarkan karena sekarang sudah sangat gelap dan akan berbahaya kalau kalian jalan sendirian di dalam hutan itu” ucap Pak Krisna. “Terimakasih sekali pak” ucap Romie. “Oh iya adik ini tidak boleh bergerak dahulu sampai besok karena tubuhnya sangat lemah sekali. Dia akan kembali normal esok hari” ucap ketua desa. “Baik. Saya mengerti” balas Romie.
Mereka pun bersiap-siap pulang. Setelah seluruh persiapan selesai mereka berpamitan kepada Ketua Desa itu dan berangkat. Ketika berjalan menuju gua warga sekitar masih saja berbisik-bisik saat mereka melihat Romie, Kiky dan Farhan. Namun Romie dan Kiky tidak terlalu memperdulikan bisikan para warga. Mereka terus berjalan menuju pintu keluar. Setelah keluar dari pintu terlihat Toru masih berada di depan pintu menunggu kedatangan mereka. Kiky pun menghampiri Toru. “Terimakasih banyak Toru. Karena kamulah kakaku jadi tertolong. Kalau kamu tidak membawaku kemari aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kakaku. Aku sangat berterimakasih” ucap Kiky sambil memeluk Toru. Toru hanya meraung lalu menjilati wajah Kiky. “Semoga kita akan bertemu lagi. Aku sangat menyayangimu” ucap Kiky. Kemudian Kiky melepaskan pelukannya dan berjalan pergi meninggalkan Toru sambil melambaikan tangannya kepada Toru. Toru hanya diam melihat lambaian tangan Kiky.
“Tapi bagaimana bisa Toru membawa kita kesana ya?” tanya Romie heran. “Mungkin karena alat ini” jawab Kiky sambil menunjuk boneka beruangnya. “Maksudmu?” tanya Romie lagi. “Saat aku ingin berbicara dengan Toru ketika dia meraung-raung terus, aku lihat kalau alatku ini ternyata masih aktif. Jadi sepertinya Toru mendengar semua yang aku ucapkan karena itulah dia membawa kita ke desa itu” jawab Kiky. “Aku semakin senang dengan alat ini dan merasa sangat beruntung karena kakaku membuatkan alat ini. Kakaku memang hebat” ucap Kiky lagi. Romie hanya tersenyum mendengar ucapan Kiky. “Kalian sedang membicarakan apa?” tanya Pak Krisna yang tidak mengerti dengan obrolan Romie dan Kiky. “Ah tidak pak. Bukan apa-apa. haha” jawab Romie. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju lapangan luas yang berada dekat hutan tersebut.

Satu jam lamanya mereka menempuh perjalanan tersebut. Lebih cepat daripada saat mereka datang. Akhirnya mereka sampai di lapangan luas yang mereka tuju. “Akhirnya sampai juga” ucap Kiky lega. Romie segera menelpon Jendral. Setelah itu dia menghampiri Pak Krisna. “Bapak kembali saja pak. Kami sudah tidak apa-apa. Lagi pula ini sudah sangat malam” ucap Romie. “Baiklah kalau begitu saya langsung kembali saja” balas Pak Krisna. “Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas seluruh bantuan bapak. Maaf kami tidak bisa memberikan apa-apa” ucap Romie. “Tidak apa-apa. Saya juga senang bisa membantu. Semoga adik itu dan teman kamu cepat sembuh” balas Pak Krisna. “Iya pak terima kasih” balas Romie. Kemudian Pak Krisna pun meninggalkan Romie dan Kiky kembali ke desanya. Tiga jam kemudian helikopter yang menjemput mereka datang. Romie dan Kiky langsung masuk ke dalam helikopter dan mereka langsung kembali menuju Markas Besar Kepolisian.